Keluarga 5 Prosiding Hasil hasil Penelitian Teknologi

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 281 Mencermati tabel 6 di atas ke 3 aspek dari handout Pewarisan MK Genetika Dasar pada 10 mhsw Jurdik Biologi FMIPA UNY yang mencakup aspek Materi, Penyajian dan Bahasa dan Keterbacaan, ketiga-tiganya berada secara keseluruhan adalah pada katagori baik. Namun ada saran-saran dari para mahasiswa tentang tampilan handout yaitu perlu ditambah gambar-gambar yang mendukung agar lebih menarik. Bahasa asing perlu diperjelas khususnya kalimat-kalimat yang susah dipahami . Informasi yang disajikan dan contoh-contoh kurang banyak. Tampilan eksternal buku, yaitu cover dan penjilidan kurang menarik. Diagram pedigri perlu diberi penjelasan ringkas, namun secara keseluruhan para mahasiswa menyatakan bahwa handout tersebut sangat jelas konsep- konsep tentang pewarisan sifat obesitas pada 3 generasi Hasil analisis tanggapan 10 mahasiswa tentang materi kualitas hand out hasil penelitian pewarisan obesitas dalam keluarga sebagai bahan ajar mata kuliah Genetika Dasar, ada 18 dari 20 item 90 pada umumnya dalam katagori baik. . Adapun 2 item dari 20 item 10 untuk kriteria keakuratan materi yaitu kebenaran konsep yang disajikan dan criteria sifat materi yang dapat mengembangkan ketrampilan dan kemampuan berfikir khususnya pengembangan kreatifitas berada pada katagori sangat baik. Hal itu sesuai dengan karakteristik untuk syarat bahan ajar antara lain menimbulkan minat baca dan struktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih Ismaniati, 2006 Dari aspek penyajian hand out, ada 3 item dari 12 1tem 25 yaitu, Penjelasan Materi, Upaya menarik minat membaca dan Gambar sesuai konsep dinyatakan dalam katagori sangat baik . Adapun 1 item 8,33, yaitu saduran, cuplikan dan kutipan mencantumkan sumbernya dengan jelas untuk kriteria memperhatikan kode etik dan hak cipta dinyatakan dalam katagori cukup, artinya item tersebut perlu menjadi perhatian untuk diperbaiki. Kriteria lainnya untuk aspek penyajian handout dinyatakan dalam katagori baik. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 282 Dari aspek kualitas hand out, hasil analisis tanggapan dari 10 mahasiswa ternyata untuk aspek bahasa dan keterbacaan hand out pewarisan sifat semua item pada semua kriteria dari 8 item 100 dinyatakan katagori baik Berdasarkan data hasil observasi pada keluarga-keluarga dengan anggota keluarga obesitas dapat disimpulkan bahwa, sifat gen obesitas tersebut autosom dominan karena menunjukkan ciri-ciri sifat gen tersebut, yaitu : 1. Fenotip gen tersebut terekspresi pada individu-individu yang ada di setiap generasi 2. Pewarisan gen tersebut dari orang tua, ayah atau ibu, dapat diwariskan pada anaknya baik perempuan maupun laki-laki, dilihat dari ekspresi gen tersebut pada obesitas anak-anaknya. Dengan kata lain, sifat gen tersebut bukan gen terpaut Kromosom X. 3. Keturunan normal dari orang tua obesitas, baik dari ayah atau ibu atau keduanya, yang kawin dengan pasangan normal, mempunyai keturunan yang normal juga. Kemungkinan mempunyai keturunan obesitas dapat terjadi apabila kawin dengan pasangan yang obesitas. Berdasarkan data analisis pedigri keluarga 1-4 terlihat bahwa orang tua yang keduanya obesitas ada kecenderungan punya anak yang obesitas juga. Hal ini terlihat pada keluarga 1 generasi I dimana kedua orang tua obesitas mempunyai 5 anak semua obesitas. Fakta di atas sesuai dengan penelitian Misnadiarly 2007 yang menyatakan bahwa hasil perkawinan dari dua orang tua yang obesitas semua menghasilkan keturunan 80 obesitas. Sedangkan kalau hanya salah satu orang tuanya yang obesitas, maka anak-anaknya kira-kira 40-50 akan menjadi obesitas. Hasil penelitian ini mendukung pendapat tersebut . Hal itu terbukti pada fakta keluarga 1 generasi II , keluarga 2 generasi I dan II ; keluarga 3 generasi I dan II serta keluarga 4 generasi I dan II. Fakta pada keluarga 4 generasi II dan keluarga 5 generasi I menunjukkan ada perkawinan antara individu obesitas dengan individu normal mendapatkan anak yang Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 283 normal semua. Keadaan ini mungkin individu-individu tersebut membawa gen obesitas yang tak terekspresi karena tidak didukung lingkungan, atau kemungkinan dalam keadaan heterozigot, sehingga yang diturunkan bukan gen obesitas, atau individu- individu tersebut memang betul-betul normal karena memang tidak membawa gen obesitas. Gen obesitas yang tidak terekspresi kemungkinan karena adanya aktifitas fisik dan pengaturan kebiasaan makan berlebihan . Berdasarkan angket aktifitas fisik yang mereka lakukan untuk menurunkan berat badan adalah melakukan olah raga kebugaran tubuh. Pencegahan asupan nutrisi berlebih juga mereka lakukan dengan makan makanan yang tidak manis GI rendah dan tidak terlalu banyak mengandung lemak. Hasil uji coba hand out kepada 10 mahasiswa yang pernah mengikuti mata kuliah Genetika Dasar menunjukkan bahwa hand out dengan pokok bahasan Pewarisan Sifat dapat digunakan sebagai bahan ajar, karena mempunyai karakteristik di dalamnya, antara lain : menimbulkan minat baca, disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai, memberikan kesempatan mahasiswa untuk berlatih dsb http:akhmadsudrajat.wordpress.com-bahan-ajar . D. Kesimpulan Berdasarkan data hasil observasi pada keluarga-keluarga dengan anggota keluarga obesitas dapat disimpulkan : 1. Sifat gen obesitas adalah autosom dominan dan ekspresi gen tersebut dapat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik ataupun asupan nutrisi 2. Hand out pokok bahasan Pewarisan Sifat Obesitas untuk perkuliahan Genetika Dasar telah tersusun dan hasil uji coba dinyatakan rata-rata dalam katagori baik untuk aspek Materi, Penyajian dan Bahasa Keterbacaan. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 284 DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 1998, Panduan Recall Diet, Jakarta DepKes RI 2. Diana Elizabeth Waturangi, 2004, Kegemukan Yang Membahayakan, diakses dari http:www.atmajaya,ac.idcontentasp . 7 Oktober 2008 jam 13,00 3. Hartl, L. Daniel, 1991, Basic Genetics. 2 nd . Ed. United State of America Boston: Jones and Bartlett Publishers. 4. Ismaniati, 2006, Pengembangan Program Pembelajaran, Yogyakarta, FIP UNY 5. Jenny Hidayat dan Mohammad Kartono Ichwani, 2006, Peranan Leptin dan Obesitas , Majalah Kedokteran Damianus. Volume 5 No : 1 6. Laurentia, 2004, Obesitas dan Pelaksanaan Diet. Media Litbang Kesehatan Vol. XIV No. 1 Tahun 2004. Hlm. 60-65. 7. Misnadiarly, 2007, Obesitas Sebagai Faktor resiko Beberapa Penyakit, Jakarta, Pustaka Obor Popular 8. Nuryani Y. Rustaman, 2003, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung, Jurdik Biologi FMIPA, UPI Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 285 APLIKASI SOFTWARE COURSE LAB V.2.4 UNTUK IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE PROBLEM SOLVING PADA MATA KULIAH MATEMATIKA Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd Dosen Fakultas Teknik UNY Abstrak Rendahnya akselerasi pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Matematika di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY diindikasikan akibat rendahnya daya tangkap dan rendahnya frekuensi belajar mahasiswa. Oleh karena itu pembelajaran interactive problem solving dengan software CourseLab V.2.4 yang dapat dipergunakan oleh mahasiswa secara mandiri merupakan solusi yang perlu diuji melalui penelitian. Tujuan penelitian ini adalah : 1 untuk memperoleh desain media pembelajaran Interaktif yang cocok dalam implementasi model pembelajaran Interactive Problem Solving pada mata kuliah matematika, 2 menganalisa kendala dan solusinya pada implementasi dipembelajaran, 3 menganalisa implementasi model pembelajaran Interactive Problem Solving pada mata kuliah matematika dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Kegiatan penelitian ini akan dilakukan dengan tindakan kelas melalui tahapan- tahapan sebagai berikut: 1 Desain permasalahan yang akan diberikan kepada mahasiswa, 2 rancang bangun media interactive, 3 Validasi tim ahli, 4 implementasi pembelajaran interactive problem solving dengan CourseLab V.2.4, 5 monitoring dan evaluasi, 6 refleksi dan revisi 7 implementasi pembelajaran pada siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksankan selama empat bulan sejak Angustus 2009 sampai November 2009 dengan mengambil lokasi di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa mata kuliah Matematika yang diampu oleh peneliti. Analisa data yang digunakan adalah dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1 Desain Media Pembelajaran dengan software courselab versi 2.4 berupa quis yang sesuai untuk implementasi model pembelajaran Interaktif Problem Solving adalah: tingkat kesulitan dibuat dalam tataran cukup, alokasi waktu diterapkan untuk pertanyaan secara keseluruhan tanpa diperinci dengan alokasi waktu untuk tiap-tiap soal, kunci jawaban tidak perlu ditampilkan, bentuk soal dibuat bervariasi,2 untuk mengatasi kendala dalam implementasi media interaktif maka : software dipublish terlebih dahulu menjadi bentuk html, aplikasi browser yang digunakan untuk menjalankan media pembelajaran ini diatur tingkat keamannya security setting pada tingkat rendah, 3 Penggunaan media courselab V Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 286 2.4 pada model pembelajaran interaktive problem solving terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kata kunci : Interactive problem Solving, Course Lab, Matematika.

A. Pendahuluan

Sumber daya manusia SDM yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan dalam peran pembangunan bangsa Indonesia. Banyak faktor yang berpengaruh dalam menciptakan SDM tersebut, dimana salah satu faktor yang kontribusinya dinilai strategis pada proses pembelajaran. Perkembangan ilmu, teknologi dan seni IPTEKS menuntut peningkatan proses pembelajaran yang berkelanjutan serta pemuktahiran pilihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik di masa mendatang. Dalam bidang psikologi belajar sangat ditekankan usaha untuk mengaktifkan struktur kognitif peserta didik agar dapat membangun makna dari apa yang dipelajari. Dengan usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Fakultas Teknik UNY sebagai bagian dari LPTK senantiasa berusaha menciptakan SDM yang berkualitas tinggi melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan sebagai sub sistem dari FT senantiasa juga melalukan inovasi pada pembelajarannya. Salah satu mata kuliah yang mendasari dan mendukung semua perkuliahan di bidang Teknik Sipil adalah Mata Kuliah Matematika yang berisi tentang dasar-dasar matematika yang dipakai dalam aplikasi Teknik Sipil. Dari observasi awal diketahui bahwa Indeks Prestasi mahasiswa pada mata kuliah Matematika masih di bawah standar minimal yaitu baru mencapai 2,8. Selama ini pelaksanaan perkuliahan Matematika di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan masih cenderung bersifat teoritik, kurang aplikatif. Dosen memberikan ceramah yang berisi teori kemudian dilanjutkan dengan contoh soal yang diselesaikan di papan tulis. Guna meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa di bidang matematika tersebut perlu dicoba implementasi model pembelajaran yang tidak hanya menitik beratkan pada penyampaian teori, tetapi lebih kepada aplikasi pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang diduga cocok untuk diterapkan pada mata Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 287 kuliah matematika yang menitik beratkan pada pemecahan masalah adalah model pembelajaran Problem Solving. Agar mahasiwa dapat mengerjakan soal sekaligus mengetahui hasil pengerjaannya apakah benar atau salah maka perlu dirancang model Interactive Problem Solving. Dalam model ini mahasiswa dapat memanfaatkan media interaktif untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh dosen. Media interaktif yang dimaksud dibuat dengan software komputer. Dengan demikian mahasiswa dapat belajar dengan memanfaatkan software interaktif tersebut yang dapat dijalankan dikomputer mahasiswa sesuai dengan kecepatan pemahaman masing-masing mahasiswa yang cenderung heterogen. Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam implemantasi model pembelajaran Interactive Problem Solving pada mata kuliah matematika dengan menggunakan software course lab antara lain: 1 bagaimana desain media pembelajaran dengan software komputer untuk implementasi model pembelajaran Interaktif Problem Solving? 2 apa kendala dalam implementasi model pembelajaran Interactive Problem Solving pada mata kuliah matematika serta bagaimana solusinya? 3 apakah dengan menerapkan model pembelajaran Interactive Problem Solving akan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mencapai kompetensi Mata Kuliah Matematika? Pembelajaran interkatif adalah pembelajaran yang melibatkan interaksi-interaksi baik antar mahasiswa, mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan lingkungan atau bahan pembelajaran lainnya. Interaksi adalah elemen substansial dari suatu aktivitas pembelajaran. Interaksi, khususnya bagi mahasiswa, harus diciptakan dan diberi peluang seluas-luasnya sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki khususnya oleh mahasiswa dapat tercapai melalui suatu proses interaksi tertentu Soegeng Toekio, 2006. Dalam hal ini media yang dipergunakan untuk menjembatani pembelajaran interaktif adalah software CourseLab v2.4.

1. Pembelajaran problem solving

Munurut Polya terdapat dua jenis permasalahan yaitu masalah untuk menemukan dan masalah untuk membuktikan. Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Masalah untuk membuktikan adalah untuk Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 288 menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya Hudojo, 2003:150. Sukoriyanto 2001:103 menjelaskan bahwa penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan pengajar dalam mendorong peserta didik agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut. Pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu kegiatan yang didesain oleh pengajar dalam rangka memberi tantangan kepada peserta didik melalui penugasan atau pertanyaan matematika Tim PPPG Matematika, 2005:93. Fungsi pengajar dalam kegiatan itu adalah memotivasi peserta didik agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan peserta didik. Masalah yang diluar jangkauan kemampuan peserta didik dapat menurunkan motivasi mereka. Aria Gusti 2009 menjelaskan bahwa Problem Solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan dan proses. Disebut alat karena dapat membantu kita memecahkan masalah mendesak atau untuk mencapai tujuan. Disebut skills karena sekali kita mempelajarinya maka kita dapat menggunakannya berulang kali, seperti kemampuan mengendarai sepeda, berhitung dan berbicara. Disebut proses, karena melibatkan sejumlah langkah. Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving menurut Hudojo 2003:155 adalah : 1 peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya, 2 kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi peserta didik, 3 potensi intelektual peserta didik meningkat, 4 peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan. Aria Gusti 2009 mengemukakan bahwa langkah-langkah pemecahan masalah dalam problem solving meliputi: 1 mengenali adanya masalah, 2 eksplorasi masalah,