Penanda Imperatif Berupa Kata
3.2 Penanda Imperatif Berupa Kata
Di dalam wacana khotbah Jumat dalam bahasa Jawa sering digunakan imperatif yang berupa kata. Imperatif ini berfungsi (1) perintah halus, (2) ajakan dan harapan, dan (3) larangan atau perintah. Untuk itu, perhatikan contoh berikut ini.
3.2.1 Penanda Imperatif Berupa Kata mangga ‘mari’
Di dalam wacana khotbah Jumat berbahasa Jawa ditemukan kalimat imperatif yang menggunakan kata mangga ‘mari’. Untuk itu, perhatikan contoh berikut.
(16) Mangga kita tansah usaha sak kuate tenaga lan pikiran kang netepi roso ajrih dateng ngersanipun Allah . ’Mari kita selalu berusaha sekuat tenaga dan pikiran yang membuat takut dihadapan Allah.’
(17) Mangga kita tansah berusaha ningkataken rasa taqwa dateng ngersanipun Allah kanti berusaha sekuat tenaga ngelampai sedoyo perintah-perintahipun Allah .’ ’Mari kita selalu berusaha meningkatkan taqwa terhadap Allah de- ngan berusaha sekuat tenaga melakukan semua perintah-perintah Allah.’
(18) Kita sedaya mangga nindakake dhawuhipun, anebihi sedaya laranganipun. ’Kita semua mari melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan- Nya’
Contoh (16)—(18) menggunakan imperatif mangga ‘mari’. Pada (16) imperatif itu menyatakan ‘ajakan untuk usaha dan takut kepada Allah’. Kalimat (17) imperatif mangga ‘mari’ menyatakan ‘ajakan untuk meningkatkan rasa taqwa dan menjalankan semua perintah Allah’. Adapun contoh (18), imperatif mangga ‘mari’ menyatakan ‘ajakan untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah’.
3.2.2 Penanda Imperatif Berupa Kata mugi ‘semoga’
Penanda imperatif harapan dapat diwujudkan dengan kata mugi ’semoga’ dan mugi-mugi ’mudah-mudahan’. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
(19) Ing wusana mugi-mugi khotbah ingkang cekak punika saget migunani tumrap kita sedaya, ... ’Akhirnya, mudah-mudahan khotbah singkat ini bisa berguna untuk kita semua, ....’
(20) Mugi-mugi kita dipuntebihaken saking watak munafiq .... ’Mudah-mudahan kita dijauhkan dari sifat munafiq....’
PROSIDING
(21) ... mugi-mugi punapa ingkang sampun kawula aturaken saget migunani dhumateng hadirin saha kawula piyambak. Amin. ’... mudah-mudahan apa yang sudah saya berikan bisa berguna untuk kita semua serta saya sendiri. Amin.’
Contoh (19)—(21) menggunakan kata mugi-mugi ’moga-moga’ sebagai penanda imperatif. Contoh (19) penanda imperatif menyatakan ‘harapan isi khotbah berguna untuk kita semua’. Pada contoh (20) penanda imperatif me- nyatakan ‘harapan dapat dijauhkan dari sifat munafik’. Pada contoh (21) penan-
da imperatif menyatakan ‘harapan apa yang sudah disampaikan bermafaat’.
3.2.3 Penanda Imperatif Berupa Kata Aja ‘jangan’
Penanda imperatif aja ‘jangan’ menerangkan konstituen pengisi predikat. Untuk itu, perhatikan contoh berikut. (22) Sapa wonge kang iman marang Allah lan dina akhir, becik aja gawe lara atine tangga ’Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, sebaiknya jangan membuat sakit hati tetangga.’
(23) He wong-wong kang padha iman aja nganti donya brana lan anak-anakmu ndadekake lali marang Allah. ’Hai orang-orang yang beriman jangan sampai harta dunia dan anak- anakmu menjadikan lupa kepada Allah.’
(24) Kowe kabeh aja wedi lan sedih lan padha seneng-senenga ’Kamu semua jangan takut dan sedih bersenang-senanglah.’
Contoh kalimat (22)—(24) merupakan kalimat imperatif yang ditandai kata aja ‘jangan’. Penanda perintah aja ‘jangan’ pada contoh (22)—(24) me- nyatakan larangan yang ditujukan pada persona kedua secara formal dalam bentuk kowe kabeh ‘kamu semua’, sapa wonge ‘siapa orangnya’, dan wong-wong kang padha iman ‘orang-orang yang beriman’ atau bentuk lainnya yang pada prinsipnya mengacu pada persona kedua. Selanjutnya, penanda imperatif aja ‘jangan’ pada kalimat (22)—(24) sebagai unsur pembentuk kalimat imperatif dan kehadirannya bersifat wajib. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konsti- tuen aja ‘jangan’ pada kalimat (22)—(24) tidak dapat dihilangkan. Jika penanda imperatif aja ‘jangan’ dihilangkan, kalimat tersebut tidak berterima, seperti berikut.
*(22a) Sapa wonge kang iman marang Allah lan dina akhir, becik gawe lara atine tangga ’Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, sebaiknya membuat sakit hati tetangga.’
PROSIDING
*(23a) He wong-wong kang padha iman nganti donya brana lan anak-anakmu ndadekake lali marang Allah. ’Hai orang-orang yang beriman sampai harta dunia dan anak- anakmu menjadikan lupa kepada Allah.’
*(24a) Kowe kabeh wedi lan sedih lan padha seneng-senenga ’Kamu semua takut dan sedih bersenang-senanglah.’
Hilangnya penanda imperatif larangan aja ‘jangan’ pada kalimat (22)— (24), kalimat itu menjadi kalimat (22a)—(24a), tidak lagi menjadi kalimat imperatif tetapi menjadi kalimat berita.