Perluasan SMK: SMA menjadi 70: 30

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 99 SMK N 3 Wonosari Jasa boga SMK N Girisubo Teknik Mekanik Otomotif 3. Bantul SMK Muh Bambanglipuro Pengolahan Hasil Pertanian Sepeda motor Kendaraan ringan Multimedia Rekayasa perangkat lunak SMK Muh Imogiri Tata busana Kimia industri SMKN Sewon Multimedia Kria tekstil Desain telekomunikasi visual SMKN 1 Pundong Komputer dan jaringan Pemanfaatan tenaga listrik Pengelasan SMKN Kasihan Desain Komunikasi Visual Animasi SMK Putratama Siaran radio Siaran TV Bantul SMK N Pleret Teknik ketenaga listrikan Tabel di atas menunjukkan kebijakan perluasan SMK direspon SMK swasta maupun negeri, akan tetapi studi keahlian yang sesuai dengan favorit masyarakat. Perluasan SMK yang dilakukan dengan alih fungsi SMA menjadi SMK dilakukan oleh sekolah swasta karena mengalami kejenuhan penyelenggaraan SMA. Tabel 5. Alih Fungsi SMA ke SMK No Kabupaten Nama Sekolah Program Keahlian 1. Sleman SMK Muh. Seyegan Rekayasa Perangkat Lunak 2. G. Kidul SMK Dominicus Akuntansi SMK Muh. Rongkop Teknik Komputer dan Jaringan Hasil studi di lapangan menunjukkan bahwa alih fungsi SMA menjadi SMK tidak dilakukan secara mutlak, tetapi masih menyelenggarakan pendidikan umum SMA melalui rintisan. Perluasan SMK dengan mendirikan unit sekolah baru USB hanya dilakukan bagi daerah yang potensial didirikan USB SMK. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 100 Tabel 6. Unit SMK Baru di Provinsi DIY No Kabupaten Nama Sekolah Program Keahlian 1 Sleman SMK Insan Cendekia Teknik Otomotif, Teknik Kendaraan Ringan 2 G. Kidul SMK N Tepus Mekanik Otomotif SMK N Ponjong Otomotif Audio video 3 Bantul SMKN1 Pajangan Teknik gambar bangunan Rekayasa perangkat lunak Kria kayu SMKN 4 Sanden Nautika Kapal Penangkap Ikan Pengolahan Hasil pertanian Rekayasa Perangkat Lunak SMKN Dlingo Kria Kayu Teknik Audio Vidio 4 Kulon Progo SMK N Panjatan

5. Kesiapan Sekolah Terhadap Kebijakan Perluasan SMK

Data kesiapan sekolah diperoleh dari focus group discussion FGD dengan kepala SMK yang melaksanakan program perluasan dan Kabid SMK Dinas Pendidikan kabupaten setempat. Hasil FGD dapat dilaporkan sebagai berikut:

a. Kesiapan input Siswa

Hasil FGD menunjukkan program cenderung meningkat peminatnya, terutama didominasi oleh program keahlian otomotif, multimedia, Tenik Komputer dan Jaringan, Desain Komunikasi Visual, dan Rekayasa Perangkat Lunak. Program keahlian yang cenderung menurun peminatnya adalah Administrasi Perkantoran, Agribisnis Ternak Unggas, Kimia Industri, Kriya Tekstil dan Kriya Kayu. Program keahlian yang cenderung stabil peminatnya adalah Akuntansi, Tata Busana, Pemasaran, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Ketenaga Listrikan. Kualitas input siswa SMK bervariasi, sebagian sekolah menyatakan dalam kategori kemampuan akademik kurang. Kualitas input siswa dipengaruhi oleh kualitas SMK; bagi SMKN yang memiliki kualitas baik menjadi favorit calon siswa Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 101 baru sehingga masih dapat memperoleh siswa yang memiliki kemampuan akademik baik. Kualitas input dari sisi ekonomi cukup seragam yaitu siswa yang menempuh pendidikan di SMK seluruhnya berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Kualitas input siswa dilihat dari sisi potensi kerja hampir seragam yaitu siswa yang masuk ke SMK memiliki etos kerja yang baik. Apabila ada beberapa siswa yang memiliki etos kerja kurang baik hanya bersifat kasus.

b. Usaha Sekolah Menarik Input Siswa

Sebagian besar sekolah menyatakan usaha yang telah dilakukan untuk menarik input siswa dengan sosialisasi sekolah ke SMP dan open house, press release dengan media cetak, media internet dan menyediakan asrama.

c. Kesiapan guru melaksanakan program perluasan SMK

Hasil diskusi terbatas memperoleh temuan semua SMK perluasan masih mengalami kekurangan jumlah guru terutama guru mata diklat produktif yang sesuai dengan program studi keahlian yang baru diselenggarakan. Usaha sekolah untuk mengatasi hal ini adalah melakukan pengangkatan guru honorer, guru tidak tetap dan Out sourcing, dengan memanfaatkan guru sekolah lain yang memiliki program studi keahlian sama. Kualifikasi pendidikan guru semua sudah sesuai dengan persyaratan guru profesional yaitu memiliki ijazah dari jenjang pendidikan minimal S1D4. Sekolah sudah mampu mengupayakan kompetensi keahlian yang diajarkan guru sudah sesuai dengan bidang keahlian guru yang bersangkutan. Untuk meningkatkan kompetensi guru, sekolah mengadakan workshop, pelatihan, refleksi pemetaan materi, metode pembelajaran TIK, penyusan evaluasi belajar siswa, dan peningkatan motivasi guru. Sekolah masih membutuhkan banyak kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru. Kegiatan yang diusulkan sekolah antara lain pelatihan guru yang sesuai dengan program keahlian SMK melalui magang atau OJT dan pelatihan pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran dengan media TIK dan eletronik. Program peningkatan guru yang telah dirancang sekolah hampir sama dengan program yang sudah dilaksanakan sekolah yaitu memberi kesempatan kuliah, mengikut sertakan guru ke pelatihan-pelatihan, diklat komputer, otomotif, penertiban