Pembelajaran Kooperatif cooperative learning

pikirkan, mereka ketahui dan rasakan mengenai apa yang mereka pelajari.Selain itu, ketika siswa belajar bersama dalam kelompok kecil, mereka saling membantu dan pada saat yang sama, mengembangkan arah dan tanggung jawab pribadi atas pembelajaran mereka. Penyelidikan kelompok berasal dari filsafat pendidikan John Dewey. Dewey percaya bahwa pembelajaran yang bermakna bisa dihasilkan melalui tahap-tahap penelitian ilmiah, dimana pengalaman tentang pengetahuan siswa diperoleh. Dalam pandangan Dewey,”penyelidikan terhadap banyak subjek bisa menghasilkan fitur penting dari metode ilmiah dan oleh karenanya bisa mendidik siswa dalam semanga t dan metode penelitian ilmiah” 20 . Para guru dan siswa memberikan pengakuan atas gagasan ini ketika mereka melaporkan investigasi kelompok membantu siswa “mempelajari cara belajar”.

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Jacobsen mengatakan Metode kooperatif mempunyai manfaat- manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Antara lain: 1. Mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru 2. Kemampuan untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain 3. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan mem- bandingkan dengan ide temannya 4. Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini 21 . Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat metode kooperatif ini sangat baik jika di terapkan pada saat proses belajar mengajar berlangsung karena metode ini dapat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation GI

Karakter unik Investigasi Kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar seperti investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik. 20 Sharan, Shlomo, The Handbook of Cooperatife Learning, Familia, Jakarta, 2012, hal. 168 21 Jacobsen, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada senin 12 Februari 2013 dari: http:id.wikipedia.orgwikiPembelajaran_kooperatif. a. Investigasi Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan rumit kepada kelas. Di tengah-tengah berlangsungnya penelitian mereka untuk menjawab masalah,siswa membangun pengetahuan yang mereka peroleh,bukannya menerima dari guru mereka. Proses investigasi menekankan inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dengan sumber-sumber yang mereka temukan, dan dengan jawaban yang mereka rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan dengan bekerjasama dengan rekan mereka dan menggabungkannya bersama pendapat, informasi, gagasan, ketertarikan, dan pengalaman yang masing- masing mereka bawa untuk mengerjakan tugas. Bersama-sama mereka menempa informasi dan gagasan ke dalam pengetahuan baru melalui proses penafsiran. b. Interaksi Interaktif di antara siswa penting bagi Investigasi Kelompok. Ini adalah kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling memberikan gagasan, saling membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas dan bahkan saling mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut pandang yang berseberangan. Interaksi social dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan oleh kelompok selama berlangsunganya penyelidikan. c. Penafsiran Pada saat siswa menjalankan penelitian mereka secara individual berpasangan dan dalam kelompok kecil, mereka mengumpulkan banyak sekali informasi dari berbagai sumber yang berbeda. Secara berkala mereka bertemu dengan anggota kelompok mereka untuk bertukar informai dam gagasan. Penafsiran atas temuan yang telah mereka gabung merupakan proses negosiasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan pengetahuan baru yang dihasilkan dan antara tiap-tiap siswa dengan gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu. Investigasi kelompok memberi siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan sesamanya yang meneliti aspek-aspek berbeda dari tema umum yang sama, dan yang memberikan sudut pandang berbeda atas tema itu.Penafsiran informasi kooperatif yang dikumpulkan oleh anggota kelompok ini meningkatkan kemampuan mereka untuk menyusun, menegaskan, dan mengkonsolidasikan temuan-temuan mereka dan dengan demikian membuatnya bermakna. d. Motivasi Intrinsik Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif menentukan apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Dengan mengundang siswa menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan,pengetahuan, dan perasaan mereka,Investigasi Kelompok mempertinggi minat pribadi mereka mencari informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan orang lain. Banyak metode pembelajaran kooperatif didasarkan pada tanggung jawab bersama dan interaksi di antara anggota kelompok. Investigasi kelompok meningkatkan kesempatan untuk memperbesar interdepedensi positif yang berkembang ketika siswa belajar bersama. Keempat unsur dari Investigasi Kelompok digabungkan dalam model enam tahap:

1. Tahap 1: Kelas menentukan subtema dan menyusunnya dalam penelitian kelompok.

a Memberikan Masalah Umum Guru memberi siswa suatu masalah yang besar dan rumit yang tidak memiliki satu jawaban benar. Masalah itu seringkali merupakan bagian dari kurikulum, meskipun bisa berupa sempalan dari isu-isu yang ada atau berasal dari ketertarikan siswa terhadap tema tertentu. Faktor lain yang perlu diperhatikan ketika memilih masalah adalah relevansinya bagi kehidupan siswa di dalam dan di luar sekolah. Secara langsung maupun tidak langsung, penelitian itu bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami dunia disekitar mereka. b Berbagai Sumber Pelajaran Menghadirkan masalah umum tidaklah semata-mata mendorong minat siswa dalam penelitian. Selama satu atau dua minggu sebelum dimulainya penelitian, guru mengundang kelas untuk menyelidikinya. Buku, majalah, gambar, peta, katalok, rekaman video, dan Koran merupakan sumber materi yang bisa digunakan. Setiap siswa harus mampu menemukan materi yang tepat untuk minat mereka, tingkat kemampuan membaca mereka, dan model pembelajaran yang mereka pilih. Beragam materi itu juga dimaksudkan untuk membantu siswa agar bisa melihat apa yang dekat dengan mereka dari masalah itu dan juga apa yang mereka ketahui. c Membuat Pertanyaan Setelah melakukan penelusuran, siswa siap untuk merumuskan dan memilih berbagai pertanyaan yang bisa menunjang penelitian. Guru menulis persoalan umum di papan tulis dan mengundang siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka selidiki agar bisa memahaminya lebih baik 22 . a. Secara individu: Setiap siswa menuliskan pertanyaan yang ingin mereka selidiki. Setelah sepuluh atau lima belas menit, guru mengundang siswa untuk memberitahukannya kepada teman sekelas apa yang mereka tulis dan menulis setiap saran di papan tulis. b. Kelompok bercakap-cakap: Siswa bertemu dalam kelompok beranggotakan empat atau lima orang dan bergiliran mengungkapkan gagasan mereka tentang apa yang akan mereka selidiki. Petugas pencatat dalam kelompok itu mencatat semua pertanyaan dan kemudian menyampaikannya kepada kelas, dengan menuliskan di papan tulis atau dengan menyerahkan daftar itu kepada guru. 22 Ibid., hal. 174-175

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP

0 18 262

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 5

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) SEBAGAI USAHA MENGEMBANGKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Kartasura).

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMP.

0 0 1

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 2 Ungaran.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 181 PEKANBARU

0 0 15