Desain Pembuatan Modul Mikrokontroler

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 390 Pengumpulan data dilakukan dengan melalui dua tahapan yaitu : a. Pengujian dan Pengamatan Pengujian dan pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui unjuk kerja modul mikrokontroler sebagai modul praktikum mikrokontroler dengan validasi dari ahli materi. b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2006: 199. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk menilai kelayakan yang digunakan untuk pembelajaran pada matakuliah praktek mikrokontroler. Responden yang dilibatkan dalam pengambilan data adalah ahli dalam materi pembelajaran dan mahasiswa yang mengambil matakuliah mikrokontroler. Hasil penelitian kemudian diuji dan dianalisis. 5. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono 2006: 148 instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun untuk mengukur fenomena sosial yang diamati secara spesifik. Semua fenomena tersebut disebut variabel penelitian. Jadi instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan pada waktu meneliti. Untuk memperoleh data tentang pengujian dan pengamatan maka instrumen yang digunakan adalah alat ukur berupa multimeter dan panel indikator. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan digunakan instrumen berupa angket. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu pembuatan modul sendiri oleh mahasiswa kemudian diamati unjuk kerjanya, dan uji kelayakan dengan meminta pendapat setelah menggunakan. Selain itu juga meminta pendapat ahli materi dan pengampu matakuliah yang kompeten dalam bidangnya. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 391 1. Hasil Unjuk Kerja Alat Sistem minimum mikrokontroler secara perangkat keras dilakukan pengujian tegangan dan hasilnya: No. Point pengukuran Hasil pengukuran 1 Tegangan Utama Power Supply 4.75 volt 2 Tegangan masuk mikrokontroler Vcc 4.75 volt Selain itu juga dilakukan uji sambungan pada PCB dengan pengukuran koneksitas pada titik persambungan. Sedangkan untuk downloader juga dilakukan pengujian yang sama dan hasilnya: No. Point pengukuran Hasil pengukuran 1 Tegangan Utama Power Supply 4.75 volt 2 Tegangan masuk mikrokontroler ATmega8 4.75 volt Komponen perangkat keras secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Modul Mikrokontroler AVR Pengujian yang lain dilakukan dengan perangkat lunak sebagai berikut: Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 392 a Pengujian driver usb pada downloader dengan instalasi driver usb dan kemudian dicek pada device manager. Apabila namanya USBasp sudah muncul berarti usb downloader sudah dikenali dan siap untuk dipergunakan, akan tetapi apabila belum muncul maka instalasi driver belum berhasil dan harus diulang. Gambar 3. Seting Driver USBASP b Pengujian unjuk kerja downloader dengan menghubungkannya ke sistem minimum kabel tidak boleh terbalik, setelah itu cek dengan perintah: avrdude –c usbasp –p ? Jika muncul daftar nama-nama ic yang bisa didownload berarti benar, kalau belum muncul nama-nama tersebut maka masih salah. Gambar 4. Testing Downloader USBASP Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 393 c Pengujian selanjutnya unjuk kerja mikrokontroler dengan cek IO input-output. Apabila semua IO sudah bekerja sebagaimana mestinya maka mikrokontroler siap untuk diaplikasikan. Cara pengetesannya dengan program sebagai berikut: program cek output include avrio.h include utildelay.h define PORTLED PORTD define DDRLED DDRD void Delay_msint ms { forint i=0; i=ms; i++ { _delay_ms1;}; } int main void { Unsigned char temp=0x01; DDRLED=0xFF; While1 { PORTLED=temp; Delay_ms500; temp=temp1 | temp7 } return0; } sedangkan untuk cek input program sebagai berikut: program cek input include avrio.h include utildelay.h define PORTLED PORTB define DDRLED DDRB define DDRPAD DDRC define PORTPAD PORTC definePINPAD PINC define P_1ROL 0 define P_2ROL 1 define P_1ROR 2 define P_2ROR 3 void Delay_msint ms { forint i=0; i=ms; i++ { _delay_ms1;}; } int main void { Unsigned char temp=0x01; Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 394 DDRLED=0xFF; DDRPAD=0x00; PORTPAD=0xFF; While1 { Ifbit_is_clear PINPAD,P_1ROL { Delay_ms200; temp=temp1 | temp7; PORTLED=temp; }; Ifbit_is_clear PINPAD,P_2ROL { Delay_ms200; temp=temp2 | temp7; PORTLED=temp; }; Ifbit_is_clear PINPAD,P_1ROR { Delay_ms200; temp=temp1 | temp7; PORTLED=temp; }; Ifbit_is_clear PINPAD,P_2ROR { Delay_ms200; temp=temp2 | temp7; PORTLED=temp; }; }; return 0; } 2. Hasil Angket Angket ada 2 buah yaitu untuk ahli materi yang digunakan untuk uji validasi isi, untuk mahasiswa untuk uji kemanfaatan modul. Angket tersebut diskor dengan skala Likert sebagai berikut: Jawaban Skor Prosentase Sangat layak 5 81 - 100 Layak 4 61-80 Cukup layak 3 41-60 Kurang layak 2 21-40 Sangat tidak layak 1 20 a Hasil uji validasi isi Pengujian ini ada 10 butir indikator seperti berikut: No. Indikator 1 Kesesuaian materi dengan tuntutan kompetensi Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 395 2 Kesesuaian materi dengan pokok bahasan 3 Keruntutan materi 4 Kedalaman materi 5 Tingkat kesulitan pemahaman materi 6 Pemberian latihan untuk pemahaman konsep 7 Sistematika penyajian materi 8 Kejelasan petunjuk percobaan 9 Kesesuaian materi dengan kompetensi pengujian aspek kognitif 10 Kesesuaian materi dengan kompetensi pengujian aspek psikomotorik Hasil pengujian seperti berikut: No. Indikator ΣSkor1 ΣSkor2 ΣSkor3 ΣSkor4 ΣSkor5 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 Dari tabel di atas terlihat bahwa secara keseluruhan uji validasi materi layak untuk dipakai dalam praktek mikrokontroler. b Hasil uji kelayakan modul dari mahasiswa Butir-butir indicator penilaian untuk uji kelayakan dari mahasiswa sebagai berikut: No. Indikator 1 Kesesuaian materi dengan tuntutan kompetensi 2 Kesesuaian materi dengan pokok bahasan yang disajikan 3 Keruntutan materi yang disajikan 4 Kedalaman materi yang disajikan 5 Tingkat kesulitan pemahaman materi 6 Pemberian latihan untuk pemahaman konsep 7 Sistematika penyajian materi Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 396 8 Kejelasan petunjuk percobaan 9 Kelengkapan fasilitas modul untuk praktikum mikrokontroler 10 Komposisi penempatan komponen yang digunakan 11 Kemudahan penggunaan modul untuk praktikum 12 Relevansi dengan matakuliah praktek mikrokontroler 13 Daya tarik dari tampilan fisik modul praktek mikrokontroler 14 Mempermudah pemahaman mahasiswa dalam aspek kognitif 15 Mempermudah pemahaman mahasiswa dalam aspek psikomotorik 16 Menumbuhkan motivasi praktek 17 Kemudahan penyimpanan modul praktek Tabulasi prosentasi untuk uji kelayakankemanfaatan : No. Indikator ΣSkor1 ΣSkor2 ΣSkor3 ΣSkor4 ΣSkor5 cukup layak61 1 10 25 15 35 15 65 2 5 25 35 25 10 70 3 30 35 25 10 70 4 5 25 30 30 10 70 5 5 20 30 30 15 75 6 15 15 20 40 10 70 7 30 50 15 5 70 8 10 25 30 30 5 65 9 10 20 45 15 10 70 10 20 15 40 25 65 11 10 20 40 20 10 70 12 10 20 25 25 20 70 13 15 20 35 25 5 65 14 10 20 40 15 15 70 15 10 10 40 25 15 80 16 10 20 25 15 30 70 17 10 10 40 25 15 80 Hasil dari tabulasi prosentase nampak hasil akumulasi untuk kategori cukup layak sangat memenuhi syarat untuk unji kelayakan, walaupun ada beberapa indikator yang hanya 65 tetapi sudah cukup memenuhi. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 397 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Unjuk kerja secara perangkat keras hasilnya sangat handal karena didua point pengukuran menunjukkan tegangan yang stabil yaitu 4.75 Volt, baik untuk Sistem Minimum Mikrokontroler maupun Downloader. Secara perangkat lunak diuji dengan program, dan hasilnya untuk driver USBASP telah terinstalasi secara sempurna dapat dilihat pada gambar 3. Program Downloader dapat bekerja dengan sempurna, dites dengan perintah avrdude –c usbasp –p ? sukses jika mengeluarkan daftar jenis-jenis mikrokontroler yang dapat didownload gambar 4.. Uji perangkat lunak yang lain yaitu tes input dan output dengan program seperti dalam pembahasan, hasilnya semua input dan output mengeluarkan data secara sempurna. 2. Modul Mikrokontroler AVR ini dapat dipergunakan untuk matakuliah praktikum karena secara materi memenuhi persyaratan kompetensi. Penilaian dengan rentang nilai 1-5 didapatkan 6 dari 10 item dinilai 5 nilai tertinggi, dan 4 item dinilai 4 oleh validator isi. Jadi dari hasil validasi menggambarkan bahwa modul ini sangat layak untuk digunakan. Sedangkan secara kemanfaatan divalidasi oleh mahasiswa menunjukkan bahwa rata-rata hampir semua item prosentasinya 70 dan 75, bahkan ada yang 80, walaupun ada 3 item yang prosentasinya 65. Hasil ini menunjukkan bahwa kemanfaatan Modul ini sangat layak untuk dipakai sebagai modul praktikum Implikasi Modul ini sangat sederhana dan murah, dengan melihat uji kelayakan dan kemanfaatan di atas maka dapatlah kiranya dikembangkan sebagai Modul Praktikum Mikrokontoler AVR. Bahkan dimungkinkan mahasiswa dapat mengembangkan sendiri modul tesebut untuk pemakaian yang lebih luas atau lebih kompleks dalam aplikasinya. Sebagai contoh tahapan terakhir dari penelitian ini mahasiswa diberikan proyek untuk membuat Line Follower Robot Robot Penjejak Garis, dengan mudah mahasiswa dapat merakitnya dan mengembangkannya. Melihat hasil yang demikian besar harapan peneliti Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 398 bahwa Mikrokontroler sebagai matakuliah pokok pembangun kompetensi jurusan elektronika dapat dikuasai sepenuhnya dan dikembangkan seluas-luasnya. DAFTAR PUSTAKA Budiharto Widodo, 2008, Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATMega 16, Elex Media Komputindo: Jakarta. Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. James C. Adam. Project Oriented Learning Experience. http:www.chibardun.com~jcadamshtmloutmore2.html. 16042009 John Catsoulis,2005, Designing Embedded Hardware, OReilly Media.Inc. Lukito Edi.Teknologi Informasi dalam PBL untuk Bidang Keteknikan. Workshop TI M. Ary Heryanto, dkk., 2008, Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler Atmega 8535, Andi Offset: Yogyakarta. M.Mitescu I. Susnea, 2005, Microcontroller in Practice, Springer Berlin Heidelberg. Michael Barr, 2006, Anthony Massa, Programming Embedded Systems, OReilly Media.Inc. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, konsep, karakteristik dan implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Sarwono, Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Graha Ilmu: Yogyakarta. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD , Alfabeta: Bandung. Umi Rochayati. 2008. Modul Digital Buatan Sendiri Sebagai Modul Praktikum Untuk Pembelajaran Praktek Elektronika Digital . Penelitian ............, 2002. Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 399 SISTEM PEMICU OPTIS IC 555-MOC 3021 SEBAGAI PENGENDALI DAYA LISTRIK Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta herlambangpramonoyahoo.com Abstrak Pada rangkaian pengendali daya listrik, penggunaan TCA 785 dan trafo pulsa keluaran Siemens sebagai komponen pemicu SCRTRIAC ditemui masih mengandung kelemahan diantaranya harganya yang mahal dan juga sulitnya mencari komponen pengganti jika terjadi kerusakan. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mencoba IC 555- MOC 3021 sebagai pengganti TCA 785. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem pemicuan dengan pemicu optis dengan sudut pemicuan sekecil mungkin atau mendekati sudut nol. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen laboratorium, dengan pembuatan unit eksperimen sedangkan pengamatan kinerjanya didukung dengan beberapa peralatan bantu dan instrument ukur. Rancang bangun rangkaian dilakukan dengan memajukan rangkaian sinkronasi pemicu dari IC 555 sebesar 36 o sebelum sudut 0 o , baik untuk rangkaian picu SCR maupun TRIAC. Hasil penelitian didapatkan perbaikan kinerja seperti yang diharapkan yaitu pemicuan pada sudut 0 o menghasilkan sudut 9 o pada rangkaian SCR dan 27 o untuk rangkaian TRIAC. Sedang pada sudut selain 0 o , menghasilkan kinerja yang sama dengan rangkaian yang menggunakan IC TCA 785 dan trafo pulsa. Kata kunci: IC 555-MOC 3021, pemicu optis, pengendali daya Pendahuluan Penggunaan IC TCA 785 dan trafo pulsa dari Siemens sebagai pemicu SCRTriac mengandung banyak kelemahan, yaitu selain harganya yang mahal juga sulitnya komponen tersebut diperoleh di pasaran. Hasil penelitian Haryanto 2005 yang memanfaatkan IC 555 dan kopling optis dengan MOC 3021 dari Motorola sebagai pengganti TCA dan trafo arus, kinerjanya belum memuaskan, khususnya pada pemicuan sudut 0 o , yang menghasilkan sudut yang masih cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sistem pemicu SCRTriac dengan IC 555-MOC 3021 dengan metode memajukan sudut picu tersinkron pada masukan IC 555 Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 400 untuk memperbaiki kinerjanya, sehingga bisa mengatasi kelemahan pada sudut yang kecil. Upaya ini perlu dilakukan karena sistem pemicu merupakan rangkaian yang sangat penting pada bidang lsitrik khususnya untuk pengendalian daya listrik. Pemicu Optik IC 555 IC 555 merupakan IC serbaguna yang diciptakan sebagai untai multivibrator tak stabil maupun multivibrator monostabil yang harganya cukup murah Savant, Roden, Carpenter.,1987.,Boylestad,Nashelsky 1992. Dengan menyinkronkan pulsa pemicu IC 555 dengan fasa jaringan listrik, maka fungsinya sebagai multivibrator monostabil dapat dimanfaatkan bagi sistem pemicu SCR dan Triac untuk mengatur daya listrik yang akan diberikan ke beban . Gambar 1 memperlihatkan diagram blok IC 555 sebagai multivibrator monostabil disertai dengan bentuk geombang masukan pemicu dan keluarannya. Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa jika pulsa pemicu diambil dari jaringan listrik dan munculnya pulsa sinkron dengan lintasan nol, maka akan dihasilkan pulsa-pulsa keluaran yang pewaktuannya juga sinkron dengan jaringan listrik Dengan dasar pemikiran seperti ini, pulsa keluaran IC 555 dapat digunakan untuk memicu SCRTriac pada sudut pemicuan yang tetap, sesuai dengan pewaktuan yang diinginkan. Permasalahan yang timbul adalah bahwa permulaan pulsa tebing depan keluaran selalu tetap mulainya, yakni tergantung saat mulainya pulsa pemicu masukan. Dikarenakan pulsa pemicu masukan akan disinkronkan dengan jaringan, maka pulsa pemicu akan selalu muncul pada sudut fasa jaringan yang besarnya tetap. 7 6 4 8 5 1 2 3 + C1 + C2 R1 pulsa sinyal keluaran sinyal picu masukan +Vcc T T=1,1 x R1 x C1 picu masukan keluaran Gambar 1. Diagram Blok IC 555 sebagai Multivibrator Monostabil. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 401 Untuk mengatur daya beban melalui SCR maupun Triac, kedua peranti ini harus dipicu pada sudut fasa jaringan yang dapat diatur dari 0 o sampai 180 o agar beban memperoleh daya listrik sesuai dengan pengaturan yang diinginkan, maka pemanfaatan IC 555 sebagai pemicu haruslah menggunakan tebing belakang pulsa keluaran yang dapat diatur-atur kedudukannya dari 0 o sampai 180 o sesuai dengan formula 1,1 R1C1 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan mengacu pada frekuensi jaringan listrik PLN sebesar 50 Hertz, maka waktu periode penuhnya adalah 150 detik atau 20 milidetik. Dikarenakan pemicuan SCR hanya merentang dari 0 o sampai 180 o ,maka lebar pulsa keluaran IC 555 haruslah dapat diatur merentang sampai setengah periode gelombang yakni 20 milidetik. Dengan memilih R1 sebesar 50 kilo Ohm dan berupa potensiometer untuk mengatur lebar pulsa keluaran, maka berdasar formula diatas diperoleh C1 sebesar 0,360 uF, atau dengan nilai standar pasar, merupakan bentuk paralel antara 0,33 uF dan 0,033 uF. BC547B BC547B R2 R3 4k7 4k7 15k 15k D1 D2 1N4148 1N4148 5V6 5V6 0,22uF 0,22uF T1 1 5 6 4 8 14011 1 2 3 14 7 14011 1 2 3 14 7 +12V +12V 220V 9V 9V ke pemicu IC555 ke pemicu IC555 Gambar 2 Sistem Penyinkron Jaringan dan Pemicu bagi IC 555 Untuk keperluan pemicuan IC 555 dengan adanya diode zener pada basis ketika siklus tegangan jaringan masih bernilai tinggi akan menyebabkan transistor menghantar. Dengan cara ini dapat dihasilkan pulsa penyinkron yang lebih dulu muncul sebelum tegangan jaringan melintasi titik nol-nya. Dengan kata lain, IC 555 akan dipicu mendahului sudut nol tegangan jaringan. Hal ini juga akan memberikan kesempatan tebing Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 402 belakang pulsa keluaran IC555 terjadi sebelum sudut nol. Pemasangan gerbang logika 14011 diperlukan untuk menghasilkan bentuk pulsa penyinkron yang akan diumpankan ke IC 555. Pemicu Optik MOC 3021 MOC 3021 merupakan diac optokopler, yang memiliki diode inframerah pada masukannya dan sebuah diac diode ac thyristor pada keluarannya. Dengan demikian, diac akan mengantarkan arus listrik jika menerima cahaya dari diode inframerah, sedangkan diode infra merahnya akan memancarkan cahaya inframerah jika ia mendapat tegangan pada masukannya. Rangkaian MOC 3021 diperlihatkan pada Gambar 3 . MOC3021 1 2 6 4 Gambar 3 Diagram Listrik MOC 3021 Pada hubungannya dengan cara kerja IC 555, maka diode inframerah pada MOC harus dapat dinyalakan dengan tebing belakang pulsa keluaran IC, yakni transisi dari tinggi ke rendah. Sementara itu, keluaran MOC 3021 yang berupa diac dihubung deret dengan dengan resistor pemicu SCRTriac. Rangkaian MOC sebagai pemicu SCRTriac diilustrasikan dalam Gambar 4. MOC3021 1 2 6 4 MOC3021 1 2 6 4 TRIAC SCR R1 R2 R3 R4 beban beban jaringan jaringan Gambar 4 Hubungan MOC 3021 dengan SCR Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 403 Pada rangkaian Gambar 5, saat keluaran IC 555 tinggi maka transistor NPNBC 547 akan menghantar penuh sehingga diode infra merah pada MOC 3021 dihubung singkat. Sebaliknya jika tegangan keluaran IC 555 rendah maka transistor akan mati off sehingga diode infra merah pada MOC 3021 dialiri arus dari tegangan sumber. Dengan cara ini, maka MOC akan mulai memicu SCRTriac pada saat tegangan keluaran IC 555 berubah dari tinggi menuju rendah. Dengan demikian SCRTriac akan dipicu oleh tebing belakang pulsa keluaran IC 555. MOC3021 1 2 6 4 BC 547B +VCC dari keluaran IC 555 Gambar 5 Hubungan IC 555 dengan MOC 3021 melalui Transistor NPN Metode Penelitian Metode penelitian adalah eksperimen rancang bangun. melalui pembuatan alat sebagai modul eksperimen, yang pengamatan kinerja alat tersebut didukung dengan beberapa peralatan bantu dan instrument ukur.

1. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian adalah benda-benda yang membantu pengambilan data penelitian yang dalam penelitian ini terdiri dari modul eksperimen, instrument ukur, dan komputer .

2. Lokasi Penelitian

Penelitian eksperimen rancang bangun an pengambilan data dilakukan di Laboratorium Sistem Kendali Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakulats teknik Uniersitas Negeri Yogyakarta.

3. Teknik Analisis Data

Data diambil dengan observasi sedangkan analsis data dilakukan secara deskriptif. Data pengukuran modul eksperimen dibandingkan degan peralatan standar, kemudian Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 404 perbedaan hasil dianalisis. Fungsi dari setiap bagian alat diamati fungsinya dan dianalisis unjuk kerjanya

4. Langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan berba gai tahapan mengikuti model Linier Sequential Model LSM yang terdiri dari 4 tahapan yang berulang yaitu tahap analisis dan studi literatur, desainperancangan, perakitan assembly-hardware, dan pengujian. Keempat tahapan ini akan berulang hingga dipenuhinya kondisi ideal yaitu sistem berfungsi dengan baik sesuai yang direncanakan. Analsis data dilakukan secara deskriptif. Bentuk-bentuk gelombang hasil pengaturan sudut fasa pemicuan SCRTriac antara modul IC555 MOC 3021 dan TCA 785 deperbandingkan secara visual. Jika ada perbedaan bentuk, maka dilakukan analisis perhitungan selisih fasanya antara hasil pengaturan secara fisik dengan pengaturan secara teoritik. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian untuk berbagai sudut penyulutan, baik pada rangkaian TRIAC, SCR jembatan dan SCR anti parallel disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Seting sudut picu derajat Jenis Pengendali Sudut Picu derajat TCA 785 VEDC Hasil penelitian TRIAC 27 SCR Jembatan 9 SCR Anti Paralel 18 45 TRIAC 45 45 SCR jembatan 45 45 SCR Anti Paralel 45 45 90 TRIAC 90 90 SCR Jembatan 90 90 SCR Anti Paralel 90 90