Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
187
3. Menyusun listing programming untuk menyelesaikan persoalan penentuan ukuran dan lokasi pemasangan kapasitor dengan algoritma genetik.
4. Menguji program yang telah dibuat. 5. Mengevaluasi profil tegangan sistem 19 bus setelah terpasang kapasitor yang ukuran
dan lokasi pemasangannya ditentukan dengan menggunakan metode Algoritma Genetik.
6. Membandingkan profil tegangan sistem yang telah terpasang kapasitor yang penentuan lokasi dan ukurannya menggunankan metode algoritma genetik dengan
profil tegangan sistem yang pemasangan dan penentuannya menggunakan metode konvensional trial and error.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
188
Start Masukkan data sistem dan parameter GA untuk
membuat populasi awal kromosom Masukkan penghitung awal Iterasi = 1
Jalankan program aliran daya dan Hitung fungsi fitnes
Nkr Nkrom Pilih satu kromosom berdasarkan mekanisme
roda roulette, set K = K + 1 Nidk Nkrom
Pilih angka acak RND untuk 2 induk kromosom RND1 = 09
Menjodohkan pada posisi kawin silang acak Induk yang lain
Memilih angka acak RND untuk 1 kromosom RND1 = 01
Mutasi pada posisi acak Kromosom
yang lain Mengganti populasi lama dengan yang baru
Mak iterasi tercapai? Losses minimum
95 = Vm = 105 Stop
tidak ya
ya tidak
Transfer Kromosom tanpa kawin silang tidak
ya ya
tidak
Transfer Kromosom tanpa mutasi tidak
ya
ya tidak
tidak ya
tidak tidak
ya ya
ya
F u
n g
si fi
tn e
ss Se
le ksi
Ka w
in Si
la n
g
Mu ta
si
R e
g e
n e
ra si
Gambar 1. Algoritma Program Penentuan Ukuran Dan Lokasi Pemasangan Kapasitor Dengan Metode Algoritma Genetik
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
189
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Obyek sistem tenaga yang akan digunakan sebagai ujicoba implementasi program ditunjukkan pada gambar 2 dengan data-data sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1 dan
tabel 2.
1 14
17
18 19
16 15
3
4 2
13
12
11
10
8 7
6 9
5
Gambar 2. Topologi Sistem Tenaga Listrik 19 bus
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
190
Sistem tenaga pada gambar 2 menggunakan Base MVA:2800 MVA; Base Tegangan: 500 kV. Penggolongan bus dari topologi tersebut adalah: Swing bus : Bus 1; Bus
Generator : Bus 2, 3, 4, 5, 6,7; dan Bus Beban: Bus 8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19. Data sistem di atas ditunjukkan pada tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Data Pembangkit dan Pembebanan
Bus No Jenis
Pembangkit Konsumsi
P MW Q MVAr
P MW Q MVAr
1. Slack
13 2 44
2. Generator
300 3.
Generator 600
527 195
4. Generator
432 5.
Generator 2800
609 235
6. Generator
300 104
15 7.
Generator 800
187 27
8. Beban
787 581
9. Beban
424 219
10. Beban
213 284
11. Beban
406 188
12. Beban
718 496
13. Beban
513 243
14. Beban
551 214
15. Beban
497 137
16. Beban
569 194
17. Beban
419 654
18. Beban
427 289
19. Beban
477 82
Tabel 2. Data Saluran Transmisi
No Bus Ke
Bus Panjang
km R Ohm km fasa
X Ohm km fasa
1. 1-14
12,48 0,0251
0,2808 2.
1-15 111
0,0293 0,2815
3. 2-13
55 0,0293
0,2788 4.
3-13 44,56
0,0293 0,2815
5. 3-4
25,1 0,0293
0,2815 6.
4-12 37,43
0.0251 0,2808
7. 4-17
80,3 0,0293
0,2815 8.
5-9 410
0,0293 0,2788
9. 5-6
74 0,0251
0,2808 10.
6-8 74
0,0251 0,2808
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
191
11. 7-8
22,2 0,0293
0,2788 12.
8-10 251
0,0293 0,2815
13. 9-10
75 0,0293
0,2788 14.
10-11 228,7
0,0293 0,2815
15. 10-12
342,8 0,0293
0,2815 16.
11-12 130
0,0293 0,2815
17. 14-17
116 0,0293
0,2815 18.
15-16 31,9
0,0251 0,2808
19. 15-17
21,3 0,0293
0,2815 20.
17-18 37,92
0,0293 0,2815
21. 17-19
57 0,0293
0,2815 22.
18-19 18
0,0293 0,2815
Langkah pertama setelah memperoleh data-data tabel 1 dan tabel 2 adalah melakukan load flow pada topologi sistem tenaga seperti yang ditunjukkan pada gambar
2. Profil tegangan hasil load flow dari topologi tersebut ditunjukkan pada tabel 3. Selanjutnya, dengan menggunakan Matlab versi 6.5 penempatan kapasitor bank dengan
menggunakan algoritma genetik menghasilkan profil tegangan seperti ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Profil Tegangan Berdasarkan Hasil Load Flow
Bus Sebelum di pasang
Kapasitor Bank Setelah dipasang
Kapasitor Bank Tegangan Sudut
Tegangan Sudut
1 1,000
1,000 0,000
2 1,000
-3,105 1,000
-2,948 3
1,000 -3,329
1,000 -3,171
4 1,000
-3,214 1,000
-3,056 5
1,000 36,99
1,000 35,396
6 1,000
33,364 1,000
31,803 7
1,000 29,661
1,000 28,144
8 0,985
29,306 0,988
27,775 9
0,876 17,345
0,929 16,134
10 0,890
15,849 0,927
14,783 11
0,906 1,193
0,942 1,084
12 0,971
-2,679 0,983
-2,571 13
0,996 -3,615
1,004 -3,483
14 0,996
-0,433 1,000
-0,446 15
0,967 -4,492
0,984 -4,465
16 0,963
-5,099 0,984
-5,075
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
192
17 0,967
-4,625 0,984
-4,584 18
0,954 -5,949
0,978 -5,901
19 0,955
-6,089 0,977
-6,016 Secara umum penempatan kapasitor bank dengan menggunakan algoritma genetik
menghasilkan profil tegangan yang lebih baik dibandingkan sebelum diinjeksi MVAR oleh kapasitor bank. Selain itu, penempatan kapasitor bank dengan menggunakan
algoritma genetik juga dapat mengurangi rugi daya reaktif. Secara grafis profil tegangan bus sebelum dan sesudah diinjeksi kapasitor bank dengan menggunakan algoritma
genetik ditunjukkan pada gambar 3.
0,800 0,850
0,900 0,950
1,000 1,050
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Tegangan Sebelum Pemasangan Kapasitor
Tegangan Setelah Kapasitor Dipasang
Gambar 3. Profil Tegangan masing-masing Bus Sebelum dan Sesudah Diinjeksi Kapasitor Bank
D. KESIMPULAN
1. Penentuan ukuran dan lokasi pemasangan kapasitor dengan menggunakan algoritma genetik AG didasarkan atas nilai profil tegangan dan rugi daya reaktif pada
masing-masing bus. 2. Profil tegangan pada sistem tenaga listrik setelah dinjeksi kapasitor bank lebih baik
dibandingkan sebelum dinjeksi kapasitor bank.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
193
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Genetic Server and Genetic Library, available on line at: www.neurodimension.com
D.E. Golberg. 1989. Genetic Algorithms in Search, Optimization, and Machine Learning
. USA: Addison-Wesley Publishing Company. Davis, Lawrence. 1991. Hand Book of GeneticAlgorithm. New York: Van Nostrand
Reinhold. http:www.generation5.org
Mitsuo Gen, Runwei Cheng. 1997. Genetic Algorithms And Engineering Design. John Wiley Sons.
Robandi, Imam. 2006. Desain Sistem Tenaga Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. Singapore: McGraw-Hill Co.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
194
Upaya Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Model
Contextual Teaching and Learning CTL Nur Kholis
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY
ABSTRAK
Hasil dan proses pelaksanaan pembelajaran Mata Kuliah Matematika selama ini dirasa belum memenuhi hasil seperti yang diharapkan. Motivasi dan partisipasi aktif
mahasiswa dalam proses perkuliahan rendah. Mata Kuliah Matematika merupakan mata kuliah yang akan mendasari pada mata kuliah-mata kuliah keteknikan berikutnya. Usaha
untuk mengatasi kondisi tersebut dan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa perlu diterapkan strategi pembelajaran yang efektif. Dalam kesempatan ini
diterapkan model Contextual teaching and learning CTL.
Kegiatan ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. Mekasnismenya menggunakan penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin, terdiri
dari dua siklus karena terkendala oleh waktu dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. Subyeknya adalah mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Matematika
semester ganjil tahun 20092010, yaitu sebanyak 41 orang.
Hasil penelitian, pendekatan kontekstual dalam dua siklus dalam pembelajaran Matematika dinyatakan efektif baik dari sisi proses maupun hasil. Hal ini ditunjukkan
dengan tingginya motivasi mahasiswa, keterlibatan aktif mahasiswa, meningkatkan suasana belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan, mahasiswa lebih mudah
dalam memahami dan menguasai kompetensi yang dituntut. Proses pembelajaran dinyatakan efektif karena tujuh komponen pembelajaran efektif konstruktivisme,
menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik telah ditunjukkan pada pelaksanaan pembelajaran. Dari sisi hasil, penerapan
pembelajaran kontekstual telah berhasil meningkatkan persentase mahasiswa yang mendapatkan nilai baik B. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi perolehan nilai sebagai
berikut, A 3 orang; 7,32, A
– 2 orang; 4,88, B+ 2 orang; 4,88, B 12 orang, 29,27, B
– 12 orang; 29,27, C+ 5 orang; 12,20, C 5 orang; 12,20. Kata kunci: CTL, Efektivitas Pembelajaran, Matematika
A. PENDAHULUAN
Mata Kuliah Matematika TKF 201 merupakan mata kuliah dasar yang harus diambil mahasiswa Fakultas Teknik UNY, termasuk didalamnya mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro FT UNY dengan bobot 2 SKS Teori. Kompetensi yang dituntut dalam mata kuliah Matematika ini adalah dapat menerapkan konsep-konsep:
sistem bilangan, bilangan komplek, matrik, limit, diferensial dan integral dalam
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
195
mempelajari konsep-konsep keteknikan pada mata kuliah-mata kuliah program studi teknik elektro.
Proses pembelajaran Mata Kuliah Matematika selama ini dirasa belum memenuhi hasil seperti yang diharapkan. Motivasi dan partisipasi aktif mahasiswa dalam proses
perkuliahan rendah. Mata Kuliah Matematika dianggap mata kuliah yang sulit dan menjadi hal yang menakutkan bagi mahasiswa. Padahal mata kuliah tersebut merupakan
mata kuliah yang akan mendasari pada mata kuliah-mata kuliah keteknikan berikutnya. Mahasiswa yang menguasai matematika lebih baik akan lebih mudah untuk memahami
mata kuliah-mata kuliah keteknikan berikutnya sehingga indeks prestasi mahasiswa akan lebih baik.
Untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembelajaran dan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa perlu diterapkan model pembelajaran yang efektif
dapat meningkatkan kualitas perkuliahan tersebut. Pada kesempatan ini diterapkan model Contextual teaching and learning CTL. Dengan model CTL ini diharapkan
mahasiswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik, mudah dan bermakna konsep-konsep yang berarti materi kuliah dapat diintegrasikan dalam konteks
keilmuan. Pada akhirnya, dengan menerapkan CTL ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran yang meliputi kualitas proses pembelajaran dan pencapaian
standar kompetensi yang telah ditetapkan pada Mata Kuliah Matematika. B. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. Mekanismenya mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus
karena disesuaikan dengan kondisi yang ada. Tiap siklus dilakukan perubahan sesuai dengan maksud penelitian yang ingin dicapai. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
September hingga Nopember 2009. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika pada semester ganjil Tahun Akademik 20092010.
Jumlah mahasiswa pada saat kegiatan ini dilakukan adalah sebanyak 41 orang. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat untuk
meminimalkan kelemahan-kelemahan tersebut. Selanjutnya untuk menggambarkan
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
196
keseluruhan kegiatan penelitian tindakan ini digunakan Model Kurt Lewin Sukamto, 1999 seperti tampak pada gambar berikut.
Berdasarkan refleksi awal tersebut, kemudian dilakukan penelitian kelas dengan prosedur: perencanaan planning, pelaksanaan tindakan action, observasi
observation, dan refleksi reflection. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mendukung penelitian ini, antara lain: 1 mengembangkan model CTL pada Mata
Kuliah Matematika, 2 membuat skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual, 3 membuat lembar observasi, 4 menyiapkan alat bantu
pembelajaran, dan 5 merencanakan alat evaluasi. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang berupa penilaian mahasiswa
dan observer dan data kuantitatif berupa pencapaian standar kompetensi mahasiswa yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan datanya menggunakan: 1 angket, 2
observasi, 3 wawancara, dan 4 tes dan pemberian tugas untuk mengukur pencapaian kompetensi. Instrumen penelitian yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah
berupa: 1 daftar pertanyaanpernyataan angket; 2 lembar observasi; 3 pedoman wawancara; dan 4 soal tes dan tugas.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif dan persentase. Setiap siklus akan diperoleh pengaruh dari tindakan yang dijadikan sebagai bahan refleksi pada
siklus berikutnya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data secara kuantitatif dengan persentase yang kemudian dibandingkan dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Model Kurt Lewin
PERENCANAAN SIKLUS I, II, III, ...
REFLEKSI TINDAKAN
OBSERVASI
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
197
Penelitian tindakan tentang penerapan CTL pada Mata Kuliah Matematika ini dihentikan apabila telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Indikator-indikator keberhasilan yang dimaksud meliputi, pertama, indikator
keberhasilan dalam proses pembelajaran CTL yaitu: 1 mahasiswa berpartisipasi aktif, 2 pembelajaran menyenangkan, tidak membosankan, 3 belajar dengan bergairah
penuh motivasi, 4 menggunakan berbagai sumber dan media, dan 5 mahasiswa
mudah memahami materi. Kedua, indikator keberhasilan dalam hasil belajar mahasiswa,
dicerminkan oleh penguasaan kompetensi yang harus dikuasai, ditunjukkan oleh nilai rerata hasil belajar mahasiswa di atas cukup C.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Implementasi
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagaimana diuraikan dalam paparan
berikut ini, yaitu mulai dari persiapan, implementasi tindakan, pemantauan, evaluasi, dan refleksi.
1. Persiapan
Pada awal pelaksanaan perkuliahan dilakukan penjaringan informasi melalui angket sederhana yang dibagikan kepada mahasiswa. Berdasarkan informasi yang
diperoleh menunjukkan bahwa: 1 sebagian besar mahasiswa menyukai mata kuliah Matematika, walaupun ada yang dinyatakan secara tidak tegas, 2 sebagian besar
mahasiswa mempunyai pengetahuan awal tentang matematika yang cukup tinggi memiliki nilai UAN Matematika rata-rata 7,00, 3 sebagian besar mahasiswa
mempunyai motivasi yang cukup tinggi dalam mengikuti perkuliahan, 4 sebagian besar mahasiswa setuju dengan rencana penerapan pembelajaran kontekstual. Selain itu,
strategi pembelajaran yang diinginkan mahasiswa adalah pembelajaran yang menyenangkan, mahasiswa lebih aktif, terapan dan banyak contoh penyelesaian soal
untuk tiap-tiap konsep yang dibahas sehingga mahasiswa mudah mengerti konsep- konsep yang disampaikan. Selanjutnya mahasiswa diberi penjelasan tentang silabi
perkuliahan yang akan dilaksanakan beserta buku-buku referensi yang dapat dibaca.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
198
Juga disampaikan sistem evaluasi yang digunakan untuk menilai keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Matematika.
2. Implementasi Tindakan a. Siklus I
1 Kegiatan yang dilakukan
a Pada tahap awal setelah pendahuluan disampaikan topik pembahasan yaitu tentang Sistem Bilangan. Kemudian disampaikan kompetensi dan tujuan yang dituntut
pada topik tersebut. Hand out tentang topik ini sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya.
b Sebelum pembahasan lebih lanjut, dosen melontarkan pertanyaan kepada semua mahasiswa tentang ―apakah ada mahasiswa yang sudah pernah mempelajari
tentang Sistem Bilangan?‖ Kemudian mahasiswa diminta menjawab dengan
metode curah pendapat brainstorming dan jawaban mahasiswa dituliskan pada papan tulis. Selanjutnya dosen melengkapi dan memverifikasi pendapat
mahasiswa. c Kemudian mahasiswa diminta untuk membuat kelompok yang terdiri dari 3
mahasiswa tiap kelompok. Pembentukan kelompok berdasarkan tempat duduk yang bersebelahan. Tugas kelompok adalah mendiskusikan tentang pengertian,
pengelompokan, ciri-ciri dari sistem bilangan, dan dimana dapat ditemukan sistem bilangan. Berdasarkan hasil kerja kelompok dengan metode curah pendapat
tersebut kemudian wakil kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya secara lisan. Kemudian dosen melakukan verifikasi terhadap hasil diskusi.
d Di samping itu dosen memancing mahasiswa untuk berpikir agar mahasiswa mampu mengkonstruk pengetahuan sendiri yang dikaitkan dengan pengetahuan
awal mahasiswa. Dosen juga memberikan permasalahan yang menuntut penyelesaian dengan cara menemukan inkuiri.
e Dosen memberikan pertanyaan kepada mahasiswa untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir mahasiswa. Mahasiswa diberi
kesempatan untuk
bertanya yaitu
untuk menggali
informasi dan