Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
443
30 cm
10
cm 20 cm
30 cm
23,3 cm
20 cm
VW = volume wadah fraksi campuran = volume wadah fraksi 1+
volume wadah fraksi 2
Gambar 4. Wadah I dan II dengan dimensi masing-masing III.
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Pemeriksan dan Hitungan BSS Berat Satuan Spesifik
Pada mode EOP, modul OR terbentuk pada awal sedangkan ORASA terbentuk bercampur dengan adukan yang sedang berproses mengeras. Jadi tidak diperoleh
ORASA . Oleh sebab itu dilakukan pembuatan ORASA dengan mode OOP khusus untuk
pengukuran BSS. Sedangkan untuk modul OR LoG 205 tidak dapat dilakukan pembuatan ORASA LoG 205 pada mode OOP, Jadi dianggap BSS untuk ORASA LoG
205 sama dengan BSS modul OR-nya. VW
1
= 10 x 30 x 20 = 6000 cm
3
Berat modul OR LoG 205 saja = BA
1
= 1530 gram VW
2
= 23,3 x 30 x 20 = 13980 cm
3
Berat ORASA LoG 259 saja = BA
2
= 23691 gram Maka BSS campuran
=
2 1
2 1
VW VW
BA BA
= 13980
6000 23691
1530
= 1,2623 B.
Hitungan Berat Adukan Beton SNI T-15-1990-03
Hasil Perencanaan berdasar SNI T-15-1990-03 ini digunakan sebagai dasar berpijak yakni menggunakan berat yang diperoleh untuk menghitung PCA adukan dalam
penelitian berikut koreksi PCA-nya. Dari hitungan cara SNI T-15-1990-03 diperoleh campuran untuk setiap m
3
: 1. Semen Portland = 420 kgm
3
2. Pasir = 680,2 kgm
3
3. Krikil = 1109,8 kgm
3
4. Air seluruhnya = 210 kgm
3
Volume Silinder : ¼ . .d
2
.
t = ¼ x15
2
x 30 = 5298,75 cm
3
= 5,29875 .10
-3
m
3
Kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air pada setiap 1 BU berdasar PCA menggunakan SNI T-15-1990-03:
1. Semen : 420 x 5,29875 . 10
-3
m
3
= 2,225 kg 2. Pasir
: 680,2 x 5,29875 . 10
-3
m
3
= 3,604 kg
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
444
33 ,
2 1
1
3. Krikil
: 1109,8 x 5,29875 . 10
-3
m
3
= 5,880 kg Berat 1 BU tanpa air = 1 + 2 + 3 = 2,225+3,604+5,880 = 11,709 kg.
C. Hitungan Komponen Beton
Substitusi ORASA
Digunakan PCA PCA BN = 1pc: 1,3psr: 2,3krikil dan atau ORASA: 0,5air Total bagian tanpa air = 1bg pc+1,3bg psr+2,3bg krkl
= 4,6 bg. Faktor koreksi kehilangan saat
proses pembuatan beton = 1,10
Berat 1 BU tanpa air = 1 + 2 + 3 = 2,225+3,604+5,880 = 11,709 kg.
Satuan rasio campuran = 1,10 x 11,709 4,6
= 2,8 Jadi kebutuhan semen, pasir, kerikil dan air pada setiap 1 BU berdasar PCA BN
adalah sebagai berikut. 1. semen
= 1 x 2,8 = 2,8 kg
2. Pasir = 1,3 x 2,8 = 3,64 kg
3. Krikil = 2,3 x 2,8 = 6,44 kg 4. Air
= 0,5 x 2,8 = 1,4 kg
Untuk beton substitusi ORASA, maka sebagian krikil diganti dengan ORASA menurut PCA RPA-p.V. berdasar volume krikil, sebagai berikut.
Jumlah krikil semuanya disebut K , sedangkan beratnya disebut BK
. Jumlah ORASA pengganti 0,4.V disebut K
1
, serta beratnya disebut BK
1
. Jumlah ORASA pengganti 0,6.V disebut K
2
, serta beratnya disebut BK
2
.
1. Untuk PCA ORASA pada RPA-0,4.V :
Jumlah berat total krikil = BK = 6,44 kg.
BJ Berat Jenis Krikil = 2,789 lihat hasil pemeriksaan.
VK = Volume dari K
= 6,44 x 1000 2,789 = 2309 cm
3
VK
1
= Volume ORASA pengganti K
1
= 0,4.V= 0,4 x 2309 = 923,6 cm
3
Jadi volume ORASA pengganti K
1
= 923,5 cm
3
Volume krikil sisa = VK – VK
1
= 2309 – 923,5 = 1385,5 cm
3
Berat krikil sisa =1385,5 x 2,789 = 3864,16 gram
BSS ORASA campuran = 1,2623; VK
1
= 923,6 cm
3
Berat ORASA campuran = 923,5 x 1,2623 = 1165,7341 gram; Berat modul OR LoG 205 = x 1165,7341 = 350,07 gram
Berat modul OR LoG 259 = 1165,7341 – 350,07 = 815,66 gram
2. Analog PCA pada ORASA RPA-0,6.V dan RPA lainnya,. Hasil hitungan bersama hasil setelah dikoreksi ditampilkan pada Tabel 2.
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi
445
D. Hitungan Koreksi PCA
Pada mode EOP, ada sejumlah bahan yang masuk lubang pipa modul OR sehingga PCA berubah dari rencana semula. Oleh sebab itu dilakukan koreksi jumlah
komponen-
2
adukan. Hitungan setelah koreksi, ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komponen-komponen adukan beton setelah dikoreksi
No .
Nama beton percobaan
Komponen-komponen beton gram Kode
benda uji Jumla
h BU
bj seme
n pasir krikil
LoG 205
LoG 259
Air mℓ
1 B. NORMAL 2800 3640 6440 –
–
1400
BN
1-3
3 2
B. ORASA RPA-0,4.V
2878 3742 3864,
16
350,07 815,66 1439 BL-04V
1- 5
5 3
B. ORASA RPA-0,6.V
2918 3793 2575,
92
525,16 1223,63 1459 BL-06V
1- 5
5 4
B. ORASA RPA-0,8.V
2956 3843 1287,
96
700,22 1631,50 1478 BL-08V
1- 5
5 5
B. ORASA RPA-1,0.V
2995 3895 –
875,27 2039,38 1498 BL-10V
1- 5
5 TOTAL JUMLAH BENDA UJI
23 Catatan:
BU = benda uji
B = beton BL = Beton LoG
BN = Beton Normal
bj = biji
E. Pemeriksaan Agregat
Pemeriksaan agregat meliputi pemeriksaan agregat halus, pemeriksaan agregat kasar krikil, dan pemeriksaan agregat kasar pengganti ORASA. Hasil pemeriksaan
tersebut dapat diperiksa pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan krikil dan ORASA
No .
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
1 Nama dan asal bahan Pasr K.
Progo Krikil K.
Clereng ORASA
205 ORASA
259 2 Kadar air
2,580 2,620
1,750 1,850
3 Berat jenis kering muka SSD
2,664 2,789
2,789 2,789
4 Penyerapan 1,989
1.276 1,499
1,499 5 Berat isi grcm
3
1,328 1,316
1,353 1,361
6 Modulus halus butir mhb 2,995
7 Kandungan lumpur 1,430
F. Pengujian Beton
ORASA LoG –2G
Pengujian beton ORASA LoG –2G meliputi pengujian berat satuan BS
betonnya dan kuat tekan KT,. Hasil pengujian tersebut ditabelkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengujian Beton ORASA LoG
– 2G dan Beton Normal Nama Beton
Eksperimenta l
Kode Benda
Uji A
cm
2
V cm
3
Berat gram
BS grcm
3
BS Rata-
2
grcm
3
KT kgcm
2
KT Rata-
2
kgcm
2
BETON NORMAL
BN
1
176,7 2
5301,4 5
12480 2,3541 2,3253
260,623 268,7632
BN
2
178,8 4
5347,3 7
12350 2,3095 267,722
4 BN
3
177,1 9
5297,8 8
12250 2,3122 277,944
3
BETON BL-
0,4.V
1
176,7 2
5303,2 2
12100 2,2816 2,2824
212,885 2
212,3364