Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya 3 . “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is defined as the modification or strenghthening of behavior through experiencing ” 4 . Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, maupun sikap. Dengan belajar seseorang akan semakin dewasa, belajar membuat seseorang mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga dia akan mengalami perubahan sikapnya. William Burton, mengemukakan bahwa: A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on interaction with a rich, varied and propoactive environment. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan itu diterima baik oleh masyarakat. b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri. c. Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan, dan situasi yang tidak menyenangkan. d. Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat. e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. f. Kegiatan dan hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar. g. Murid memberikan reaksi secara keseluruhan. 3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 49 4 Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal. 27 h. Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya. i. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu. j. Murid dibawadiarahkan ke tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar 5 . Secara institusional tinjauan kelembagaan, belajar di pandang sebagai proses validasi pengabsahan terhadap penguasaan siswasiswi atas materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.Sementara secara kualitatif tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman- pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswasiswi 6 . Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses belajar itu sendiri, maka disini pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan 7 .

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar ada 5 aspek yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yaitu: 1. Kematangan Jasmani dan Rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. 5 Ibid., hal. 28-29 6 Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal. 2-11 7 Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Gaung Persada Press, Jakarta, 2010, hal. 75 Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berpikir, ingatan, fantasi, dan sebagainya. 2. Memiliki Kesiapan Setiap orang hendaknya melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. 3. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, ke mana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat dengan cepat selesai dan berhasil. Belajar tanpa memahami tujuan dapat menimbulkan kebingungan pada orangnya, hilangnya kegairahan, tidak sistematis, atau asal ada saja. 4. Memiliki Kesungguhan Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang percuma. Prinsip kesungguhan sangat penting. Biarpun seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta mempunyai tujuan yang kongkret dalam melakukan kegiatan belajarnya, tetapi

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP

0 18 262

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 5

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) SEBAGAI USAHA MENGEMBANGKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura).

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP.

0 0 1

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 2 Ungaran.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 181 PEKANBARU

0 0 15