Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
477
Huruf braille dapat digambarkan dalam dua posisi, yaitu posisi positif dan posisi negatif. Posisi positif adalah posisi huruf braille yang dapat dibaca oleh pembaca
yaitu penyandang tunanetra danatau oleh orang awas orang yang dapat melihat, sedangkan posisi negatif adalah posisi huruf braille yang sedang dalam proses cetak.
Pada posisi negatif letak nomor 1, 2, 3 berada di sebelah kanan, dan letak nomor 4, 5, dan 6 berada di sebelah kiri. Dengan penomoran titik ini, maka karakter braille dapat
dinyatakan dengan menyebutkan nomor titik-titiknya. Nomor titik yang dipilih menyebabkan tonjolan pada media cetakan media dapat berupa bahan plastik ataupun
kertas, sedangkan nomor titik yang tidak dipilih tidak menyebabkan tonjolan pada media cetakan. Misalkan untuk membuat huruf g, yang mempunyai kode braille
seperti berikut:
1 2
3 4
5 6
Gambar 2. Kode Braille Huruf g Kode braille diatas adalah kode braille positif yang dapat dinyatakan dengan
titik 1, 2, 4 , dan 5. Dengan cara yang sama, yaitu dengan memberi nomor tetap terhadap titik timbul yang berjumlah enam pada tanda-tandahuruf braille, maka
beberapa huruf braille positif dapat dinyatakan dengan simbol seperti contoh berikut :
Gambar 3. Simbol pada Huruf Braille Positif
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
478
Huruf Braille selain terdiri dari kombinasi 6 titik untuk melambangkan abjad juga terdiri dari kombinasi 6 titik untuk melambangkan tanda komposisi, dan tanda baca
. Tanda komposisi adalah tanda khusus yang tidak terdapat dalam tulisan awas tulisan biasa. Tanda ini dimaksudkan un
tuk mengubah ―tampilan‖ karakter braille. Tanda komposisi itu mencakup tanda capital, tanda kursif, tanda angka, dan tanda pugar.
Karakter Braille yang dibubuhi tanda komposisi ini akan mempunyai fungsi lain atau tampilan yang berbeda. Tanda komposisi diperlukan mengingat keterbatasan
kemungkinan konfigurasi Braille.
3. Alat TulisCetak Huruf Braille
Alat tuliscetak huruf Braille adalah suatu alat bantu untuk menulis dan membentuk simbol karakter huruf Braille yang terdiri dari kombinasi 2 X 3 titik kolom
baris. Jenis dari alat bantu tulis huruf Braille bermacam-macam, dari yang paling sederhana dalam bentuk cetakanpola untuk 2 X 3 titik atau bisa dikatakan papan tulis
kecil yang dilengkapi penitik stylus. Alat ini membantu tunanetra untuk membentuk deretan huruf Braille pada kertas manila atau karton yang dijepit oleh lembar papan.
4. Teknologi Pembelajaran Huruf Braille
Didi Karsidi dalam tulisannya di http:pertuni.idp-europe.orgArtikel- Makalahkomputer.php mengungkapkan bahwa orang tunanetra harus menggunakan
teknik alternatif dalam melakukan kegiatan kehidupannya sehari-hari, yaitu teknik yang memanfaatkan indera-indera lain untuk menggantikan fungsi indera penglihatan. Beliau
menyebutkan bahwa indera pendengaran dan perabaan merupakan saluran penerima informasi yang paling efisien sesudah indera penglihatan. Oleh karena itu, teknik
alternative itu pada umumnya memanfaatkan indera pendengaran danatau perabaan. Berkaitan dengan teknik yang memanfaatkan indera-indera lain untuk
menggantikan fungsi indera penglihatan, maka beberapa teknologi pembelajaran huruf Braille memanfaatkan mekanisme yang dapat menghasilkan bunyi dan obyek yang
dapat menghasilkan perbedaan permukaan dalam suatu bidang datar. 5.
Teknik Membaca Huruf Braille
Tidak seperti halnya orang awas, penyandang tunanetra melakukan kegiatan membaca dengan cara meraba tactile, yaitu kegiatan yang bisa diartikan sebagai
memahami simbol-simbol bunyi yang tercetak timbul untuk mendapatkan informasi dari simbol-simbol tersebut dengan menggunakan jari-jari tangan.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
479
Pendapat Tilman Osborn 1969 tentang karakteristik tunanetra dalam Aspek FisikIndera dan MotorikPerilaku, yang dikutip di http:pustaka.ut.ac.idlearning.php
menyebutkan bahwa anak tunanetra pada umumnya menunjukkan kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan dengan anak awas.
Dari Olson Mangold 1981 yang dikutip oleh Didi Karsidi menyebutkan bahwa pembaca Braille yang baik lancar membaca adalah yang :
a. menunjukkan hanya sedikit saja gerakan mundur pada tangannya secara vertikal maupun horizontal pada saat membaca.
b. menggunakan sedikit sekali tekanan pada saat meraba titik-titik Braille; c. menggunakan teknik membaca dengan dua tangan: tangan kiri untuk mencari
permulaan baris berikutnya, sedangkan tangan kanan untuk menyelesaikan membaca baris sebelumnya.
d. selalu menggunakan sekurang-kurangnya empat jari. e. menunjukkan kemampuan membaca huruf-huruf dengan cepat dan tidak
dibingungkan oleh huruf-huruf yang merupakan bayangan cermin kebalikan dari huruf-huruf lain.
Untuk menjadi pembaca braille yang lancar seorang tunanetra pertama kali harus memahami simbol-simbol huruf Braille yang disebutkan dalam bagian awal
tulisan ini .
6. Push Button
Push Button adalah sebuah komponen elektronikelektrik yang berfungsi sebagai
saklar penghubung Switch. Metode aktuasi yang digunakan adalah dengan menekan dengan jari tangan push.
Dalam penelitian ini akan digunakan Push Button jenis toggle, Push Button jenis ini apabila ditekan, posisi tombol akan bergerak kebawah dan tertahan, akan kembali
pada posisi semula apabila tombol ditekan kembali. Karakter Push Button tersebut akan digunakan untuk merepresentasikan titik-titik pada huruf Braille.
Push Button tersebut akan disusun sesuai dengan kombinasi aturan huruf Braille, dimana 1 karakter huruf Braille diwakili minimal enam kombinasi titik. Satu titik
karakter Braille diwakili oleh satu buah Push Button.