Aktivitas selulolitik Prosedur penelitian

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 26 Gambar 2. Grafik diameter koloni pada medium PDA, dan CMC serta zona jernih pada medium CMC pada hari ke-5 Gambar 3 menunjukkan diameter koloni pada medium PDA, CMC, dan zona jernih yang terbentuk pada medium CMC setelah inkubasi 7 hari. Diameter koloni pada medium PDA mengalami peningkatan dibandingkan hari ke-5. Diameter koloni pada medium CMC mengalami peningkatan pada semua isolat. Diameter koloni isolat ASC4a dan ASC4 pada medium CMC dan zona jernih sudah tidak dapat terukur karena sudah memenuhi cawan petri. Gambar 3. Grafik diameter koloni pada medium PDA, dan CMC serta zona jernih pada medium CMC pada hari ke-7 Pengukuran aktivitas selulolitik didasarkan pada nisbah zona jernih pada medium CMC dilakukan pada hari ke-3, 5, dan 7. Gambar 4 menunjukkan nilai nisbah zona jernih tertinggi pada isolat AST1b setelah inkubasi 5 hari yaitu 3,36. Nilai nisbah terendah yaitu AST6 setelah inkubasi 7 hari yaitu 1,47. Aktivitas selulolitik cenderung semakin menurun seiring semakin lamanya waktu inkubasi. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 27 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 A T C 2b A S T 1b A S C 4a A S T 6 A S C 4 A C T 1 a A S C 2a A S C 2 A S C 2b A S T 5b A S T 1 Iso la t A k ti v it a s s e lu lo li ti k hari 3 hari 5 hari 7 Gambar 4. Grafik aktivitas selulolitik hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7

2. Pembahasan a. Karakterisasi

Aspergillus sp Karakterisasi masing-masing isolat kapang Aspergillus sp dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan karakter makroskopis menunjukkan perbedaan karakteristik pada masing-masing isolat. Perubahan warna pada koloni tua terjadi karena pertumbuhan spora. Warna spora yang dapat terlihat secara langsung merupakan karakter yang sangat stabil. mengemukakan bahwa warna koloni terjadi karena ekskresi zat warna ke medium atau pigmentasi sel. Tekstur granular berbutir-butir pada koloni karena adanya pertumbuhan konidiofor yang berkumpul membentuk agregat-agregat Pitt , 2000: 20. Hal ini juga didukung dengan pengamatan mikroskopis yang menunjukkan bagian sel kapang yang berwarna adalah spora. Koloni pada medium PDA beberapa isolat menampakkan adanya eksudat pada permukaan koloni yang diperjelas dengan pengamatan mikroskop binokuler. Gandjar et al 1999: 27 mengemukakan bahwa eksudat exudate drops merupakan tetesan-tetesan air yang diekkresikan oleh miselium. Spora aseksual yang ditemukan pada masing-masing isolat kecuali isolat AST1 adalah konidia sedangkan spora seksual tidak ditemukan. Konidia dibentuk pada bagian hifa yang disebut konidiofor dan mempunyai bentuk lebih bervariasi daripada Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 28 sporangiospora. Hasil pengamatan menunjukkan semua bentuk konidia yang ditemukan adalah subglobose. Hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis menunjukkan semua isolat merupakan genus Aspergillus sp yaitu hifa bersekat, mempunyai struktur khusus yaitu sel kaki, konidia terbentuk pada ujung konidiofor, konidiofor sederhana dan tidak bercabang, sterigmata uniseriate maupun biseriate. Isolat AST1 belum bisa ditentukan grupnya karena tidak memiliki struktur reproduksi. Karakter-karakter morfologi yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan grup dalam Aspergillus spp. Raper Fennel 1965: 132-133 menyatakan bahwa karakter Grup A. flavus sterigmata biseriate dominan atau uniseriate, conidial head umumnya radiate dengan penyusunan konidia umumnya terpisah, warna konidia yellow-green sampai olive-brown, konidiofor umumnya kasar dan tidak berwarna. Karakter grup A. fumigatus yaitu sterigmata uniseriate, conidial head umumnya radiate sampai columnar, warna konidia gray-green sampai blue-green, dan tidak mempunyai clestothecia. Karakter grup A. ochraceus sterigmata biseriate dominan atau uniseriate, conidial head umumnya globose dengan penyusunan konidia umumnya terpisah, warna konidia yellow, konidiofor umumnya kasar dan berwarna. Perbedaan karakteristik koloni terjadi ketika isolat Aspergillus sp ditumbuhkan pada medium PDA dan CMC. Koloni pada medium PDA tumbuh dengan pembentukan spora yang optimal. Koloni pada medium CMC spora hanya terbentuk sedikit dan didominasi dengan miselium. Hal ini disebabkan perbedaan kandungan nutrien yang ada pada ke-2 medium tersebut. Medium PDA merupakan medium umum yang digunakan untuk menumbuhkan kapang dan mengandung nutrien lengkap yang berasal dari ekstrak kentang dan dekstrosa. Medium Mendel-CMC merupakan medium selektif yang hanya mengandung Carboxy Methyl Cellolulose CMC sebagai satu-satunya sumber karbon sehingga kapang perlu memproduksi enzim ekstraseluler terlebih dahulu untuk mendegradasinya. Lynd et al 2002: 508 menyatakan bahwa CMC merupakan selulosa amorf, sangat mudah terlarut air dan berbentuk gel. Moore 1998: 53 menyatakan bahwa kapang akan membentuk percabangan hifa untuk efisiensi miselium dalam mengkolonisasi substrat dengan meminimalkan biomassa. Pembentukan spora akan