Beberapa golongan senyawa turunan xanton yang mempunyai aktivitas biologis.

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi dan G. mangostana banyak tumbuh di Jawa, dan G. parvifolia, G. subbeliptica dan G. forbesii banyak tumbuh di Sumatera. Beberapa senyawa turunan Xanton dilaporkan mempunyai aktivitas biologis dan farmakologis seperti Sitotoksil, anti inflamasi, anti mikroba, anti oksidan dan anti tumor. Kebanyakan Xanton dalam keadaan bebas, salah satu contoh derivat xanton adalah tri hidroksi Xanton , tetra hidroksi Xanton. Hidroksi Xanton dan metil eter sebagian ditemukan pada famili tanaman Guteraceae, senyawa ini banyak terdapat akar dan daun. Senyawa xanton menunjukkan aktivitas biologis yang nyata, dan tidak mengherankan kalau dalam waktu yang tidak lama, membuka kesempatan untuk dipergunakan dalam pengobatan. Senyawa –senyawa seperti Bellidifolin dapat menghambat aktivitas MAOMono Amin Oxydase . Banyak xanton telah dilaporkan mempunyai aktivitas anti mikroba dan sifat insektisida, efek anti peradangan atau aktivitas tuberculostatic.. Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain Daulay telah meneliti ekstrak daun mundu yang di tarik dengan n-heksana. Dari penelitian diperoleh Fredelin dan iso- flavon. Fukuyama, Y., Kamiyama, A., Mima Y., dan Kodama, M., 1991, telah mengisolasi Garcinia subelliptica diperoleh xanton A dan B, serta beberapa xanton lain, dari ekstrak metanol kayu G. subelliptica. Minami H., Kinoshita M., Fukuyama, Y., Kodama, M., Yoshizawa T., 1994, berhasil mengisolasi Garcinia Xanthon C; 1,2,5-tri hidroksi Xanthon, 2,6- dihidroksi-1,5- dimetoksi xanton dan senyawa benzofenon, 4,6- dihidroksi 2,3,4--trimetoksi benzofenon dari ekstrak etil asetat kayu G. subelliptica. Ito, G., Miyamoto, Y., Nakayama, M., Kawai Y., Rao, KS., Furukawa, H., 1997, telah mengisolasi 3 senyawa baru dari ekstrak etanol kulit batang G. assigu . Senyawa-senyawa tersebut satu senyawa depsidon, Garcinisidon A dan dua senyawa xanthon, Assigu xanthon A dan Assigu xanthon B. Pada tahun yang sama Ito telah mengisolasi Latis xanthon A, B dan C dari ekstrak etanol kulit batang G. latissima Miq. Linuma M., Ito, H., Tosa, H., Tanaka T, 1996 mengisolasi senyawa baru turunan xanthon dari ekstrak benzena kulit batang G. Dulcis, yaitu Dulcinol A. Juga ditemukan senyawa baru turunan xanthon dengan gugus 1,1-dimetil akil dan ekstrak benzena akar yaitu Dulciol B –D dan Dulciol C-E dari ekstrak akar yang ditarik dengan aseton. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi Beberapa senyawa turunan xanton yang terdapat pada tanaman a. Euxanthone = 1,7-dihydroxy xanthone Ditemukan dalam Calophyllum, Bonnettia, Garcinia, dan Haploclatera Spp, dalam Mammea americana dan dalam Heartwood dan Platonia insignis all Guttiferae, mempunyai fungsi sebagai anti-inflammatory activity. b. Gartanin = 1,3,5,8-tertra hydroxy -2,4diprenylxanton dalam Garcinia manggostana berfungsi sebagai antifungal dan antibactery activity c.I. Isomangostin : C 24 H 26 O 6 Ditemukan dalam Garcinia mangostana, berfungsi sebagai anti bacteri dan anti fungal. d. acluna xanthone : C 23 H 22 O 6 O OH O OH OH HO CH 3 H 3 C H 3 C CH 3 O O OH O HO CH 3 H 3 C CH 3 H 3 C OCH 3 O OH OH O Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi Ditemukan dalam Garcinia ovalifolia dan dalam Rhudia brasiliensis Guttiferae dan dalam kulit batang dari Maclura ponifera. e..Mesua xanthone A : 1,5 – Dihydroxy-3-methokxy xanthon Dalam Mesuaferrea, Keilmeyera specrosa, Garcinia xanthochymus, Haplo clathra dan Vismia Spp berfungsi sebagai- anti inflammatory activity. f.Mesua xanthone B : 1,5,6 trihydroxy xanthon Dalam Mesuaferrea, Mammea africana, Galopgyllum mophyllum dan C. fragraus, dan Garcinia dan Symphonia Spp Guttiferae berfungsi sebagai anti inflammatory activity g. Norathyrial ; C 13 H 8 O 6 O O OH O OH OH CH 2 CH 3 CH3 O O OH H 3 CO OH O O OH OH OH O O OH OH OH HO Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi Ditemukan dalam Gratoxylum prumiflorum, Garcinia mangostana, Hyperricum androsaemun dan H.ancheri, Mammea allanblachia Symphonia dan Ochrocarpus spp Gutteferae dan ditemukan juga Maclura pnifera dan Clarisa chlorophora spp h. 1,3,5 Trihydroxy xanthone : C 13 H 8 O 5 Ditemukan dalam allanblachia floribunda Guttiferae berfungsi sebagai Tuberculostatic activity

B. METODA PENELITIAN

1. Uji Aktivitas anti plasmodial in-vitro

a. Alat

Alat-alat yang digunakan untuk uji aktivitas antiplasmodium in vitro adalah laminar air flow Labconco, tissue culture flask TCF 50 mL Nunclon TM , microplate 96 sumuran Nunclon TM , tabung berheparin Vacuette, disposable conical tubes Nunc TM , inkubator CO 2 Napco, sentrifus Eppendorf, microscope slides, mikroskop Zeiss, filter 0,22 m Achrodisc, pipet mikro Gilson, pipet Pasteur, pipet ukur, candle jar, dan waterbath Tecam

b. Prosedur

A. 1 Kultur Plasmodium falciparum in vitro Dua strain P. falciparum yaitu FCR-3 dan D-10 ditumbuhkan sesuai metode yang dilakukan oleh Trager Jensen 1976 dengan modifikasi. Yang dilakukan oleh Mustofa 2001. Modifikasi berupa penyimpanan candle jar dalam inkubator CO 2 pada suhu 37 C. Plasmodium dibiakkan secara in vitro menggunakan eritrosit golongan O ± dengan kepadatan atau hematokrit 1-5 dalam medium RPMI 1640 yang mengandung 7,68 mM HEPES, 23,78 mM NaHCO3 dan 10 serum manusia O ± . Kondisi kultur diamati tiap hari, dan saat akan digunakan untuk uji, Plasmodium disinkronisasi dengan sorbitol 5. O O OH HO OH Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 2 Uji aktivitas antiplasmodium secara in vitro Uji aktivitas antiplasmodium in vitro dilakukan dengan 2 metode yaitu metode mikroskopis menurut Ljungström et al. 2004. Ke dalam mikrokultur 96 sumuran yang mengandung kultur Plasmodium pada fase tropozoit dengan parasitemia 2 hematokrit 3, ditambahkan senyawa uji pada berbagai peringkat konsentrasi. Kultur yang mengandung senyawa uji selanjutnya diinkubasikan selama 72 jam. Nilai parasitemia dihitung dari sediaan apus yang diwarnai dengan Giemsa. Nilai parasitemia ini selanjutnya digunakan untuk menghitung persentase penghambatan pertumbuhan Plasmodium. Sebagai kontrol digunakan kultur Plasmodium tanpa senyawa uji dan dianggap mempunyai pertumbuhan 100. Aktivitas antiplasmodium dinyatakan sebagai IC 50 Inhibitury Concentration 50 yaitu konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan parasit hingga 50 yang dihitung dengan analisis probit. Cara 2. Plasmodium falciparum strain FCR-3 dan D10 dibiakkan dengan metoda candle jar Trager dan Jensen,1976. Sel darah merah yang terinfeksi parasit dibiakkan dalam cultur flask yang mengandung 10 mL medium komplit mengandung 10 serum, dengan hematokrit akhir 1,5. Kultur parasit tesebut dilaksanakan di dalam laminary flow cabinet dalam kondisi steril, kemudian diinkubasi di dalam inkubator CO 2 pada temperatur 37 C. Medium diganti dengan yang baru setiap 24 jam masa inkubasi. Apabila parasitemia terlalu tinggi lebih dari 10, maka dibuat subkultur dengan menambahkan sel darah merah normal sehingga parasitemia menjadi rendah kurang dari 1. 2. Uji toksisitas in vitro Uji sitotoksik fraksi aktif dilakukan pada kultur sel fibroblas dengan cara yang prinsipnya sama dengan uji antiplasmodial in vitro. Sel dibiakkan dengan kondisi yang sama dengan kondisi biakan P. falciparum, dengan mengganti serum manusia dengan serum fetal bovin . Untuk keperluan uji sitotoksik kultur sel sebanyak 100 l didistribusikan dalam mikrokultur 96 sumuran 2 x 10 3 untuk setiap sumuran. Selanjutnya ditambahkan 100 l senyawa uji pada berbagai konsentrasi 0; 1; 5; 10; 50; 100 dan 500 gml secara triplikat. Kultur sel yang mengandung senyawa uji selanjutnya diinkubasikan selama 24 dan 72 jam. Pertumbuhan sel diperkirakan berdasarkan pengambilan [ 3 H] senyawa uji oleh sel. Sebagai