Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
99
SMK N 3 Wonosari Jasa boga
SMK N Girisubo Teknik Mekanik Otomotif
3. Bantul
SMK Muh Bambanglipuro
Pengolahan Hasil Pertanian Sepeda motor
Kendaraan ringan Multimedia
Rekayasa perangkat lunak
SMK Muh Imogiri Tata busana
Kimia industri SMKN Sewon
Multimedia Kria tekstil
Desain telekomunikasi visual
SMKN 1 Pundong Komputer dan jaringan
Pemanfaatan tenaga listrik Pengelasan
SMKN Kasihan Desain Komunikasi Visual
Animasi SMK Putratama
Siaran radio Siaran TV
Bantul SMK N Pleret
Teknik ketenaga listrikan Tabel di atas menunjukkan kebijakan perluasan SMK direspon SMK swasta
maupun negeri, akan tetapi studi keahlian yang sesuai dengan favorit masyarakat. Perluasan SMK yang dilakukan dengan alih fungsi SMA menjadi SMK dilakukan
oleh sekolah swasta karena mengalami kejenuhan penyelenggaraan SMA. Tabel 5. Alih Fungsi SMA ke SMK
No Kabupaten Nama Sekolah
Program Keahlian 1.
Sleman SMK Muh. Seyegan
Rekayasa Perangkat Lunak 2.
G. Kidul SMK Dominicus
Akuntansi SMK Muh. Rongkop
Teknik Komputer dan Jaringan
Hasil studi di lapangan menunjukkan bahwa alih fungsi SMA menjadi SMK tidak dilakukan secara mutlak, tetapi masih menyelenggarakan pendidikan umum
SMA melalui rintisan. Perluasan SMK dengan mendirikan unit sekolah baru USB hanya dilakukan bagi daerah yang potensial didirikan USB SMK.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
100
Tabel 6. Unit SMK Baru di Provinsi DIY No Kabupaten
Nama Sekolah Program Keahlian
1 Sleman
SMK Insan
Cendekia Teknik Otomotif,
Teknik Kendaraan Ringan 2
G. Kidul SMK N Tepus
Mekanik Otomotif SMK N Ponjong
Otomotif Audio video
3 Bantul
SMKN1 Pajangan Teknik gambar bangunan
Rekayasa perangkat lunak Kria kayu
SMKN 4 Sanden Nautika Kapal Penangkap Ikan
Pengolahan Hasil pertanian Rekayasa Perangkat Lunak
SMKN Dlingo Kria Kayu
Teknik Audio Vidio 4
Kulon Progo SMK N Panjatan
5. Kesiapan Sekolah Terhadap Kebijakan Perluasan SMK
Data kesiapan sekolah diperoleh dari focus group discussion FGD dengan kepala SMK yang melaksanakan program perluasan dan Kabid SMK Dinas Pendidikan
kabupaten setempat. Hasil FGD dapat dilaporkan sebagai berikut:
a. Kesiapan input Siswa
Hasil FGD menunjukkan program cenderung meningkat peminatnya, terutama didominasi oleh program keahlian otomotif, multimedia, Tenik Komputer dan
Jaringan, Desain Komunikasi Visual, dan Rekayasa Perangkat Lunak. Program keahlian yang cenderung menurun peminatnya adalah
Administrasi Perkantoran, Agribisnis Ternak Unggas, Kimia Industri, Kriya Tekstil dan Kriya Kayu. Program
keahlian yang cenderung stabil peminatnya adalah Akuntansi, Tata Busana, Pemasaran, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Ketenaga Listrikan.
Kualitas input siswa SMK bervariasi, sebagian sekolah menyatakan dalam kategori kemampuan akademik kurang. Kualitas input siswa dipengaruhi oleh
kualitas SMK; bagi SMKN yang memiliki kualitas baik menjadi favorit calon siswa
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
101
baru sehingga masih dapat memperoleh siswa yang memiliki kemampuan akademik baik. Kualitas input dari sisi ekonomi cukup seragam yaitu siswa yang menempuh
pendidikan di SMK seluruhnya berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Kualitas input siswa dilihat dari sisi potensi kerja hampir seragam yaitu siswa yang
masuk ke SMK memiliki etos kerja yang baik. Apabila ada beberapa siswa yang memiliki etos kerja kurang baik hanya bersifat kasus.
b. Usaha Sekolah Menarik Input Siswa
Sebagian besar sekolah menyatakan usaha yang telah dilakukan untuk menarik input siswa dengan sosialisasi sekolah ke SMP dan open house, press
release dengan media cetak, media internet dan menyediakan asrama.
c. Kesiapan guru melaksanakan program perluasan SMK
Hasil diskusi terbatas memperoleh temuan semua SMK perluasan masih mengalami kekurangan jumlah guru terutama guru mata diklat produktif yang sesuai
dengan program studi keahlian yang baru diselenggarakan. Usaha sekolah untuk mengatasi hal ini adalah melakukan pengangkatan guru honorer, guru tidak tetap dan
Out sourcing, dengan memanfaatkan guru sekolah lain yang memiliki program studi
keahlian sama. Kualifikasi pendidikan guru semua sudah sesuai dengan persyaratan guru profesional yaitu memiliki ijazah dari jenjang pendidikan minimal S1D4.
Sekolah sudah mampu mengupayakan kompetensi keahlian yang diajarkan guru sudah sesuai dengan bidang keahlian guru yang bersangkutan. Untuk meningkatkan
kompetensi guru, sekolah mengadakan workshop, pelatihan, refleksi pemetaan materi, metode pembelajaran TIK, penyusan evaluasi belajar siswa, dan peningkatan
motivasi guru. Sekolah masih membutuhkan banyak kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru. Kegiatan yang diusulkan sekolah antara lain pelatihan guru yang
sesuai dengan program keahlian SMK melalui magang atau OJT dan pelatihan pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran dengan media TIK dan
eletronik. Program peningkatan guru yang telah dirancang sekolah hampir sama dengan program yang sudah dilaksanakan sekolah yaitu memberi kesempatan kuliah,
mengikut sertakan guru ke pelatihan-pelatihan, diklat komputer, otomotif, penertiban