Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation
dalam dokumen “Statement of the Chairman of Commite on Social Studies”
yang dikeluarkan oleh Comittee on Social Studies CSS tahun 1913
31
. Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa social studies
sebagai specific field to utilization of social sciences data as a force in the improvement of human welfare bidang khusus dalam pemanfaatan data
ilmu-ilmu sosial sebagai tenaga dalam memperbaiki kesejahteraan umat manusia. Upaya untuk melestarikan program social studies dalam
kurikulum sekolah, maka beberapa pakar yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah mengembangkan
social studies bisa diaplikasikan di tingkat sekolah dengan membentuk organisasi profesi social studies, akhirnya pada tahun 1921 berdirilah
“National Council for the Social Studies “ atau disingkat NCSS , sebuah organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan
social studies pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, serta kaitannya dengan disiplin ilmu
– ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan sebagai program pendidikan sintetik.
Martoella 1987 mengatakan bahwa “pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer kon
sep”
32
. Karena dalam pembelajaran IPS siswa duharapkan memperoleh pemahaman
terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada aspek kependidikannya. Pola pembelajaran pendidikan IPS
menekankan unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali siswa
dengan sejumlah konsep bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai
bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan
31
Mad Yani, Kurikulum Pendidikan IPS. diakses pada Selasa 30 April 2013 dari: http:adlilfirdaus.blogspot.com201301makalah-kurikulum-pendidikan-ips.html
32
Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal 172
masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sejalan dengan hal itu ada beberapa pengertian mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau
satu terpaduan. Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa “Pengetahuan
Sosial merupakan perangkat fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sos
ial dan kewarganegaraan“. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar
realitas dari fenomena sosial yang mewujudkan satu pendidikan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmunya. “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan cabang dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang- cabang ilmu sosial”
33
. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang
memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan
sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang
berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan
benda-benda budaya. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu- ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan
pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi
dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial juga
33
Ibid., hal. 171