Sitotoksisitas senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, MPHK D, dan MPHK

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 594 nyawa MPHK B memiliki sitotoksisitas lebih rendah dibanding MPHK A, MPHK C, dan MPHK D memiliki harga LC 50 sebesar 5.263,80 -rata prosentase kematian sel sebesar 99,81 dengan nilai LC 50 Terdapatnya gugus OH cincin 4‘ diperkirakan memberikan kontribusi pada sifat toksisitas senyawa ini terhadap sel T47D. Bila dibandingkan dengan senyawa MPHK A, potensi ketoksikan senyawa MPHK B jauh sangat rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya gugus metoksi -OCH 3 pada posisi 3‘ dan 4‘‘ . Perbedaan gugus fungsional ini mengakibatkan sifat toksisitas terhadap sel T47D menurun. Harga LC 50 tinggi dibanding senyawa MPHK A, namun lebih rendah dari senyawa MPHK B. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ketoksikan senyawa MPHK C lebih rendah dibanding senyawa MPHK A, dan lebih tinggi dibanding MPHK B. Adanya gugus fluoro pada posisi 4‖ diperkirakan meningkatkan toksisitas MPHK C bila dibanding MPHK B. Harga LC 50 lebih tinggi dibanding senyawa MPHK A, namun lebih rendah dari senyawa MPHK B dan MPHK C. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ketoksikan senyawa MPHK D lebih rendah dibanding senyawa MPHK A, dan lebih tinggi dibanding MPHK B, dan MPHK C. Adanya tersier butil pada posisi 3‘ dan 5‘meningkatkan sifat toksisitasnya bila dibanding MPHK B yang mengandung gugus 2 gugus metoksi, dan MPHK C yang mengandung 1 gugus metoksi dan 1 gugus fluoro. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa potensi ketoksikan senyawa MPHK E sangat rendah terhadap sel T47D. Pada pemberian kosentrasi 500 dibawah konsentrasi tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan sel T47D. Hal ini diperkirakan adanya pengaruh dari gugus kloro pada posisi 4‖. Secara keseluruhan sifat aktivitas sitotoksik berkaitan dengan gugus fungsional dari senyawa MHPK . Adanya gugus OH memberikan kontribusi pada sifat toksisitas senyawa ini terhadap sel T47D, namun dengan penambahan gugus metoksi berakikat pada sangat menurunnya aktivitas sitotoksik. Bila gugus metoksi tersebut disubstitusi Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 595 dengan gugus tersier butil dan fluoro dapat meningkatkan aktivitasnya. Namun adanya substitusi gugus kloro justru akan menurunkan toksisitas terhadap sel T47D. Pengamatan kematian sel dapat dilihat dari morfologi sel akibat perlakuan senyawa. Sel yang mati akan kehilangan cairan sitoplasma karena rusaknya membran sel, sehingga pada pengamatan mikroskop akan menunjukkan warna hitam gelap. Sebaliknya, pada sel hidup akan terlihat warna terang, karena adanya cairan sitoplasma yang bersifat meneruskan cahaya dari mikroskop. Pengamatan morfologi sel T47D akibat pemberian senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, MPHK D dan MPHK E disajikan pada Gambar 4. Gambar 4.Morfologi Sel T47D: A Tanpa Perlakuan, dan dengan Penambahan senyawa : B MPHK A, C MPHK B, D MPHK C, E MPHK D dan F MPHK E. Penambahan senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, dan MPHK D Gambar 4B, 4C, 4D, dan 4E menunjukkan adanya fenomena kematian yang pada sel T47 D dibandingkan dengan sel tanpa perlakuan Gambar 4A . Penambahan senyawa MPHK E Gambar 4E menunjukkan fenomena kematian sel T47D hanya sedikit. Pada penelitian ini dilakukan juga uji sitotoksis senyawa MPHK terhadap sel Vero atau sel normal. Potensi ketoksikan senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, A C B E D F Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 596 MPHK D, dan MPHK E terhadap sel Vero sangat rendah, bahkan dapat dikatakan tidak bersifat toksik Tabel 3. Tabel 3. Prosen KematianSel Hidup Sel Vero dengan Pemberian Senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, MPHK D, dan MPHK E dibandingkan Dengan Doxorubicin No Senyawa Konsentrasi Sel Mati Sel Hidup Keterangan 1. MPHK A 500 -93,79 193,79 Tidak toksik 250 -30,16 130,16 125 9,89 90,11 62,5 7,73 92,27 31,25 6,21 93,79 2. MPHK B 500 -63,12 163,12 Tidak toksik 250 -43,98 143,98 125 -13,31 113,31 62,5 -1,01 101,01 31,25 -2,79 102,79 3. MPHK C 500 -36,38 136,38 Tidak toksik 250 -37,52 137,52 125 -3,42 103,42 62,5 -25,73 125,73 31,25 -2,79 102,79 4. MPHKD 125 -31,31 131,31 Tidak toksik 62,5 -52,22 152,22 31,25 -13,94 113,94 5. MPHK E 500 -30,67 130,67 Tidak toksik 250 -33,71 133,71 125 -36,63 136,63 62,5 -16,86 116,86 31,25 -15,46 115,46 6. Doxorubicin 100 54,75 45,25 Toksik LC 50 = 76,21 50 45,78 54,22 25 40,16 59,84 12,5 38,02 61,98 6,25 37,62 62,38 Demikian juga pengamatan morfologi sel Vero akibat pemberian senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, MPHK D, dan MPHK E tidak menunjukkan adanya fenomena kematian pada sel Vero dibandingkan dengan tanpa perlakuan . Demikian Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 597 pula bila dibandingkan dengan doxorubicin yang selama ini digunakan untuk pengobatan kanker. Senyawa ini memiliki sifat toksik pada sel normal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan sifat senyawa MPHK yang tidak toksis pada sel normal, maka senyawa ini sangat berpotensi digunakan sebagai obat kanker yang aman, khususnya senyawa MPHK A. Selanjutnya perlu dilakukan analisis lebih lanjut pada senyawa MHPK A untuk mengetahui mekanisme penghambatan dari senyawa tersebut, apakah mempengaruhi siklus sel atau memacu terjadinya apoptosis. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, dan MPHK D memiliki sifat sitotoksik terhadap cancer cell line T47D, sedangkan senyawa MPHK E tidak memiliki aktivitas sitotoksik. Sifat toksisitas tertinggi dimiliki oleh MPHK A dengan harga LC 50 sebesar 66,44 toksisitas.

2. Saran

Perlu di lakukan lebih lanjut bagaimana mekanisme antikanker dari senyawa MPHK A apakah dengan mempengaruhi siklus sel atau dengan memacu apoptosis. Penelitian ini akan di lakukan pada Tahun ke 2. Daftar Pustaka Afzal S., Asad M. K, Rumana Q. F, Ansari, Muhammad F. N, and Syed S. S. 2008. Redox Behavior of Anticancer Chalcone on a Glassy Carbon Electrode and Evaluation of its Interaction Parameters with DNA, Int. J. Mol. Sci. 2008, 9, 1424-1434 Bohm,T., 1998. An old paradigm for treating cancer and other disease in 21 st century, Cane and Met rev, 12: 149-154 Boumendjel A, Ronot X, Boutonnat. 2009 . Chalcone derivatives acting as cell cycle blockers : potensial anticancer drugs ? J Curr Drug Targets. Apr;104:363-71. Boyer, M.J., and Tannock, I.F., 2005, The Basic Science of Oncology: Cellular and Molecular Basis of Drug Treatment for Cancer, Mc Graw Hill Compay, forth edition, New York. Departemen Kesehatan RI. 1997. Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. Jakarta Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 598 World Health Organization. 1998. The World Health Report : live in the 21 st century, A vision for all, WHO, Geneva Dotzlaw H., Leygue E., Watson P. H., and Murphy L. C., 1997, Expression of estrogen receptor-ß in human breast tumors. J. Clin. Endocrinol. Metab.,82: 2371-2374. Fisher, D.E., 1994. Apoptosis in cancer therapy: crossing the threshold, Cell, 78, 539- 542. Gibbs, J.B., 2000, Anticancer drug targets: growth factors and growth factor signaling, J. Clin Invest , 105, 9-13. Goldie, JH., 2001,Drug resistance in cancer: A perspective, Cancer and Metastasis Rev, 20: 63-68 Indyah S.A., Henk T, Samhudi, Sastrohamidjojo, and Henk an der Goot., 2000., Synthesis of benzylideneacetophenones and their inhibition of lipidperoxidation., Eur. J., Med. Chem. 35, 449-457 Indyah S., A., 2007, Cyclooxygenase inhibitory activity of benzilideneacetofenone analogue. Recent Development in Curcumin Pharmacochemistry, Procedding of International Symposium on Recent Progress in Curcumin Research, 11-12 September. Kampa, M., Alexaki, Vassilia-Ismini., Notas, George., Nifli, Artemissia-Phoebe., Nistikaki, Anatassia., Hatzoglou, Anastassia., Bakogeorge, Efstathia, Koumtzoglou, Elena., Blekas, George., Boskou, Dimitrios., Gravanis, Achille., and Castanas, E., 2004, Antiproliferatif and Apoptotic Effect of Selective Phenolic Acids on T47D uman Breast Cancer Cells: Potential Mechanisms of Action., Breast Cancer Res, 6: R63-R74 King, R.J.B. 2000. Cancer Biology, 2 nd ed. Pearson Education Limited, England Lee, Y.S.; Lim, S.S.; Shin, K.H.; Kim, Y.S.; Ohuchi, K.; Jung, S.H.2006. Anti- angiogenic and antitumoractivities of 2-hydroxy-4- methoxychalcone. Biol. Pharm. Bull. 29, 1028-1031. Mathivadani, P., Shanthi, P., and Sachdanandam, P., 2007, Apoptotic Effect of Semecarpus anacardium nut Extract on T47D Cancer Cell Line., Cell. Biol. Int., 31, 1198-1206 Sasayama, T.; Tanaka, K.; Mizukawa, K.; Kawamura, A.; Kondoh, T.; Hosoda, K.; Kohmura, E. 2007. Trans-4-lodo,4-boranyl-chalcone induces antitumor activity against malignant glioma cell lines in vitro and in vivo. J. Neu-Onc. 85, 123-132 Schafer., J.M., Lee, E.S., O‘Regan, R.M., Yao, K., and Jordan, V.C., 2000, Rapid Development of Tamoxifen-stimulated Mutant p53 Breast Tumors T47D in Athymic Mice, Clin. Cancer Res., 6, 4373-4380 Shapiro, G.I. and Harper, J.W., 1999, Anticancer drug targets: cell cycle and chekpoint control, J. Clin. Invest., 104, 1645-1653. Toshio M. Li-Bo W. ,Seikou N. , Kiyofumi N., Eri Y., Hisashi M., Osamu .M., Li-Jun W., and Masayuki Y., 2009., Medicinal Flowers. XXVII.1 New Flavanone and Chalcone Glycosides, Arenariumosides I, II, III, and IV, and Tumor Necrosis