Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
508
Tabel 2. Tanggapan peserta pelatihan
NO URAIAN TANGGAPAN
KRITERIA SANGAT
SETUJU SETUJU
TIDAK SETUJU
1. Materi pelatihan relatif baru bagi
peserta 95
5 2.
Peserta pelatihan sebagian besar belum mengetahui Peralatan Unit
AMF Power System 95
5
3. SMK tempat peserta mengajar
belum memiliki atau mengembangkan Unit AMF Power
System 100
4. Materi pelatihan sangat dibutuhkan
dalam pembelajaran di SMK Jurusan Listrik
95 5
5. Materi tentang AMF Power System
sebagai alat otomatisasi suplai listrik terdapat dalam Kurikulum SMK
Jurusan Listrik 100
6. Materi pelatihan sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kompetensi guru
100
7. Peserta pelatihan berminat
mengembangkan Unit AMF di sekolah sebagai alat bantu atau
media pembelajaran 90
10
Pada tabel 2 di atas tampak bahwa 95 peserta menyatakan bahwa materi tentang AMF merupakan materi baru. Selain itu SMK tempat peserta mengajar
belum memiliki fasilitas AMF Power System sebagai sarana praktikum. Demikina dapat dikatakan bahwa materi pelatihan dapat bermanfaat sebagai sarana up-dating
kompetensi para guru SMK Jurusan Listrik.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Materi tentang AMF Power System terbukti dapat digunakan sebagai sarana up- dating kompetensi guru SMK Jurusan Listrik
2. Tingkat kelulusan peserta pelatihan sebesar 72, hal ini menunjukkan masih perlu ditingkatkan efektivitas pelatihan agar peserta dapat memahami materi pelatihan
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
509
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2000. SEG Electronic devices. Krefelfer Weg. 2. Bienayme,A,.
”Does Company Strategy Have Any Lessons for Educations Planning”. Prospect , UNESCO Vol.XIX No 21989
3. Eko, Agfianto Putra. 2002. Mikrokontroler AT89C515255. Yogyakarta. Penerbit Gaya Media.
4. Gafur, Abdul. 2001. Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis Kemampuan Dasar
. PPs UNY. 5. Goleman, Daniel.1998. Working With Emotional Intellegence. London:
Bloomsbury Publishing Plc. 6. Guder, 1986, in Rudolph,W.
The Trantition From School in The World of Work” In The German Democratic Republic.
Prospect. UNESCO, No. 69, Vol.XIX No. 1989
7. Khoirudin Bashori. 2000. Motivasi Meraih Puncak Prestasi. Makalah Seminar dan Lokakarya Dosen dan Mahasiswa P[endidikan Teknik Elektro FT UNY
8. Tim Pelatih Proyek PGSM 1999. Penelitian tindakan Jakarta Depdikbud. 9. Tim Pengadaan Buku Metode Khusus Pendidikan Teknik Elektro FPTK IKIP
Yogyakarta. 1990 10. Utomo Ruijter,Kees.1989.Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan.
Jakarta: PT. Gramedia 11. Anonim. 2002. Kurikulum 2002 Program Studi Teknik Elektro D3 dan Program
Studi Teknik Pendidikan Teknik Elektro S1 . Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 12. Parjono dan Suyanto, Wardan. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi konsep dan
Implementasi . Yogyakarta. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
13. Seip, Gunter. G. 2000. Electrical Installations Handbook, Munich: MCD
Werbeagentur GmbH. 14. Suhana, Neno. 2002. Seri Teknik. Bandung, Penerbit ITB.
15. Tao, William KY. And Janis, Richard.R. 1997. Mechanical and Electrikal Systems in Building.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 16. Zamtinah 2000. Kompetensi Standar Lulusan SMK yang Dibutuhkan Industri.
Jurnal Kependidikan Nomor 2, Tahun XXX, 2000. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta ISSN No. 0125-992X
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
510
17. Zamtinah 2006. Kontribusi Unit AMF Power System Daya Kecil dalam pencapaian kompetensi pada Kurikulum SMK 2004.
Yogyakarta: Laporan Penelitian Program Hibah Kompetisi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
511
PENGEMBANGAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT DAN ENZIM KOLESTEROL REDUKTASE DARI LIMBAH KOTORAN AYAM
YANG BERPOTENSI MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DAGING AYAM BROILER
Siti Umniyati, Astuti, Bernadetta Oktavia, Drajat Pramiadi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah garam empedu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi asam laktat Streptooccus sp dari chyme usus halus
ayam Broiler Strain Lohmann.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Streptococcus sp ditumbuhkan dalam medium MRS dengan penambahan garamempedu yaitu 0 kontrol, 1, 1,2, 1,6,
1,8, dan 2 pada suhu 40
o
C selama 24 jam. Variabel pertumbuhan yang diamati adalah pola pertumbuhan kurva pertumbuhan, kecepatan tumbuh spesifik, waktu
generasi, total koloni, nilai pH dan produksi asam laktat. Pengamatan pols pertumbuhan Streptococcus sp
diukur tiap jamnya selama 24 jam dengan menggunakan spektrofotometer
650 nm, total koloni dan nilai pH diamati pada awal jam ke-0, fase eksponensial dan fase stasioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
varian dengan rancangan acak lengkap satu faktor dan jika terdapat perbedaan diantara reratanya maka dilanjutkan dengan uji
Duncan‟s Multiple Range Test DMRT. Hasil penelitian menunjukan bahwa garam empedu tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan Streptococcus sp. Streptococcus sp mampu tubuh dengan baik pada berbagai konsentrasi garam empedu dan mampu memproduksi asam laktat sebagai
produk fermentasinya. Produksi asam laktat tertinggi dihasilkan pada fase stasioner yang ditandai dengan penurunan pH medium. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa Streptococcus sp yang diisolasi dari Chyme usus halus ayam broiler Strain Lohmann
dapat dijadikan sebagai kandidat bakteri probiotik.
Kata kunci :
Garam empedu, pertumbuhan, asam laktat, Streptococcus, Chyme usus halus ayam broiler Strain Lohmann.
A. Pendahuluan
Meningkatnya daya saing di berbagai bidang kehidupan khususnya ilmu mikrobiologi di era globalisasi ini menarik para ilmuwan untuk mengembangkan
berbagai produk dengan menggunakan jasa mikrobia yang aman berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat dan berguna bagi kesehatan manusia. Salah satunya adalah
pemanfaatan Bakteri Asam Laktat BAL pada beberapa produk makanan seperti yakult,
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
512
susu, yoghurt sehingga menambah khasanah aplikasi dalam dunia perindustrian mikrobiologi.
Bakteri Asam Laktat sekarang tidak dipandang sebagai perbendaharaan keilmuan saja yang tersimpan di ruang-ruang laboratorium, akan tetapi sekarang sudah dalam
tataran aplikasi baik untuk industri makanan, kesehatan, maupun kedokteran. Bakteri Asam Laktat berperan positif menjaga keseimbangan mikroflora usus dan membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Inggrid, 2001: 1. Salah satu genus Bakteri Asam Laktat yang mampu menurunkan kolesterol
adalah Streptococcus sp yang berhasil diisolasi dari saluran pencernaan ternak seperti ayam, melalui mekanisme dekonjugasi garam empedu dan berpotensi menjadi
probiotik. Selain itu genus Streptococcus sp tersebut banyak digunakan untuk meningkatkan kesehatan hewan ternak Dunne et al, 2001 : 378. Streptococcus sp yang
berhasil diisolasi tersebut termasuk genus bakteri asam laktat yang memiliki karakteristik gram positif, katalase negatif, non motil tidak berspora, selnya berbentuk
bulat berpasangan atau berantai, bersifat fakultatif anaerob, dan tahan terhadap pH asam. Streptococcus sp dapat memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk
fermentasinya sebagian besar berupa asam laktat. Oleh karena itu, Streptococcus sp bersifat homofermentatif Widodo, 2003: 72.
Menurut Hozapfel dkk 2001:368 salah satu syarat bakteri yang dapat digunakan sebagai agensia probiotik pada ayam adalah harus tahan terhadap konsentrasi garam
empedu yang tinggi. Strain bakteri harus mampu melewati saluran usus halus khususnya pada bagian atas Jejenum. Bagian tersebut memiliki konsentrasi garam empedu yang
cukup tinggi dan bersifat toksik bagi bakteri. Bakteri asam laktat termasuk Streptococcus
sp yang mampu tumbuh pada konsentrasi bile salt sampai 1000 ppm harus hidup dalam suhu badan ayam sekitar 40-41°C.
Menurut Sulaxono dkk. 2002: 4 organ hati pada ayam memiliki berbagai fungsi fisiologis, salah satunya adalah memproduksi garam empedu yang berfungsi
menghancurkan dan mengemulsi lemak yang masuk ke dalam usus halus. Fungsi ini sangat berbahaya bagi kehidupan mikroorganisme di usus halus sekaligus dapat menjadi
zat penghambat bagi pertumbuhannya, mengingat bahwa membran sel mikroorganisme pada umumnya tersusun atas lipid.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
513
Mikroorganisme termasuk bakteri harus mampu bertahan dari pengaruh garam empedu agar dapat hidup di usus halus ayam. Hal ini berhubungan dengan fungsi dari
garam empedu di dalam usus halus yaitu sebagai emulgator pada proses pencernaan lemak emulsifikasi lemak. Emulsifikasi lemak merupakan proses awal dari
metabolisme lemak yaitu proses pencampuran emulsi lemak yang berukuran besar menjadi ukuran lebih kecil, sehingga lemak yang telah diemulsifikasikan tadi dapat larut
dalam air dan memungkinkan enzim lipase pankreas bekerja Guyton dan Hall, 1996: 1041.
Keberadaan garam empedu bagi mikroorganisme di dalam usus halus dapat juga disebut sebagai
“Biological detergents” yaitu cairan yang memiliki kemampuan untuk melarutkan fosfolipid, kolesterol, dan protein. Sebagian besar dari senyawa tersebut
adalah penyusun membran sel, dengan demikian akan menyebabkan membran sel mikroorganisme menjadi hancur lysis apabila terkena garam empedu. Konsentrasi
garam empedu yang tinggi akan menjadi racun dan zat antimikrobia yang sangat keras Begley et al, 2002: 4.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pertumbuhan Streptocoocus
sp dalam garam empedu Streptocoocus sp yang berhasil diisolasi dari chyme usus halus ayam Broiler strain Lohmann umur 42 hari.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pertumbuhan Streptococcus sp yang berhasil diisolasi dari chyme usus halus ayam Broiler strain Lohmann umur 42 hari dalam medium garam
empedu. 2. Untuk mengetahui produksi asam kolat oleh Streptococcus sp yang berhasil diisolasi
dari chyme usus halus ayam Broiler strain Lohmann umur 42 hari dalam medium garam empedu.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah,
1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengkaji secara mendalam mengenai kemampuan Streptococcus sp dalam mendekonjugasi garam empedu.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
514
2. Sebagai sumber informasi bagi industri peternakan dalam pemanfaatan bakteri asam laktat khususnya Streptococcus sp yang berhasil diisolasi dari chyme usus halus
ayam Broiler strain Lohmann umur 42 hari sebagai salah satu agensia probiotik.
B. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor dengan 6 variasi perlakuan dan masing-
masing perlakuan 3 kali ulangan. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2006 sampai Maret 2007, dan
dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Mikrobiologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, UNY dan Laboratorium Hayati UGM.
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi garam empedu: 0 , 0,1 , 0,3 , 0,5 , 0,7 , dan 0,9 .
2. Variabel Tergayut
Variabel tergayut dalam penelitian ini adalah: a Pertumbuhan isolat Streptococcus sp pada media yang mengandung garam
empedu, dengan parameter: nilai densitas pertumbuhan Streptococcus sp, kecepatan tumbuh spesifik, dan kadar asam laktat yang dihasilkan saat akhir
inkubasi. b Produksi kadar asam kolat yang dihasilkan saat akhir inkubasi.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Streptococcus sp yang di isolasi dari chyme usus halus ayam Broiler Strain
Lohmann 2.
Sampel Penelitian Streptococcus
sp yang telah diinkubasikan selama 24 jam
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
515
Prosedur Kerja 1. Penanaman
Streptococcus sp ke dalam medium garam empedu yang
ditambahkan 0,2 sodium thioglycholat.
Isolat Streptococcus sp yang telah diinokulasikan sebanyak 1 dari kultur biakan murni ke dalam medium pertumbuhan MRS yang mengandung 0,2 sodium
thioglycholate. Volume medium untuk setiap tabung sebanyak 10 ml. Konsentrasi garam empedu dalam medium diatur dari 0 , 0,1 . 0,3 , 0,5 , 0,7 , dan 0,9 .
Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. Sebagai kontrol media tidak ditambahkan garam empedu. Derajat keasaman pH pada awal fermentasi ditepatkan
pada pH 6,5. Selanjutnya dilakukan inkubasi pada suhu 40 ° C.
2. Pertumbuhan Streptococcus sp pada media garam empedu
Streptococcus sp diikuti pertumbuhannya selama fermentasi dengan mengukur
perubahan densitas medium. Perubahan densitas yang diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 650 nm Pereira dan Gibson, 2002.
Pengamatan dilakukan tiap jam selama 20 jam sampai diperoleh densitas yang
cenderung konstan pada pengamatan yang berbeda. 3. Analisis kadar asam laktat
a Tahap Isolasi
1. 1 ml kultur bakteri dimasukkan stamper yang berisi TCA 10 , kemudian filtrat ditampung pada tabung sentrifugasi. Vortex sambil ditambah TCA 10 sampai
volume filtrat 5 ml. Filtrat disentrifugasi 2300 rpm selama 15 menit. 2. 1 ml supernatan dimasukkan tabung sentrifugasi dan ditambah 0,5 ml larutan
CuSO
4
20 + aquades hingga volume 5 ml. Kemudian ditambah 0,5 gr CaOH
2.
Untuk blanko supernatan diganti aquades. 3. Memvortex sampai homogen dan membiarkannya selama 30 menit kemudian
disentrifugasi 2750 rpm selama 15 menit.
b Tahap Penentuan
1. 0,5 ml supernatan + 0,025 ml CuSO
4
+ 3 ml H
2
SO
4
pekat divortex dididihkan 5 menit kemudian didinginkan pada air es hingga suhu 20°C
+0,05 ml larutan p-hidroksibiphenil. Inkubasikan pada suhu 30°C selama 30 menit. Kemudian didihkan selama 90 detik, dinginkan pada suhu kamar.
2. Meneranya dengan spektrofotometer pada 560 nm