Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian IPS

masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sejalan dengan hal itu ada beberapa pengertian mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau satu terpaduan. Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa “Pengetahuan Sosial merupakan perangkat fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sos ial dan kewarganegaraan“. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dari fenomena sosial yang mewujudkan satu pendidikan interdisipliner dari aspek dan cabang- cabang ilmunya. “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan cabang dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang- cabang ilmu sosial” 33 . Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu- ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial juga 33 Ibid., hal. 171 membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai masalah yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Dari pengertian ini, secara implisit nampak kandungan materi IPS yang perlu diberikan kepada siswa, yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan manusia, termasuk didalamnya cara – cara manusia memanfaatkan alam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dalam Kurikulum 2004 menyebutkan empat tujuan yang akan dicapai dalam Pendidikan IPS yaitu : 1. Mengajarkan konsep – konsep dasar sosiologi, geografi,ekonomi,sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inquiri, memecahkan masalah , dan ketrampilan social. 3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai social dan kemanusiaan. 4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global. Gambar 1.1 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial 34 Ada 10 Konsep social studies dari National Council of Sosial Service, yaitu:

1. Culture

34 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, hal 172 Sejarah Geografi Sosiologi Antropologi Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Politik Ekonomi Psikologi Sosial Filsafat Human beings create, learn, share, and adapt to culture. Students come to understand that human cultures exhibit both similarities and differences, and they learn to see themselves both as individuals and as members of a particular culture that shares similarities with other cultural groups, but is also distinctive. Through experience, observation, and reflection, students will identify elements of culture as well as similarities and differences among cultural groups across time and place. Manusia menciptakan, belajar, berbagi, dan beradaptasi dengan budaya Siswa datang untuk memahami bahwa budaya manusia menunjukkan kesamaan dan perbedaan, dan mereka belajar untuk melihat diri mereka baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu budaya tertentu yang berbagi kesamaan dengan kelompok budaya lain, namun juga memiliki ciri khas. Dalam multikultural, masyarakat yang demokratis dan yang terhubung secara dunia global, siswa perlu memahami berbagai perspektif yang berasal dari titik pandang budaya yang berbeda. Melalui pengalaman, pengamatan, dan refleksi, siswa akan mengidentifikasi unsur budaya serta persamaan dan perbedaan antara kelompok-kelompok budaya di waktu dan tempat tertentu.

2. Time, continuity and change

Knowledge and understanding of the past enable us to analyze the causes and consequences of events and developments, and to place these in the context of the institutions, values and beliefs of the periods in which they took place. Study of the past makes us aware of the ways in which human beings have viewed themselves, their societies and the wider world at different periods of time. Pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu memungkinkan kita untuk menganalisis penyebab dan konsekuensi dari peristiwa dan perkembangan, dan untuk menempatkan ini dalam konteks institusi, nilai dan keyakinan dari periode di mana mereka terjadi. Studi masa lalu membuat kita menyadari cara di mana manusia telah melihat sendiri, masyarakat dan dunia yang lebih luas pada periode waktu yang berbeda.

3. People,place and environment

The study of people, places, and environments enables us to understand the relationship between human populations and the physical world. Students learn where people and places are located and why they are there. They examine the influence of physical systems, such as climate, weather and seasons, and natural resources, such as land and water, on human populations. Studi tentang orang, tempat, dan lingkungan memungkinkan kita untuk memahami hubungan antara populasi manusia dan dunia fisik. Siswa belajar di mana orang-orang dan tempat-tempat berada dan mengapa mereka ada. Mereka menguji pengaruh sistem fisik, seperti iklim, cuaca dan musim, dan sumber daya alam, seperti tanah dan air, pada populasi manusia.

4. Individual, development and identity

Personal identity is shaped by an individual’s culture, by groups, by institutional influences, and by lived experiences shared with people inside and outside the individual’s own culture throughout her or his development .Given the nature of individual development in a social and cultural context, students need to be aware of the processes of learning, growth, and interaction at every level of their own school experiences. The examination of various forms of human behavior enhances an understanding of the relationships between social norms and emerging personal identities, the social processes that influence identity formation, and the ethical principles underlying individual action. Identitas pribadi dibentuk oleh budaya individu, kelompok, oleh pengaruh institusional, dan oleh pengalaman hidup bersama dengan orang-orang di dalam dan di luar budaya individu itu sendiri di seluruh nya atau perkembangannya. Mengingat sifat perkembangan individu dalam konteks sosial dan budaya, siswa harus sadar akan proses pembelajaran, pertumbuhan, dan interaksi pada setiap tingkat pengalaman sekolah mereka sendiri. Pemeriksaan berbagai bentuk perilaku manusia meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara norma-norma sosial dan identitas pribadi yang muncul, proses-proses sosial yang mempengaruhi pembentukan identitas, dan prinsip-prinsip etika yang mendasari tindakan individu.

5. Individual, group and institutions

Institutions are the formal and informal political, economic, and social organizations that help us carry out, organize, and manage our daily affairs. It is important that students know how institutions are formed, what controls and influences them, how they control and influence individuals and culture, and how institutions can be maintained or changed. Lembaga adalah organisasi formal dan informal politik, ekonomi, dan sosial yang membantu kita melaksanakan, mengatur, dan mengelola urusan sehari-hari. Adalah penting bahwa siswa tahu bagaimana lembaga-lembaga terbentuk, apa yang mengontrol dan mempengaruhi mereka, bagaimana mereka mengontrol dan individu pengaruh dan budaya, dan bagaimana lembaga dapat dipertahankan atau diubah.

6. Power, Authority and govermance

The development of civic competence requires an understanding of the foundations of political thought, and the historical development of various structures of power, authority, and governance. It also requires knowledge of the evolving functions of these structures in contemporary U.S. society, as well as in other parts of the world. Through study of the dynamic relationships between individual rights and responsibilities, the needs of social groups, and concepts of a just society, learners become more effective problem-solvers and decision-makers when addressing the persistent issues and social problems encountered in public life. By applying concepts and methods of political science and law, students learn how people work to promote positive societal change. Pengembangan kompetensi kewarganegaraan membutuhkan pemahaman tentang dasar-dasar pemikiran politik, dan sejarah perkembangan berbagai struktur kekuasaan, otoritas, dan tata kelola. Hal ini juga membutuhkan pengetahuan tentang fungsi berkembang dari struktur dalam masyarakat kontemporer AS, serta di bagian lain

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP

0 18 262

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 5

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) SEBAGAI USAHA MENGEMBANGKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura).

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP.

0 0 1

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 2 Ungaran.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 181 PEKANBARU

0 0 15