Kesiapan input Siswa Kesiapan Sekolah Terhadap Kebijakan Perluasan SMK

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 101 baru sehingga masih dapat memperoleh siswa yang memiliki kemampuan akademik baik. Kualitas input dari sisi ekonomi cukup seragam yaitu siswa yang menempuh pendidikan di SMK seluruhnya berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Kualitas input siswa dilihat dari sisi potensi kerja hampir seragam yaitu siswa yang masuk ke SMK memiliki etos kerja yang baik. Apabila ada beberapa siswa yang memiliki etos kerja kurang baik hanya bersifat kasus.

b. Usaha Sekolah Menarik Input Siswa

Sebagian besar sekolah menyatakan usaha yang telah dilakukan untuk menarik input siswa dengan sosialisasi sekolah ke SMP dan open house, press release dengan media cetak, media internet dan menyediakan asrama.

c. Kesiapan guru melaksanakan program perluasan SMK

Hasil diskusi terbatas memperoleh temuan semua SMK perluasan masih mengalami kekurangan jumlah guru terutama guru mata diklat produktif yang sesuai dengan program studi keahlian yang baru diselenggarakan. Usaha sekolah untuk mengatasi hal ini adalah melakukan pengangkatan guru honorer, guru tidak tetap dan Out sourcing, dengan memanfaatkan guru sekolah lain yang memiliki program studi keahlian sama. Kualifikasi pendidikan guru semua sudah sesuai dengan persyaratan guru profesional yaitu memiliki ijazah dari jenjang pendidikan minimal S1D4. Sekolah sudah mampu mengupayakan kompetensi keahlian yang diajarkan guru sudah sesuai dengan bidang keahlian guru yang bersangkutan. Untuk meningkatkan kompetensi guru, sekolah mengadakan workshop, pelatihan, refleksi pemetaan materi, metode pembelajaran TIK, penyusan evaluasi belajar siswa, dan peningkatan motivasi guru. Sekolah masih membutuhkan banyak kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru. Kegiatan yang diusulkan sekolah antara lain pelatihan guru yang sesuai dengan program keahlian SMK melalui magang atau OJT dan pelatihan pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran dengan media TIK dan eletronik. Program peningkatan guru yang telah dirancang sekolah hampir sama dengan program yang sudah dilaksanakan sekolah yaitu memberi kesempatan kuliah, mengikut sertakan guru ke pelatihan-pelatihan, diklat komputer, otomotif, penertiban Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 102 administrasi pembelajaran, studi banding, mengundang trainer, memperluas jaringan internet dan kursus bahasa Inggris.

d. Kesiapan Kurikulum

Semua sekolah yang melaksanakan perluasan SMK menyatakan bahwa kurikulum telah siap dan tersedia. Perumusan tujuan dan standar kompetensi yang terdapat pada kurikulum sudah disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dari dunia usahaindustri yang akan menggunakan lulusan. Kesiapan silabus dan RPP dinyatakan belum semua siap atau dengan kata lain baru sebagian guru yang membuat silabus dan RPP.

e. Kesiapan Sarana Prasarana

Kesiapan sarana dan prasarana sangat tergantung pada kemampuan awal sekolah. Unit sekolah baru menyatakan belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sekolah yang memperluas program keahlian menyatakan sudah memiliki sarana dan prasarana tetapi belum semua mencukupi. Sekolah sudah memfasilitasi guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. Fasilitas perpustakaan belum memadai dari jumlah koleksi buku, jenis koleksi, tenaga pengelola,waktu dan tempat belajar. Hal ini perlu mendapat perhatian karena sekalipun fasilitas perpustakaan sudah terpenuhi, tetapi siswa tidak dapat memanfaatkan secara optimal karena waktu yang disediakan hanya pada saat jam istirahat yang hanya sebentr saja. Sebagian besar sekolah sudah memiliki fasilitas internet, tetapi belum memiliki sarana belajar berbasis internet atau elektronik yang lain. Kesiapan ruang praktek, bengkel atau laboratorium dilaporkan 30-40 dinyatakan memadai. Kesiapan peralatan praktek hanya dilaporkan oleh satu sekolah, sekolah lain peralatan praktek masih kurang. Semua sekolah belum memiliki tenaga laboratorium, maka tugas pengelolaan dibebankan guru pengampu. Sekolah sudah menerapkan sistem administrasi ruang praktekbengkellaboratorium dan pengontrolannya melalui tata tertib penggunaan ruang, inventarisasi bahan dan alat praktikum, buku catatan sirkulasi bahan dan alat praktikum. Sekolah yang belum melaksanakan kegiatan ini disebabkan karena masih baru. Sebagian sekolah 30