Saran dan Diskusi Prosiding Hasil hasil Penelitian Teknologi
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
150
Butler, D.L. 2002. Individualizing Instruction in Self-Regulated Learning. httparticles.findarticles.comparticlesmi_mOQMis_2_41ni_90190495.
Decker, I 1λλ7. ―Reliability and Validity,‖ http:jan.ucc.nau.edu~mezzanur-
390Mod4reliabilitylesson.html .
De Vaus, D. A. 1991. Surveys in Social Research, Third edition. Sydney: NSW: Allen Unwin Pty Ltd.
Gable, R. K. 1986. Instrument Development in the Affective Domain. Boston: Kluwer Nijhoff Publishing.
Goodman and Smart. 1999. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books. Hargis, J. http:www.jhargis.com. The Self-Regulated Learner Advantage: Learning
Science on the Internet. Litwin, M. S. 1995. How to Measure Survey Reliabity and Validity. London: Sage
Publications. Naga, D. S. 1992. Teori Sekor. Jakarta: Gunadarma Press.
Online Learning, Rochester Institute of Thechonology. 2000. Effective Teaching Thecniques for Distance Learning.
Robert Ronger. 1990. The 19 Habits of Highky Successful People: Powerful Strategies for Personal Triumphs
. Malaysia: Wynwood Press. Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset.
Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional Wiersma, W. 1986. Research Methods in Education: An Introduction. Boston: Allyn
and Bacon, Inc. Wongsri,N., Cantwell, R.H., Archer, J. 2002. The Validation of Measures of Self-
Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students. Paper presented at the Annual Conference of the Australian Association for
Research in Education, Brisbane, December 2002.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
151
PENINGKATAN KOMPETENSI BELAJAR PRAKTIK KERJA BATU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
FORTFOLIO BASED LEARNING FBL YANG BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK
Lilik Hariyanto
Fakultas Teknik UNY
Abstrak
Tujuan penelitian tindakan ini adalah : 1 secara umum, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Mata Kuliah Praktik Proyek Bangunan di Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dalam rangka peningkatan kualitas lulusannya, dan 2 Secara khusus, untuk mengetahui efektifitas
strategi pembelajaran Mata Kuliah Praktik Proyek Bangunan melalui Model Pembelajaran Portofolio.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Langkah-langkah penelitian meliputi: 1 Tahap persiapan mencakup: a Dialog awal untuk mengidentifikasi
masalah, b Merumuskan permasalahan untuk proses pembelajaran praktik bangunan, c Mengumpulkan masalah untuk kajian kelas, d memilih masalah untuk kegiatan
pembelajaran secara individual dan kelompok e menetapkan masalah untuk pembelajaran secara kelompok, 2 Tahap Perencanaan mencakup: a Penyampaian
kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, b Diskusi, c Praktik kerja individual maupun kelompok, d Penilaian, baik proses maupun produk. 3 Tahap pelaksanaan
tindakan, 4 Observasi dan monitoring, 5 Refleksi dan 6 Evaluasi dan revisi.
Kesimpulan hasil penelitian: 1 Model Pembelajaran Portofolio yang digunakan dalam pembelajaran Mata Kuliah Praktik Proyek Bangunan mampu membuat
mahasiswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran serta dapat membentuk mahasiswa untuk berpikir secara komprehensif., serta dapat meningkatkan pencapaian
prestasi belajar dalam Mata Kuliah Praktik Proyek Bangunan. 2 Kualifikasi kemampuan mahasiswa dalam membuat benda kerja masih bervariasi, mahasiswa
tertentu mempunyai kemampuan sangat baik, sementara mahasiswa yang lainnya masih kurang optimum pencapaian kualifikasinya.
Kata kunci: Model Pembelajaran FORTFOLIO BASED LEARNING FBL A. PENDAHULUAN
Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
152
portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal pre-test, tugas-tugas,
catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir post-test, dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio
adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan kognitif, keterampilan skill, maupun nilai atau sikap
afektif. Adapun sebagai adjective portofolio sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran, maka dikenal istilah pembelajaran berbasis
portofolio fortfolio based learning, sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio fortfolio based assessment.
Kata portofolio dapat juga berarti banyak, mulai dari suatu map kumpulan tulisan siswa sampai dengan kliping dari item-item tertentu. Ada beberapa pendapat para
ahli pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan portofolio. Dalam Suto po dkk, 2005, Popham mendefinisikan portfolio adalah suatu koleksi yang sistematis sari
suatu pekerjaan. Dalam bidang pendidikan porlofolio berkenaan dengan kompulan yang sistematis dari pekerjaan siswa. Menurut Airrasian, Portofolio adalah kumpulan
karya siswa, istilah ini diambil dari portofolio seniman, yaitu kumpulan karya seniman yang dirancang untuk dapat memperlihatkan gaya dan kemampuannya. Pada
pemakaian dikelas tujuan dasarnya sama, yaitu untuk mengumpulkan serangkaian penampilan atau karya siswa dari waktu kewaktu.
Dalam dunia pendidikan portofolio digunakan untuk menyebut dokumen hasil pekerjaan subyek belajar, yang berisi hasil tes kemampuan awal pre test, tugas,
catatan pencapaian keberhasilan dan melaksanakan tugas terstruktur, hasil ujian tengah dan akhir semester semester. Portofolio dapat pula diartikan sebagai kumpulan karya
kreatif mahasiswa yang terpilih dan terstruktur sesuai dengan standar kompetensi. Penilaian portofolio dimaksudkan sebagai bentuk penilaian terhadap subyek belajar yang
meliputi kemampuan awal dan melaksanakan tugas terstruktur, catatan pencapaian keberhasilan terpilih, hasil ujian tengah dan akhir semester.
Dalam hal ini portofolio diartikan sebagai kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
153
Kumpulan ini juga bisa berujud prestasi belajar atau penguasaan kompetensi dasar. Panduan ini beragam bentuknya tergantung pada sifat mata kuliah itu dan tujuan
penilaian portofolio itu sendiri. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang pebelajar. Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk memecahkan
masalah. Istilah ―karya terpilih‖ merupakan kata kunci dari portofolio. Maknanya
adalah bahwa yang harus menjadi akumulasi dari segala sesuatu yang ditemukan para mahasiswa dari topik mereka harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha
terbaik mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan-bahan mana yang paling penting.
Oleh karena itu portofolio bukanlah kumpulan bahan-bahan yang asal comot dari sana sini, tidak ada relevansinya satu sama lain, ataupun bahan yang tidak memperlihatkan
signifikansi sama sekali. Model Pembelajaran Portofolio menurut Dasim Budimansyah 2003 dilandasi
oleh beberapa pemikiran sebagai perikut: 1 Empat pilar pendidikan, yaitu learning to do, learning to know, learning to be
dan learning to live together. Dalam proses pembelajarannya, tidak seharusnya memposisikan mahasiswa sebagai pendengar
ceramah dosen. Mahasiswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya learning to do dengan meningkatkan interaksi
dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial maupun budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia disekitarnya learning to
know . Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun
pengatahuan dan kepercayaan dirinya learning to be. Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi learning to live together
akan membentuk kepribadian untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup, 2
Pandangan konstruktivisme, sebagai filosofi pendidikan mutakhir mengganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi
memiliki gagasanpengetahuan tentang lingkungan dan peristiwagejala lingkungan di sekitarnya, meskipun gagasanpengetahuan ini sering kali naif dan miskonsepsi. Mereka
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
154
senantiasa mempertahankan gagasanpengetahuan naif ini secara kokoh. Ini dipertahankan karena gagasan pengetahuan ini terkait dengan gagasanpengetahuan awal
lainnya yang sudah dibangun dalam wujud struktur kognitif. 3 Demokratic teaching, adalah suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi
melalui proses pembelajaran yang demokratis. Secara singkat democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan
terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik. Dalam praktiknya para pendidik hendaknya
memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran perlu adanya suasana yang terbuka, akrab dan saling menghargai. Sebaliknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan dan
sarat dengan perintah atau instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kelelahan.