Sintesis Poliuretan Prosiding Hasil hasil Penelitian Teknologi

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 211

3. Sterilisasi Poliuretan

Poliuretan dipotong- potong dengan ukuran 1 cm × 1 cm, selanjutnya dicelupkan ke dalam etanol 70 pada ruang laminar flow. Kemudian poliuretan dikeringkan dalam oven pada temperatur 70 o C sampai benar-benar kering. Eli Rohaeti dkk, 2002 4. Biodegradasi Poliuretan dalam Medium Malka Padat Di dalam laminar flow dilakukan penuangan cairan kultur lumpur aktif ke dalam gelas kimia steril. Poliuretan yang telah disterilkan terlebih dahulu kemudian dicelupkan ke dalam kultur campuran dan diletakkan dalam cawan petri yang berisi medium malka padat serta dibiarkan dalam ruang 37 o C selama 5 hari, 10 hari, 15 hari, 20 hari, 25 hari, dan 30 hari. Penggantian medium dilakukan setiap 5 hari sekali. Proses biodegradasi dihentikan dengan mencelupkan poliuretan ke dalam etanol 70, kemudian dicuci beberapa kali dengan akuades dan poliuretan siap untuk dikarakterisasi. Eli Rohaeti dkk, 2003

5. Penentuan Derajat Penggembungan Swelling Degree

Sampel poliuretan ukuran 1 cm × 1 cm ditimbang, kemudian direndam dengan 10 mL larutan kanji 6,5 mv selama 48 jam pada temperatur 80 o C. Sampel diangkat dari larutan kanji kemudian ditimbang kembali. 6. Karakterisasi Menggunakan Spektrofotometer FTIR Metode yang digunakan dalam preparasi sampel adalah melalui pembuatan pellet KBr. Sampel poliuretan hasil sintesis digerus menggunakan mortar. Campuran yang sudah homogen ditekan dan diperoleh pellet KBr. Selanjutnya dianalisis menggunakan FTIR pada daerah 400-4000 cm -1 sehingga diperoleh spektrum FTIR poliuretan. 7. Penentuan Kristalinitas Poliuretan Penentuan kristalinitas poliuretan dilakukan dengan menggunakan alat XRD. Difraktogram sampel polimer yang dihasilkan mengandung daerah kristalin dan amorf yang bercampur secara acak. Difraktogram sinar-X polimer kristalin memiliki puncak Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 212 tajam, sedangkan polimer amorf memiliki puncak melebar. Rasio antara kedua intensitas menunjukkan derajat kristalinitas poliuretan. 8. Penentuan Kehilangan Massa dan Laju Kehilangan Massa Poliuretan Persentase kehilangan massa dilakukan dengan menimbang polimer sebelum dan setelah dilakukan biodegradasi. Untuk menentukan laju kehilangan massa poliuretan hasil sintesis dilakukan dengan menimbang polimer sebelum dan sesudah dilakukan inkubasi dan selisih keduanya dibagi dengan waktu inkubasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan karakterisasi yang dilakukan terhadap poliuretan hasil sintesis berbasis minyak kedelai tanpa dan dengan oksidasi SBO dan OSBO, asam lemak minyak kedelai tanpa dan dengan oksidasi ALSBO dan ALOSBO, minyak jarak tanpa dan dengan oksidasi CO dan OCO, asam lemak minyak jarak tanpa dan dengan oksidasi ALCO dan ALOCO, minyak sawit kasar tanpa dan dengan oksidasi CPO dan OCPO, asam lemak CPO tanpa dan dengan oksidasi ALCPO dan ALOCPO, serta dari asam oleat sebelum dan sesudah biodegradasi diperoleh data kehilangan massa Tabel 1 untuk 16 produk polimer hasil sintesis. Tabel 1. Kehilangan massa poliuretan berbasis minyak kedelai, minyak jarak, dan minyak sawit No Poliuretan Kehilangan massa 5 hari 10 hari 15 hari 20 hari 25 hari 30 hari 1 PEG400-MDI 3,216 10,609 24,334 33,309 43,309 43,309 2 SBO-PEG400- MDI 1,580 3,290 4,960 6,860 7,640 7,640 3 OSBO-PEG400- MDI2,4,6 0,750 1,800 3,040 3,710 3,820 3,820 4 OSBO-PEG400- MDI 4,4,6 4,518 10,725 14,911 19,002 20,538 20,538 5 OSBO-PEG400- MDI 6,4,6 3,620 6,682 6,914 6,914 11,881 13,020 6 ALSBO- PEG400-MDI 1,300 1,300 1,300 1,300 1,300 1,300 7 ALOSBO- PEG400-MDI 1,080 6,780 13,450 19,930 24,860 30,420