RPA yang digunakan = RPA-0,4.V; RPA-0,6.V; RPA-0,8.V; RPA-1,0.V

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 442 V B A P

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang dugunakan adalah sebagai berikut: 1. Semen PC tipe I merk Gresik, Air, dan Pasir Kali Progo, 2. Krikil Clereng 5 – 40 mm, Modul OR LoG 205, Modul OR LoG 259, Adapun peralatan penelitian yang digunakan berupa: 1. Alat-alat pemeriksaan agregat, berupa saringan agregat, timbangan, piknometer, oven, gelas ukur, mesin Los Angeles dan alat bantu lainnya. 2 Alat pembuatan dan perawatan beton berupa mesin aduk beton, kerucut Abram‘s, cetakan beton, serta alat-alat pertukangan, bak rendam. 3. Mesin pembuat modul OR dan alat-alat pendukungnya, 4. Mesin uji kuat tekan beton dan alat penunjang lainnya

C. Analisis Hasil

Setelah diperoleh data, maka data dianalisis dengan rumus berikut ini.

1. Analisis Kuat Tekan KT dan Berat Satuan BS beton

f c ’ = dengan: f c ‘ = Kuat Tekan MPa; P = beban maksN; A = luas bidang tekan mm 2 B = berat BU N; BS = BS = berat satuan kgm 3 ; V= volume BU beton mm 3 ,

2. Berat Satuan Spesifik BSS ORASA dengan RFAB

= 1: 2,33 BSS adalah Berat Satuan Spesifik pada suatu RFAB tertentu. RFAB = 1:2,33 Fraksi 1 = OR LoG 205 Fraksi 2 = OR LoG 259 BSS campuran = VW BA BA 2 1 = 2 1 2 1 VW VW BA BA BA 1 +BA 2 = berat fraksi 1 saja pada volume VW 1 +berat fraksi 2 saja pada VW 2 = berat fraksi campuran 1:2,33 pada volume VW Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 443 30 cm 10 cm 20 cm 30 cm 23,3 cm 20 cm VW = volume wadah fraksi campuran = volume wadah fraksi 1+ volume wadah fraksi 2 Gambar 4. Wadah I dan II dengan dimensi masing-masing III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemeriksan dan Hitungan BSS Berat Satuan Spesifik Pada mode EOP, modul OR terbentuk pada awal sedangkan ORASA terbentuk bercampur dengan adukan yang sedang berproses mengeras. Jadi tidak diperoleh ORASA . Oleh sebab itu dilakukan pembuatan ORASA dengan mode OOP khusus untuk pengukuran BSS. Sedangkan untuk modul OR LoG 205 tidak dapat dilakukan pembuatan ORASA LoG 205 pada mode OOP, Jadi dianggap BSS untuk ORASA LoG 205 sama dengan BSS modul OR-nya. VW 1 = 10 x 30 x 20 = 6000 cm 3 Berat modul OR LoG 205 saja = BA 1 = 1530 gram VW 2 = 23,3 x 30 x 20 = 13980 cm 3 Berat ORASA LoG 259 saja = BA 2 = 23691 gram Maka BSS campuran = 2 1 2 1 VW VW BA BA = 13980 6000 23691 1530 = 1,2623 B. Hitungan Berat Adukan Beton SNI T-15-1990-03 Hasil Perencanaan berdasar SNI T-15-1990-03 ini digunakan sebagai dasar berpijak yakni menggunakan berat yang diperoleh untuk menghitung PCA adukan dalam penelitian berikut koreksi PCA-nya. Dari hitungan cara SNI T-15-1990-03 diperoleh campuran untuk setiap m 3 : 1. Semen Portland = 420 kgm 3 2. Pasir = 680,2 kgm 3 3. Krikil = 1109,8 kgm 3 4. Air seluruhnya = 210 kgm 3 Volume Silinder : ¼ . .d 2 . t = ¼ x15 2 x 30 = 5298,75 cm 3 = 5,29875 .10 -3 m 3 Kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air pada setiap 1 BU berdasar PCA menggunakan SNI T-15-1990-03: 1. Semen : 420 x 5,29875 . 10 -3 m 3 = 2,225 kg 2. Pasir : 680,2 x 5,29875 . 10 -3 m 3 = 3,604 kg