Pendidikan Moral sebagai Pendekatan Pembelajaran S oft Skills

Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 58 Klarifikasi nilai dapat digunakan untuk mengajarkan suatu bentuk inquiri nilai yang melibatkan proses: 1 menghargai kepercayaan dan perilaku pribadi menghargai dan menjunjung tinggi, menyatakan secara terbuka; 2 memilih kepercayaan dan perilaku pribadi memilih dari berbagai alternatif, memilih setelah mempertimbangkan konsekwensi, memilih secara bebas; 3 bertindak sesua dengan kepercayaan pribadi Simon, 1972:19. Menurut Bennet ada beberapa cara untuk mengembangkan karakter yang baik, yaitu:1 self discipline disiplin diri;2 compassion rasa terharu;3 responsibility tanggung jawab;4 friendship persahabatan;5 work bekerja;6 courage keberanian;7 perseverance ketekunan;8 honesty kejujuran;9 loyality loyalitas;10 faith keyakinan

4. Karakteristik afektif

Karakter afektif mempunyai tiga kriteria, yaitu: 1 harus melibatkan perasaan dan emosi seseorang; 2 bersifat khas; 3 merupakan kriteria yang spesifik harus memiliki intensitas, arah dan target Zoehdi, 2008:22. Intensitas adalah tingkat atau kekuatan perasaan. Arah perasaan dapat dibedakan menjadi positif dan negatif atau baik dan tidak baik. Arah dan intensitas dapat digambarkan sebagai suatu kontinum. Sikap berkaitan dengan kebutuhan manusia seperti teori Maslow fisiologis, keselamatan, sosial, harga diri, aktualisasi diri. Kompetensi afektif peserta didik tekait dengan sekolah berupa: sikap, nilai, kesadaran akan harga diri, minat, motivasi dan sebagainya yang dipengaruhi banyak faktor. Banyak unsur dalam soft skills yang termuat dalam afektif karena soft skills berkaitan erat dengan nilai dan sikap seseorang, baik yang sifatnya intra personal maupun inter personal antar sesama.Karakteristik afektif menurut Lickona adalah mencakup unsur: 1Attitude; 2 Interest;3 Values;4 Preference;5 Academic self esteem, self concept; 6Locus of control; 7 Anxiety Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA dan Pendidikan Vokasi 59

5. Kecerdasan Emosi Emotional Quotient

Banyak bukti di lapangan menunjukkan bahwa orang dengan kecerdasan otak atau IQ yang tinggi kurang berhasil dalam pekerjaan atau dalam kehidupan masyarakat, sebaliknya orang yang IQ nya sedang bisa berhasil di pekerjaan karena memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Kecerdasan emosi terkait dengan suara hati. seperti: jujur, bijaksana, berprinsip, kepercayaan diri, mempunyai visi ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi. Hati meningkatkan nilai nilai kita yang paling dalam, mengubah dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita lakukan. Hati sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menunutut kita belajar, menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani. Melatih kecakapan kognitif lebih mudah daripada melatih kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi ini sangat terkait dengan soft skills karena unsurnya berupa nilai nilai atau karakter yang baik dan dikendalikan oleh hati. Oleh karena itu pembelajaran soft skills harus sama dengan peningkatan kecerdasan emosi yang dilatihkan melalui pembiasaan, tidak cukup hanya diceramahkan. Dari uraian tersebut ada keterkaitan antara soft skills, moral, afektif dan kecerdasan emosi yang semuanya bermuara dari suara hati sebagai sumber penggeraknya.

C. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan Research and Development . Hal ini berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu untuk mengembangkan suatu model pembelajaran soft skills di SMK yang cocok untuk melengkapi kompetensi hard skills. Kegiatan yang bersifat penelitian research dimulai dari studi pendahuluan, proses uji coba pengembangan dan hasil penerapan model. Penelitian ini lebih bersifat kualitatif dan sebagian kuantitatif. Kegiatan pengembangan development dimulai dari perencanaan disain, validasi ahli dan uji coba terbatas sampai uji coba lebih luas.