Teknologi Pembelajaran Huruf Braille

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 479 Pendapat Tilman Osborn 1969 tentang karakteristik tunanetra dalam Aspek FisikIndera dan MotorikPerilaku, yang dikutip di http:pustaka.ut.ac.idlearning.php menyebutkan bahwa anak tunanetra pada umumnya menunjukkan kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan dengan anak awas. Dari Olson Mangold 1981 yang dikutip oleh Didi Karsidi menyebutkan bahwa pembaca Braille yang baik lancar membaca adalah yang : a. menunjukkan hanya sedikit saja gerakan mundur pada tangannya secara vertikal maupun horizontal pada saat membaca. b. menggunakan sedikit sekali tekanan pada saat meraba titik-titik Braille; c. menggunakan teknik membaca dengan dua tangan: tangan kiri untuk mencari permulaan baris berikutnya, sedangkan tangan kanan untuk menyelesaikan membaca baris sebelumnya. d. selalu menggunakan sekurang-kurangnya empat jari. e. menunjukkan kemampuan membaca huruf-huruf dengan cepat dan tidak dibingungkan oleh huruf-huruf yang merupakan bayangan cermin kebalikan dari huruf-huruf lain. Untuk menjadi pembaca braille yang lancar seorang tunanetra pertama kali harus memahami simbol-simbol huruf Braille yang disebutkan dalam bagian awal tulisan ini .

6. Push Button

Push Button adalah sebuah komponen elektronikelektrik yang berfungsi sebagai saklar penghubung Switch. Metode aktuasi yang digunakan adalah dengan menekan dengan jari tangan push. Dalam penelitian ini akan digunakan Push Button jenis toggle, Push Button jenis ini apabila ditekan, posisi tombol akan bergerak kebawah dan tertahan, akan kembali pada posisi semula apabila tombol ditekan kembali. Karakter Push Button tersebut akan digunakan untuk merepresentasikan titik-titik pada huruf Braille. Push Button tersebut akan disusun sesuai dengan kombinasi aturan huruf Braille, dimana 1 karakter huruf Braille diwakili minimal enam kombinasi titik. Satu titik karakter Braille diwakili oleh satu buah Push Button. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 480

7. Mikrokontroler, Code Vision AVR dan Proteus

Mikrokontroller adalah sebuah komponen Integrated Circuit IC yang mempunyai kemampuan mengolah data informasi sesuai urutan instruksi program yang diberikan. Didalam mikrokontroler terdapat Central Processing Unit CPU yang dapat melaksanakan perintah-perintah Aritmetika dan Logika dalam sistem ALU Arithmetic Logic Unit yang dimiliki, selain itu juga terdapat rangkaian Osilator OSC, memori EEPROMFlash ROM, antarmuka keluaran dalam bentuk Port-port IO, Timercounter, ADCDAC, PWM dan beberapa fungsi yang lain. Mikrokontroler dapat bekerja sesuai fungsi yang dikehendaki apabila telah diprogram dengan menggunakan perangkat pemrograman, yang terdiri dari software pemrograman Basic compiler , C compiler, Assembly dll dan perangkat keras pemrograman downloader. Pemrograman dapat dilakukan melalui antarmuka paralel Parallel Mode dan antarmuka serial ISP Mode. Penelitian ini menggunakan mikrokontoler AVR Atmega8535, Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 Bit, sehingga semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit 16-bits word dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT86RFxx. Dari kesemua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran onboard memori , on-board peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi untuk semua tipe adalah sama. Pemilihan mikrokontroler Atmega8535 atau Atemga 16 adalah berdasarkan arsitektur yang dimiliki mikrokontroler ini, salah satu fiturnya adalah memiliki saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. Dalam penelitian ini mikrokontroler digunakan sebagai pengkode 18 bit kombinasi masukan tombol Push Button ke masukan 8 bit masukan Voice Chip.