Pengertian Soft skills Prosiding Hasil hasil Penelitian Teknologi

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 55 orientation, impact and influence, organization awareness, relationship building, developing others, directiveness, teamwork and cooperation, team leadhership, analytical thinking, conceptual thinking, self control. self confidence, flexibility, organizational commitment 2 Steven Cherri www.monstertrak.com mengemukakan 25 indikator sebagai pengukur soft skills pada diri seseorang. Berbagai indikator tersebut antara lain: Oralspoken communication skills, written communication skills , honesty, teamworkcollaboration skills, self-motivationinitiative, work ethicdependability, critical thinking, risk-taking skills, flexibilityadaptability, leadership skills, interpersonal skills, working under pressure, questioning skills , creativity, influencing skills, research skills, organization skills, problem-solving skills, multicultural skills, computer skills, academiclearning skills, detail orientation, quantitative skills, teachingtraining skills, time management skills 3 Patrick S. OBrien dalam www.ubs.com mengistilahkan soft skills sebagai karakteristik keunggulan Winning Characteristics yang terdiri dari communication skills, organizational skills, leadership, logic, effort, group skills, and ethics. 4 Survey yang dilakukan The Smyth County Industry Council, menghasilkan Workforce Profile yang berisi karakteristik kemampuan yang diperlukan untuk berkembang dalam pekerjaan. Aspek utama yang ditemukan dan disebut dengan soft skills adalah: positive work ethic, good attitude, serta desire to learn and be trained . 5 Mohan Rao, direktur teknik Emmellen Biotech Pharmaceuticals Ltd, Mumbai mendefinisikan soft skills sebagai good attitude yang meliputi kemampuan to solve problems proactively, create win-win situations and leadership. 6 Iyer http:in.rediff.comgetahead2005jun30soft.htm dalam analisisnya menge- mukakan ―6 soft skills for every hard-nosed professional. Keenam dimensi tersebut adalah: Interpersonal skills, team spirit, social grace, business etiquette, negotiation skills , behavioural traits such as attitude, motivation and time management Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 56 7 Breitlinks www.breitlinks.comcareerssoft_skills.htm mengemukakan dimensi- dimensi penting dari soft skills yang meliputi: work ethic, courtesy. teamwork. self-discipline and self-confidence. conformity top revailing norms, language proficiency Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat bermacam-macam dimensi soft skills. Penentuan dimensi-dimensi tersebut akan sangat bergantung dari pekerjaan berikut karaktersitiknya. 2. Pembelajaran Soft Skills. Integrasi soft skills dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai model, misalnya model pembelajaran dan pelatihan berbasis proyek project based learning , pembelajaran berbasis masalah problem based learning, pembelajaran terlibat secara langsung hands-on learning, pembelajaran berbasis aktivitas activities based learning , dan pembelajaran berbasis kerja work based learning. Dengan model- model di atas memungkinkan subjek didik banyak melakukan sesuatu, bukan sekedar memahami dan mendengarkan. Sedikitnya terdapat tiga model implementasi soft skills yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 1 model integratif, 2 model komplementatif, dan 3 model terpisah. 1 Dalam model integratif, implementasi soft skills melekat dan terpadu dalam program- program kurikuler, kurikulum yang ada, dan atau mata pelajaran yang ada, bahkan proses pembelajaran. Kepala sekolah dan guru dituntut untuk kreatif, penuh inisiatif, dan kaya akan gagasan. Keuntungannya model ini, adalah relatif murah, tidak membutuhkan ongkos mahal, dan tidak menambah beban sekolah, terutama kepala sekolah, guru ataupun peserta didik. 2 Dalam model komplementatif, implementasi soft skills, ditambahkan ke dalam program pendidikan kurikuler dan struktur kurikulum yang ada; bukan dalam mata pelajaran. Pelaksanaannya dapat berupa menambahkan mata pelajaran kecakapan hidup dalam struktur kurikulum atau menyelenggarakan program kecakapan hidup dalam kalender pendidikan. Model ini membutuhkan waktu tersendiri atau waktu Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 57 tambahan, juga guru tambahan dan membutuhkan ongkos yang relatif mahal. Selain itu, penggunaan model ini dapat menambah beban tugas siswa dan guru serta membutuhkan finansial yang tidak sedikit yang dapat memberatkan pihak sekolah. 3 Dalam model terpisah, implementasi soft skills disendirikan, dipisah dan dilepas dari program-program kurikuler atau mata pelajaran. Pelaksanaannya dikemas dan disajikan secara khusus pada peserta didik, penyajiaannya bisa terkait dengan program kurikuler atau bisa juga berbentuk program ekstrakurikuler. Model ini memerlukan persiapan yang matang, ongkos yang relatif mahal, dan kesiapan sekolah yang baik.

3. Pendidikan Moral sebagai Pendekatan Pembelajaran S oft Skills

Pendidikan moral atau nilai dapat disampaikan dengan metode langsung maupun tidak langsung. Metode langsung dilakukan melalui indoktrinasi dimulai dari penentuan perilaku yan dianggap baik. Metode tidak langsung dilakukan dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dilakukan Zuchdi, 2008: 5. Pendidikan moral hendaknya difokuskan pada kaitan antara pemikiran moral dan tindakan moral. Konsepsi moralitas perlu diintegrasikan dengan pengalaman dalam kehidupan sosial. Pemikiran moral antara lain dapat dapat dikembangkan dengan dilema moral sehingga peserta didik bisa mengambil keputusan moral. Menurut Lickona tujuan utama pendidikan moral adalah kebijakan dan kebaikan. Nilai moral yang utama adalah respect dan responsibility. Nilai lain yang harus diajarkan adalah; honesty, fairness, tolerance, prudence, self dicipline, helpfulness, compassion, cooperation, courage and host of democratic values. Karakter berkaitan dengan pengetahuan moral, perasaan moral dan tingkah laku moral. Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, berbuat kebaikan atau kebiasaan pikiran, kebiasaan perasaan dalam hati dan kebiasaan bertingkah laku . Menurut C H Sommers 1993 salah satu metode penting dalam pendidikan moral adalah metode klarifikasi nilai, guru tidak langsung menyampaikan kepada siswa tentang benar dan salah tetapi siswa diberi kesempatan untuk menyatakan nilai nilai dengan caranya sendiri Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 58 Klarifikasi nilai dapat digunakan untuk mengajarkan suatu bentuk inquiri nilai yang melibatkan proses: 1 menghargai kepercayaan dan perilaku pribadi menghargai dan menjunjung tinggi, menyatakan secara terbuka; 2 memilih kepercayaan dan perilaku pribadi memilih dari berbagai alternatif, memilih setelah mempertimbangkan konsekwensi, memilih secara bebas; 3 bertindak sesua dengan kepercayaan pribadi Simon, 1972:19. Menurut Bennet ada beberapa cara untuk mengembangkan karakter yang baik, yaitu:1 self discipline disiplin diri;2 compassion rasa terharu;3 responsibility tanggung jawab;4 friendship persahabatan;5 work bekerja;6 courage keberanian;7 perseverance ketekunan;8 honesty kejujuran;9 loyality loyalitas;10 faith keyakinan

4. Karakteristik afektif

Karakter afektif mempunyai tiga kriteria, yaitu: 1 harus melibatkan perasaan dan emosi seseorang; 2 bersifat khas; 3 merupakan kriteria yang spesifik harus memiliki intensitas, arah dan target Zoehdi, 2008:22. Intensitas adalah tingkat atau kekuatan perasaan. Arah perasaan dapat dibedakan menjadi positif dan negatif atau baik dan tidak baik. Arah dan intensitas dapat digambarkan sebagai suatu kontinum. Sikap berkaitan dengan kebutuhan manusia seperti teori Maslow fisiologis, keselamatan, sosial, harga diri, aktualisasi diri. Kompetensi afektif peserta didik tekait dengan sekolah berupa: sikap, nilai, kesadaran akan harga diri, minat, motivasi dan sebagainya yang dipengaruhi banyak faktor. Banyak unsur dalam soft skills yang termuat dalam afektif karena soft skills berkaitan erat dengan nilai dan sikap seseorang, baik yang sifatnya intra personal maupun inter personal antar sesama.Karakteristik afektif menurut Lickona adalah mencakup unsur: 1Attitude; 2 Interest;3 Values;4 Preference;5 Academic self esteem, self concept; 6Locus of control; 7 Anxiety