Analisis Data Prosedur Kerja

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 591 menggunakan FT-IR dan dibandingkan dengan senyawa marker. Hasil analisis menggunakan FT-IR disajikan Tabel 1. Gambar 2. Kromatogram Senyawa Hasil Sintesis dan Marker dengan Eluen Kloroform:Heksana = 2:1. Keterangan : M = senyawa marker A, B, C, D, dan E = senyawa hasil sintesis Gambar 3. Kromatogram Senyawa Hasil Sintesis dan Marker dengan Eluen Heksana: Metilen triklorida = 1:2. Keterangan : M = senyawa marker A, B, C, D, dan E = senyawa hasil sintesis Tabel 1. Hasil Analisis IR Senyawa MPHK M A M B M C M D M E MPHKA MPHKB MPHKC MPHKD M PHKE MPHKA MPHKB MPHKC MPHKD M PHKE M A M B M C M D M E Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 592 Senyawa Bilangan gelombang cm -1 Keterangan Gugus Fungsional Marker Hasil Sintesis MPHK A 1655,03 1655,19 C=O, gugus karbonil 3323,56 3323,47 OH str aromatik 1564,37 1583,60 C=C str aromatik 3000-2800 1419,70 3000-2800 1465,89 alkil 1284,67 1369,47 metil MPHK B 1651,17 1650,42 C=O, gugus karbonil 3418,08 3371,85 OH str aromatik 1591,37 1591,06 C=C str aromatik 3000-2800 1464,06 3000-2800 1460,79 alkil 1280,81 1373,89 metil MPHK C 1637,67 1636,55 C=O, gugus karbonil 3439,30 3495,52 OH str aromatik 1597,16 1585,89 C=C str aromatik 3000-2800 1444,77 3000-2800 1444,46 alkil 1238,38 1340,73 metil MPHK D 1655,03 1655,03 C=O, gugus karbonil 3499,09 3527,90 OH str aromatik 1601,02 1602,54 C=C str aromatik 2958,99 2959,07 C-H str 3000-2800 1425,48 3000-2800 1452,37 alkil 1207,52 1238,38 1373,38 1399,60 metil ganda 1400-1000 1400-1000 florida MPHK E 1655,03 1655,92 C=O, gugus karbonil 3551,17 3548,98 OH str aromatik 1591,37 1592,49 C=C str aromatik 2955,13 2954,04 C-H str 3000-2800 1425,48 3000-2800 1453,79 alkil 1209,44 1276, 96 1389,71 1357,19 metil ganda 800-600 800-600 Klorida Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 593 Berdasarkan data FT-IR Tabel 1 diketahui bahwa senyawa-senyawa hasil sintesis memiliki gugus fungsional yang sama dengan senyawa marker. Hal ini lebih memperkuat bukti bahwa senyawa hasil sintesis yang diperoleh adalah senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, MPHK D, dan MPHK E.

1. Uji sitotoksisitas senyawa hasil sintesis dengan MTT assay

a. Sitotoksisitas senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, MPHK D, dan MPHK

E serta Perubahan Morfologi Terhadap Sel T47D Potensi ketoksikan senyawa MPHK terhadap sel T47D disajikan pada Tabel 2. Hasil uji sitotoksisitas pada senyawa MPHK menunjukkan bahwa senyawa MPHK A, MPHK B, MPHK C, dan MPHK D memiliki bersifat sitotoksik terhadap sel T47D, sedangkan senyawa MPHK E tidak menunjukkan sifat sitotoksis terhadap sel T47D. Berdasarkan hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung antara perubahan gugus fungsional pada senyawa MPHK dengan tingkat kematian sel T47D yang dinyatakan dalam LC 50 Lethal Concentration yaitu nilai kematian sel sebanyak 50. Tabel 2. Sifat Aktivitas Sitotoksik berkaitan dengan Gugus Fungsional dari senyawa MHPK Kode Senyawa R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 LC 50 Keterangan MPHK A CH 3 O OH H H H H 66,44 Sangat aktif MPHK B CH 3 O OH H CH 3 O H H 5.263,80 Kurang aktif MPHK C CH 3 O OH H F H H 1.671,09 Kurang aktif MPHK D t-Bu OH t-Bu F H H 1.638,70 Kurang aktif MPHK E t-Bu OH t-Bu Cl H H - Tidak aktif Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas sitotoksik tertinggi dimiliki oleh senyawa MPHK A LC 50 memiliki sitotoksisitas rendah dengan harga LC 50 hampir sama, berturut-turut 1.671,09 Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 594 nyawa MPHK B memiliki sitotoksisitas lebih rendah dibanding MPHK A, MPHK C, dan MPHK D memiliki harga LC 50 sebesar 5.263,80 -rata prosentase kematian sel sebesar 99,81 dengan nilai LC 50 Terdapatnya gugus OH cincin 4‘ diperkirakan memberikan kontribusi pada sifat toksisitas senyawa ini terhadap sel T47D. Bila dibandingkan dengan senyawa MPHK A, potensi ketoksikan senyawa MPHK B jauh sangat rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya gugus metoksi -OCH 3 pada posisi 3‘ dan 4‘‘ . Perbedaan gugus fungsional ini mengakibatkan sifat toksisitas terhadap sel T47D menurun. Harga LC 50 tinggi dibanding senyawa MPHK A, namun lebih rendah dari senyawa MPHK B. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ketoksikan senyawa MPHK C lebih rendah dibanding senyawa MPHK A, dan lebih tinggi dibanding MPHK B. Adanya gugus fluoro pada posisi 4‖ diperkirakan meningkatkan toksisitas MPHK C bila dibanding MPHK B. Harga LC 50 lebih tinggi dibanding senyawa MPHK A, namun lebih rendah dari senyawa MPHK B dan MPHK C. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ketoksikan senyawa MPHK D lebih rendah dibanding senyawa MPHK A, dan lebih tinggi dibanding MPHK B, dan MPHK C. Adanya tersier butil pada posisi 3‘ dan 5‘meningkatkan sifat toksisitasnya bila dibanding MPHK B yang mengandung gugus 2 gugus metoksi, dan MPHK C yang mengandung 1 gugus metoksi dan 1 gugus fluoro. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa potensi ketoksikan senyawa MPHK E sangat rendah terhadap sel T47D. Pada pemberian kosentrasi 500 dibawah konsentrasi tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan sel T47D. Hal ini diperkirakan adanya pengaruh dari gugus kloro pada posisi 4‖. Secara keseluruhan sifat aktivitas sitotoksik berkaitan dengan gugus fungsional dari senyawa MHPK . Adanya gugus OH memberikan kontribusi pada sifat toksisitas senyawa ini terhadap sel T47D, namun dengan penambahan gugus metoksi berakikat pada sangat menurunnya aktivitas sitotoksik. Bila gugus metoksi tersebut disubstitusi