Prinsip-Prinsip Belajar Teori Belajar

Bakat, juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki inteligensi tinggi dan bakatnya sudah ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancer dan sukses dibandingkan dengan yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah. c. Minat dan Motivasi Minat dapat timbul karena daya tarik luar dan juga datang dari hati. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapaimemperoleh bendatujuan yang diminati itu.Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau untuk memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Motivasi berbeda de ngan minat. “Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan” 9 . Motivasi yang berasal dari dalam diri intrinsik yaitu dorongan yang datang dari hati, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar ekstrinsik yaitu dorongan yang datang dari luar diri lingkungan, misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Kuat lemahnya motivasi belejar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa 9 Ibid., hal. 57 memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapay cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. d. Cara Belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat, menggarisbawahi, membuat ringkasan dan sebagainya. Perlu juga diperhatikan waktu belajar, tenpat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran. 2. Faktor Eksternal Yang berasal dari luar diri 10 e. Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orangtua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Di samping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah, ada atau tidaknya peralatanmedia belajar seperti papan tulis, gambar, peta, ada atau tidak kamar atau meja belajar, dan sebagainya juga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang. f. Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas 10 Ibid., hal. 67 di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib disiplin, maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah. g. Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang- orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Sebaliknya, bila tinggal di lingkungan yang banyak anak-anak nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar kurang. h. Lingkungan Sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya, bila bangunan penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar 11 .

d. Pengertian Hasil Belajar

Keberhasilan dari suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai 11 Ibid., hal. 59 suatu materi pelajaran. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan bermacam cara, sesuai dengan keadaan. Bila seseorang telah melakukan kegiatan belajar, maka dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan yang merupakan pernyataan perbuatan belajar. Perubahan tersebut disebut hasil belajar. Setiap proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol disebut dengan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru, Jadi anak yang berhasil dalam belajar akan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Indramunawar mengemukakan b ahwa “Hasil belajar dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya” 12 . Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama meng-ikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila tingkat kemampuan siswa b ertambah dari hasil sebelumnya” 13 . Seorang guru akan kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan target kurikulum. Hasil belajar bermakna pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau aktivitas lainnya. Hasil itu merupakan perwujudan dari bakat dan profesionalisme, hasil yang menonjol pada salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. 12 Indramunawar, hasil belajar pengertian dan definisi, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http:indramunawar.blogspot.com200906hasil-belajar-pengertian-dan-definisi. 13 Akhmadsudrajat, penilaian hasil belajar, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http:akhmadsudrajat.wordpress.com20080501penilaian-hasil-belajar. Keberhasilan seorang Guru dari proses belajar mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang telah disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam belajar. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan, selain itu keberhasilan seorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan nampak pada perubahan tingkah lakunya. Perubahan ini meliputi tingkah laku secara keseluruhan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di sekolah biasanya hasil belajar siswa dinyatakan dengan angka, hasil belajar terhadap pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, keterampilan dan sikap siswa selama mengikuti proses belajar dalam jangka waktu tertentu. “Hasil Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan t indak mengajar” 14 . Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak belajar. Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh sebagai hasil belajar, terdapat tiga tipe hasil belajar yaitu 1 tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis sintetis dan evaluasi 2 tipe hasil belajar bidang afektif meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan karakteristik nilai 3 tipe hasil belajar bidang psikomotor meliputi tingkatan keterampilan. Hasil belajar dapat mengantarkan siswa menguasai konsep- konsep IPS dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah 14 Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal. 298 dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai disini yaitu harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep IPS, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep tersebut. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka menjalani proses pembelajaran.. Standar penilaian pendidikan terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar tingkat nasional dilakukan oleh pemerintah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian Nasional UN merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan. Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar satuan pendidikan dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang telah diberikan. Hasil penilaian ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian hasil belajar tingkat kelas menurut Mulyasa adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung 15 . Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi ukuran hasil belajar siswa adalah ranah kognitif, afektif dan ranah 15 http:tamanrumputilalang.blogspot.com201312upaya-meningkatkan-hasil-belajar- siswa.html

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP

0 18 262

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 5

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) SEBAGAI USAHA MENGEMBANGKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura).

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP.

0 0 1

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 2 Ungaran.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 181 PEKANBARU

0 0 15