Karakterisasi isolat Aspergillus spp

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 22 Tabel 1. Karakter makroskopik morfologi koloni Aspergillus sp pada medium PDA, waktu inkubasi 7 hari, suhu inkubasi 30 ºC No Kode Isolat Grup Warna koloni Tekstur Diameter koloni mm warna sebalik koloni growing zone zonasi radial furrow exudate drops 1 ATC2b A. flavus Hijau Granular 26,65 ± 0,41 Kuning + - - + 2 AST1b A. ochraceus oranye Granular 19,21 ± 0,64 Putih + - - + 3 ASC4a A. fumigatus Hijau tua Velvety 36,22 ± 0,99 Putih kekuningan + + - - 4 AST6 A. flavus Hijau Granular 27,54 ± 0,41 Kuning + - - + 5 ASC4 A. fumigatus Hijau tua Velvety 39,34 ± 4,11 Putih kekuningan + + - - 6 ACT1a A. flavus Hijau Granular 27,24 ± 0,74 Kuning + - - + 7 ASC2a A. flavus Hijau Granular 30,51 ± 0,98 Kuning + - - + 8 ASC2 A. flavus Hijau Granular 35,45 ± 1,24 Kuning + - - + 9 ASC2b A. flavus Hijau Granular 33,58 ± 1,22 Kuning + - - + 10 AST5b A. flavus Hijau Granular 32,78 ± 0,85 Kuning + - - + 11 AST1 Miselia sterilia oranye Granular 8,11 ± 0,18 Putih + - - + Keterangan: + = ada; - = tidak ada Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 23 Tabel 2. Karakter mikroskopik morfologi sel Aspergillus sp pada medium PDA, waktu inkubasi 7 hari, suhu inkubasi 30 ºC No Kode Isolat Grup Hifa Sterigmata Vesicle Konidia Septa tidak Warna Ø µm Pengatura n Ø µm bentuk Ø µm warn a bentuk Ø µm 1 ATC2 b A. flavus Bersepta hialin 5,4-10,8 Biseriate, uniseriate 57,6x57,6- 108,0x108, columnar 14,4x10,8- 54,0x43,2 hijau subglobose 5,4- 10,8 2 AST1 b A. ochraceus Bersepta hialin 5,4-7,2 Biseriate, uniseriate 76,0x46,8- 360,0x216, columnar 18,0x10,8- 21,6x18,0 oran ye subglobose 3,6- 7,2 3 ASC4 a A. fumigatus Bersepta hialin 10,8- 14,4 uniseriate 28,8x28,8- 54,0x43,2 radiate 21,6x21,6- 36,0x36,0 Hija u tua subglobose 3,6- 7,2 4 AST6 A. flavus Bersepta hialin 7,2-10,8 Biseriate, uniseriate 72,0x64,8- 108,0x72,0 columnar 43,2x36,0- 54,0x46,8 hijau subglobose 3,6- 9,0 5 ASC4 A. fumigatus Bersepta hialin 10,8- 18,0 uniseriate 28,8x21,6- 50,4x43,2 radiate 28,8x21,6- 36,0x36,0 Hija u tua subglobose 9,0- 14,4 6 ACT1 A. flavus Bersepta hialin 7,2-10,8 Biseriate, 64,8x43,2- columnar 28,8x21,6- hijau subglobose 5,4- Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 24 a uniseriate 68,4x61,2 36,0x28,8 10,8 7 ASC2 a A. flavus Bersepta hialin 14,4- 18,0 Biseriate, uniseriate 72,0x72,0- 129,6x126, columnar 36,0x28,8- 46,8x39,6 hijau subglobose 3,6- 7,2 8 ASC2 A. flavus Bersepta hialin 14,4- 18,0 Biseriate, uniseriate 64,8x54,0- 115,2x118, 8 columnar 54,0x36,0- 54,0x50,4 hijau subglobose 3,6- 7,2 9 ASC2 b A. flavus Bersepta hialin 7,2-10,8 Biseriate, uniseriate 57,6x54,0- 126,0x118, 8 columnar 25,2x36,0- 54,0x46,8 hijau subglobose 3,6- 7,2 10 AST5 b A. flavus Bersepta hialin 10,8- 18,0 Biseriate, uniseriate 50,4x61,2- 54,0x72,0 columnar 54,0x43,2- 61,2x50,4 hijau subglobose 3,6- 7,2 11 AST1 Miselia sterilia Bersepta hialin 7,2-18,0 - - - - - - Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 25

b. Aktivitas selulolitik

Gambar 1 menunjukkan diameter koloni masing-masing isolat pada medium PDA, CMC, dan zona jernih pada medium CMC pada hari ke-3 inkubasi. Diameter koloni maupun zona jernih menunjukkan variasi untuk masing-masing isolat. Diameter koloni pada medium PDA tertinggi isolat ASC4 dan terendah AST1. Diameter koloni pada medium CMC lebih besar dibandingkan pada medium PDA, kecuali pada isolat ATC2b. Diameter koloni pada medium CMC tertinggi pada ASC4 dan terendah pada ATC2b. Zona jernih pada medium CMC sudah mulai terbentuk pada semua isolat pada hari ke-3. Diameter zona jernih tertinggi pada isolat ASC4 dan tertendah pada ATC2b. Diameter zona jernih sama dengan diameter koloni pada isolat ASC4a dan ASC4. 10 20 30 40 50 60 A T C 2b A S T 1 b A S C 4a A S T 6 A S C 4 A C T 1a A S C 2a A S C 2 A S C 2b A S T 5 b A S T 1 Isola t D ia m e te r m m Diameter koloni P DA Diameter koloni C MC Diameter z ona jernih C MC Gambar 1 . Grafik diameter koloni pada medium PDA, dan CMC serta zona jernih pada medium CMC pada hari ke-3 Gambar 2 menunjukkan diameter koloni pada medium PDA, CMC, dan zona jernih yang terbentuk pada medium CMC setelah inkubasi 5 hari. Diameter koloni pada medium PDA mengalami peningkatan dibandingkan hari ke-3, kecuali isolat AST1 yang relatif tetap. Diameter koloni pada medium CMC mengalami peningkatan pada semua isolat. Diameter koloni pada medium CMC dan zona jernih isolat ASC4 sudah tidak dapat terukur karena sudah memenuhi cawan petri. Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 26 Gambar 2. Grafik diameter koloni pada medium PDA, dan CMC serta zona jernih pada medium CMC pada hari ke-5 Gambar 3 menunjukkan diameter koloni pada medium PDA, CMC, dan zona jernih yang terbentuk pada medium CMC setelah inkubasi 7 hari. Diameter koloni pada medium PDA mengalami peningkatan dibandingkan hari ke-5. Diameter koloni pada medium CMC mengalami peningkatan pada semua isolat. Diameter koloni isolat ASC4a dan ASC4 pada medium CMC dan zona jernih sudah tidak dapat terukur karena sudah memenuhi cawan petri. Gambar 3. Grafik diameter koloni pada medium PDA, dan CMC serta zona jernih pada medium CMC pada hari ke-7 Pengukuran aktivitas selulolitik didasarkan pada nisbah zona jernih pada medium CMC dilakukan pada hari ke-3, 5, dan 7. Gambar 4 menunjukkan nilai nisbah zona jernih tertinggi pada isolat AST1b setelah inkubasi 5 hari yaitu 3,36. Nilai nisbah terendah yaitu AST6 setelah inkubasi 7 hari yaitu 1,47. Aktivitas selulolitik cenderung