Tujuan Pengayom Sastra Wayang dalam Koran dan Majalah di Yogyakarta

3.2 Tujuan Pengayom Sastra Wayang dalam Koran dan Majalah di Yogyakarta

Pengayom mau mengayomi karya sastra wayang dalam koran dan ma- jalah karena bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa. Di samping itu, pengayom juga bertujuan membentuk filosofi pewayangan yang dapat dija- dikan suri tauladan di dunia, serta untuk menanggulangi pengaruh kebuda- yaan asing yang tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Cerita wayang perlu diayomi oleh para pengayom karena menyenangkan dan bermanfaat. Seperti yang terlihat di dalam pendapat-pendapat para tokoh berikut ini. Cerita wayang di media cetak seharusnya dikemas dengan baik sehingga dapat ditayangkan di televisi. Tujuan tersebut disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di TVRI pada hari Minggu, 28 Juni 2009, pukul 20.30 sampai pukul 21.00. Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, wayang menjadi karya agung yang diakui dunia. Wayang merupakan hasil kreasi seni yang luar biasa dan mampu memberikan pendidikan dan nilai moral pada masyarakat. Kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan arus globlalisasi telah memengaruhi perkembang- an wayang. Oleh karena itu, masyarakat dan perguruan tinggi diharapkan terus melestarikan wayang (Kedaulatan Rakyat, Jumat Wage, 23 Agustus 2013, hlm. 2, dengan judul: “Wayang, Ekspresi dan Identitas Masyarakat”). Menurut Drs. G.B.P.H. H. Yudaningrat, M.M., Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Dae- rah Istimewa Yogyakarta, wayang adalah sebagai penghibur masyarakat (ton- tonan ), dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (tatanan), dan sebagai pem- bentuk budi pekerti luhur (tuntunan). Menurut Ir. Yuwono Sri Suwito, wayang perlu diayomi dan dikembangkan karena menurut Prof. Dr. Timbul Haryono, wayang adalah budaya Jawa yang dapat untuk menanggulangi desakan kebu- dayaan global (“Yogya TV”, Jumat Wage, 23 Agustus 2013, pk. 19.10). Menurut Suyami, nilai-nilai yang terkandung dalam seni sastra pewayangan meliputi nilai kerohanian atau nilai religius, etika, moral, mental, maupun sosial. Emha Ainun Najib berpendapat, bahwa dalang atau pengarang sebaiknya sebagai pemimpin moral atau guru moral yang menyampaikan nilai-nilai moral dan kebenaran karena pengarang berkedudukan sebagai begawan. (Suyami, 2006:

53, 56). Pesan yang terdapat di dalam sastra wayang yang berjudul “Rabine

Bathara Brama ” ’Pernikahan Batara Brama’ (DL, Sabtu Legi, 7 Agustus 2004, hlm. 16—17), yaitu peraturan dan etika perjodohan sebaiknya dilaksanakan dengan semestinya. Pesan sastra wayang yang berjudul “Digandrungi Para Widadari ” ’Para Bidadari Pada Jatuh Cinta’ (DL, Sabtu Kliwon, 2 Februari 2008, hlm. 16—17), yaitu perempuan yang jatuh cinta kepada pemuda itu

PROSIDING PROSIDING

4 Mei 2006, hlm. 15), yaitu binalah persaudaraan kita agar tidak menumbuhkan permusuhan di antara kita. Pesan sastra wayang di “Mekar Sari” yang berjudul “Pralampitane Raden Narayana” ’Lambang atau Sindiran untuk Raden Narayana’ (KR, Minggu Kliwon, 23 November 2008, hlm. 8), yaitu sebaiknya seorang siswa menghormati gurunya, agar kedua belah pihak selamat. Pesan sastra wayang yang berjudul “Antareja Takon Bapa” ’Antareja Menanyakan Siapa Ayahnya’ (Sempulur, September 2004, hlm. 22—23), yaitu seorang anak yang sungguh-sungguh ingin mengetahui siapa ayahnya, akhirnya akan bertemu juga. Pesan sastra wayang yang berjudul “Wahyu Cakraningrat” ’Wahyu Cakra- ningrat’ (Sempulur, Juli 2005, hlm. 20—21), yaitu wahyu cakraningrat dapat menyatu pada diri Raden Abimanyu karena dia dapat menahan hawa nafsu.

Tujuan sastra wayang yang diajarkan oleh guru di Sekolah Menengah Atas atau SMA di Yogyakarta, yaitu untuk mencari nilai budi pekerti luhur yang dapat diterapkan kepada siswa, baik melalui media cetak atau pun di Yogya TV, TATV, TVRI, CD atau DVD. Cerita wayang merupakan tontonan, tuntunan, dan tatanan; untuk nguri-uri ’melestarikan’ kebudayaan Jawa, me- metik filosofinya, sifat tokoh-tokoh wayang yang baik. Hal tersebut dapat diselaraskan dengan agama siswa, misalnya sifat Raden Harjuna yang senang prihatin dan bertapa sehingga menjadi tokoh yang sakti, dan sebagainya. Maka siswa yang ingin meniru Raden Harjuna harus rajin puasa Senin dan Kamis, sembahyang tahajud, belajar dengan baik, dan sebagainya. Perlu dike- tahui bahwa cerita wayang adalah gambaran kehidupan manusia yang di dalamnya terdapat gambaran sifat kebajikan dan keangkara-murkaan. Tokoh wayang yang bersifat berbudi pekerti luhur adalah tokoh Pandawa, Prabu Ramawijaya, Prabu Harjunasasrabahu, dan sebagainya; sedangkan yang bersifat angkara murka adalah Kurawa dan Dasamuka. Hal tersebut terdapat di dalam Ramayana dan Mahabarata.

Sifat pengayom sastra wayang dalam koran dan majalah di Yogyakarta adalah tidak mengikat, tetapi selalu berharap kepada pengarang agar karya sastra wayangnya selalu hadir dengan baik, menarik dan bermanfaat bagi bangsa indonesia pada umumnya dan bagi masyarakat Yogyakarta pada khu- susnya. Sedangkan sistem relasinya adalah sistem relasi persaudaraan, mak- sudnya pengarang dikunjungi oleh pengayom, dimohon untuk mengarang dengan baik, menarik, dan bermanfaat. Setelah karya sastra wayangnya jadi, lalu dimuat di koran atau majalahnya dan diberi honor yang selaras dengan jerih payahnya.

PROSIDING

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62