45 Yana Heryana 64
71 0,19
Rendah Jumlah
2040 3219
20,76 Rata-rata
45,33 71,53
0,59 Rendah
31,11 Sedang
66,67 Tinggi
2,22
Berdasarkan Tabel 4.4 agar lebih jelas hasil belajar IPS yang di peroleh siswa, dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.
Grafik 4.1 N-Gain Siklus 1
10 20
30 40
50 60
70
Rendah Sedang
Tinggi Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus 1 masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 14 Siswa N-Gainnya tergolong
rendah dengan presentasi 31,11, 30 siswa N-Gainnya tergolong sedang dengan presentasi 66,67 dan 1 orang N-Gainnya tergolong tinggi dengan
presentasi 2,22. Dalam siklus ini siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 65 dengan presentasi 31,11 dan siswa yang mendapatkan nilai di atas
KKM 65 dengan presentasi 68,89. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata- rata nilai pretes yaitu 45,33 dan rata-rata nilai postes 71,53. Proses pembelajaran
metode Group Investigation dilanjutkan ke siklus 2 dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS siswa karena masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai rendah.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus 2
No Nama
Pre-Test Post-Test
N-gain Keterangan
1 Abril M. Farhan
50 87
0,74 Tinggi
2 Aditia Saputra
56 81
0,56 Sedang
3 Ajeng Prihatini
25 81
0,74 Tinggi
4 Aldi Gunawan
31 75
0,63 Sedang
5 Alfira Amelia
43 75
0,56 Sedang
6 Alina Nur Azizah
75 81
0,24 Rendah
7 Alisa Purnama
25 75
0,67 Sedang
8 Alvan Maulana
25 75
0,67 Sedang
9 Alvin Andriansyah
68 75
0,58 Sedang
10 Alvis Nhovrado F
37 81
0,69 Sedang
11 Ananda Aulia R
25 75
0,67 Sedang
12 Aurelia Serahayu
62 75
0,34 Sedang
13 Ayu Pratiwi
68 81
0,40 Sedang
14 Bagas Wardoyo
37 81
0,69 Sedang
15 Bagus Saputra
25 75
0,67 Sedang
16 Chintya Febriyanti S
43 87
0,77 Tinggi
17 Dimas Bagus M
50 81
0,62 Sedang
18 Dwi Ayuni
75 87
0,48 Sedang
19 Haris Fil Ardhi
31 81
0,72 Tinggi
20 Herlina
50 81
0,62 Sedang
21 Jimmy Ardian
62 81
0,50 Sedang
22 Larraduta
56 87
0,70 Sedang
23 Lia Apriliani
25 75
0,67 Sedang
24 M. Albani
56 87
0,70 Sedang
25 Mareta Aditia
56 81
0,56 Sedang
26 Maulidina Megawati
37 81
0,69 Sedang
27 Mayestika Ibrhim
75 93
0,72 Tinggi
28 Muhamad Faizal
56 75
0,43 Sedang
29 Muhamad Yunus
56 81
0,56 Sedang
30 Muhammad Fahrizal
62 87
0,65 Sedang
31 Rafli Ramadan
50 81
0,62 Sedang
32 Rico Saputra
56 75
0,43 Sedang
33 Rifa Erfanda Saputra
37 75
0,60 Sedang
34 Rizul Rusliyansah
43 75
0,56 Sedang
35 Rohana
62 87
0,65 Sedang
36 Salwa Eka Putri
68 93
0,78 Tinggi
37 Septianti Vita A
68 87
0,60 Sedang
38 Shella Ismi Aulia
56 87
0,70 Sedang
39 Siti Yulianti
25 81
0,74 Tinggi
40 Tendi Mukhlis F
25 75
0,67 Sedang
41 Tuti Nuraliyah
68 87
0,59 Sedang
42 Wahyu Dwi Saputra
56 87
0,70 Sedang
43 Wahyu Maulana
50 75
0,50 Sedang
44 Winda Astri Yani
31 81
0,72 Tinggi
45 Yana Heryana
56 87
0,70 Sedang
Jumlah 2193
3645 27,8
Rata-rata 48,73
81 0,61
Rendah 2,22
Sedang 80
Tinggi 17,78
Grafik 4.2 N-Gain Siklus 2
10 20
30 40
50 60
70 80
Rendah Sedang
Tinggi Hasil Belajar
Hasil belajar ekonomi siswa siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus 1, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai
di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 2,22, 36 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 80 dan 8 siswa N-Gainnya tinggi
dengan persentase 17,78. Dalam siklus ini siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 65 dengan presentasi 2,2 dan siswa yang mendapatkan nilai di
atas KKM 65 dengan presentasi 97,78. Rata-rata nilai pretes 48,73 dan nilai rata-rata postes 81.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel pada siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pretes 1 dengan pretes 2, rata-rata postes 1 dengan rata-rata postes 1. Perincian nilai rata-rata adalah
sebagai berikut pretes 1 rata-ratanya 45,33 sedangkan pretes 2 rata-ratanya 48,73. Postes 1 rata-ratanya 71,52 sedangkan postes 2 81. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari nilai normal gain, yakni N-gain 1 0,59 dan N-gain 2 0,61.
Grafik 4.3 Perbandingan N-Gain Siklus 1 dan Siklus 2
10 20
30 40
50 60
70 80
Rendah Sedang
Tinggi Siklus 1
Siklus 2
Bila dilihat dari Grafik 4.8 di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil
belajar siswa terutama pada siklus 2 yang dimana N-Gain rendah berkurang dan terjadi peningkatan dalam N-Gain Sedang dan N-Gain Tinggi.
2. Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan
Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 28 Mei 2013 tepatnya akhir penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan
metode Group Investigation. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi kriteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar di setiap akhir
siklus.
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan
Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS? Siswa: ―Suka, karena dengan belajar IPS saya dapat mengetahui segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengetahuan maupun mengenai masyarakat dalam sehari-
hari.‖ Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?
Siswa: ―Seru dan menyenangkan karena dapat menambah wawasan saya.‖ Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation? Siswa:‖ Senang karena dapat berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok
dengan teman- teman.‖
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan? Siswa:‖ kompak tapi terkadang ada satu anak yang tidak mau diajak
bekerja sama, sehingga menyulitkan proses belajar terutma ketika berdiskusi.‖
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ‖ Sangat Suka karena bila ada yang kesulitan dalam diskusi bisa bertanya kepada guru.‖
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan Distribusi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa:‖ Paham dan bisa dimengerti, bisa dilihat dari nilai saya yang baik.‖
Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS? Siswa: ―suka karena mudah dimengerti‖
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti? Siswa: ―sangat seneng, selain metodenya asyik materinya juga lebih mudah
dipahami‖ Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation? Siswa: ―Senang, belajarnya jadi nggak ngebosenin‖
Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan? Siswa: ―kompak dan saling membantu‖
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ―suka kalau tidak ada guru jadi bingung apa yang harus dikerjakan‖
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan Distribusi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa: ―Paham dan saya menyukai belajar seperti ini karena membuat
nilai saya naik‖
Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah
Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS? Siswa: ―Saya sangat senang pak.‖
Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti? Siswa: ―Menarik karena saya dapat menambah pengetahuan seputar
pelajarannya.‖ Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation? Siswa:
―Senang karena seru dan mengasikkan.‖ Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?
Siswa: ―kompak dan suka karena rame dan jadi menjawab soal ya bisa bareng- bareng.‖
Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya pelajaran melalui belajar berkelompok?
Siswa: ―Suka, karena kalau tidak dibimbing nanti mau tanya sama siapa.‖
Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan Distribusi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ?
Siswa: ―Saya paham dan nilai saya Alhamdulillah naik‖
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation lebih disukai siswa dalam memahami materi-materi IPS Terpadu dan siswa dengan lebih mudah dalam memahami pelajaran. Hasil
belajar IPS siswa pun mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal itu menunjukkan bahwa penelitian tindakan dengan menggunakan tipe Group
Investigation telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti, karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran IPS dan hasil belajar siswa.
E. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus- siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam penelitian ini pembelajaran dikelas dilakukan dalam dua siklus. Berikut adalah pemaparannya..
a Siklus I
Siklus ini terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi seperti berikut ini.
1. Perencanaan Pada perencanaan siklus I, sebelum penelitian dilakukan pada
titik yang sebenarnya, penelitian ini memiliki rencana untuk memperbaiki efektifitas kinerja proses belajar mengajar di dalam kelas,
yang siswanya memiliki kemampuan yang heterogen. Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan
persiapan, yaitu: a. Peneliti dan kolaborator guru mata pelajaran membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP b. Membuat handout mengenai materi Produksi dan Konsumsi
c. Menyiapkan instrumen tes hasil belajar, lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara dan angket
d. Melakukan uji coba instrument
b. Pelaksanaan Satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan pada pertemuan
pertama pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan:
1. Siswa belum bisa melakukan kerja kelompok dengan baik, disebabkan masih ada anggota-anggota kelompok yang belum bertanggung jawab
dengan pembagian tugasnya masing-masing. 2. Siswa belum mengetahui secara baik langkah-langkah pembelajaran
dengan tipe Group Investigation. 3. Ketika membuat hasil diskusinya masih kebingungan untuk membuat
intisarinya. Masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti yang
bertindak sebagai guru, karena tujuan dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan cara:
a. Memberikan penjelasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan tipe Group Investigation.
b. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan tipe Group Investigation.
c. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan intisari atau kesimpulan dari hasil diskusi kelompok yang akan dilakukan.
Pada pertemuan kedua, siswa mulai terbiasa belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hal itu
terlihat dengan meningkatnya aktivitas siswa dengan mudah mendapat pemahaman konsep-konsep IPS yang sedang dipelajarinya.
3. Observasi
a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 PBM Siklus 1
No Aktivitas Siswa
Ya Tidak
Jumlah
1 Melaksanakan tes awal pre-test
√
45 2
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
√
3 Semangat dan antusias mengikuti
kegiatan belajar mengajar
√
4 Komunikasi dan kerjasama sangat
baik dan sempurna pada masing- masing siswa
√
5 Membuat kelompok belajar
√
6 Melakukan diskusi kelompok
√
7 Mempersentasikan hasil diskusi
√
8 Aktif dan bertanggung jawab dalam
kerja kelompok √
9 Membuat laporan akhir
√ 10 Melaksanakan tes akhir
√
45
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran ekonomi masih perlu ditingkatkan karena masih
terdapat siswa yang tidak semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar walaupun mereka masih mendengarkan penjelasan dari
guru, komunikasi dan kerjasama antar siswa masih kurang, dan dalam aktif serta bertanggungjawab dalam kerja kelompok belajar masih sangat
kurang. 2. Hasil observasi siklus I mengenai aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar.
Tabel 4.8 Aktivitas Guru
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B
C K
1 Mengkondisikan situasi pembelajaran dan
kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
√
2 Apersepsi
√ 3
Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi
√ 4
Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai
√ 5
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar
√ 6
Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran
√ 7
Teknik menjelaskanmenyampaikan Materi
√ 8
Pengelolaan kegiatan pembelajaran √
9 Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk berfikir √
10 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengungkapkan jawaban √
11 Antusias siswa terhadap proses
Pembelajaran √
12 Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar
siswa √
13 Kemampuan memberikan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
√
H
asil observasi guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang memperhatikan jalannya
diskusi kelompok dan cenderung memperhatikan kelompok putri, kurang memberikan pengarahan tentang jalannya pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation akhirnya siswa merasa kesusahan dalam menulis akhir diskusi.
3. Hasil evaluasi siklus I mengenai penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran.
Tabel 4.9 Kegiatan Pembelajaran
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B
C K
1 Guru
menyampaikan materi
yang akan
diajarkan √
2 Guru melakukan tanya jawab
√ 3
Guru menyiapkan tipe Group Investigation dengan membentuk kelompok.
√
4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannyapaketnya
√
5 Setelah
selesai membaca
buku dan
mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
√
6 Guru membentuk beberapa kelompok
√ 7
Guru Membagi Materi yang akan di bahas dalam kelompok
√
8 Guru
menyuruh maju
perwakilan dari
kelompok siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi
√
9 Setelah
semua mendapat
giliran mempersentasikan hasil diskusi. Guru dan
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √
10 Guru memberikan tugas kepada masing-masing
kelompok siswa mencari bahan untuk dijadikan sumber buat diskusi pertemuan selanjutnya
√
Aktifitas siswa pada siklus satu pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini belum memuaskan karena masih kurang bisa
membawa siswa untuk aktif berdiskusi dan masih banyak siswa yang belum mengerti tentang metode pembelajaran Group Investigation yang
sedang mereka jalani. Penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran masih
tergolong rendah. Dari skor ideal hasil belajar 100 skor perolehan rata- rata pre-test hanya 45,33 dan saat pos-test 71,53, N-Gain siklus I hanya
0,59.
d. Refleksi Pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki ketika memberi tindakan di siklus II. Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada pendekatan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. 2. Suasana belajar masih kurang tertib dengan adanya siswa yang belum
melakukan pembelajaran kelompok dengan baik. 3. Siswa kurang serius untuk mengikuti proses pembelajaran kooperatif
dengan tipe Group Investigation. 4. Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih
rendah. 5. Pemusatan perhatian belajar siswa harus lebih ditingkatkan.
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan guru kepada siswa. Untuk
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II perlu dibuat
pengembangan perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.
2. Siklus II Seperti pada siklus I, siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka perencanaan di siklus 2 ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai
perencanaannya adalah sebagai berikut: 1. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP
2. Meningkatkan aktivitas pengajaran yang mengarah kepada pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation 3. Memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. 4. Lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada setiap kelompok,
tujuannya agar seluruh siswa mudah untuk memahami materi sehingga dapat membuat hasil diskusinya dengan baik.
5. Mengamati kesulitan belajar agar siswa mudah memahami materi pembelajaran, dengan begitu pemahaman konsep siswa pun akan
meningkat. b. Pelaksanaan
1. Suasana pelaksanaan sudah lebih mengarah kepada pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation. Siswa lebih antusias,
aktif, dan kerja sama kelompoknya mulai membaik sehingga tanggung jawab setiap anak tumbuh dan pemahaman terhadap materi semakin
baik. 2. Suasana pembelajaran yang kooperatif dan efektif sudah mulai terlihat.
3. Sebagian besar siswa merasa termotivasi belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
c. Observasi 1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 PBM Siklus 2
No Aktivitas Siswa
Ya Tidak
Jumlah
1
Melaksanakan tes awal pre-test √
45 2
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
√
3 Semangat dan antusias mengikuti
kegiatan belajar mengajar
√
4 Komunikasi dan kerjasama sangat
baik dan sempurna pada masing- masing siswa
√
5
Membuat kelompok belajar √
6 Melakukan diskusi kelompok
√
7 Mempersentasikan hasil diskusi
√
8 Aktif dan bertanggung jawab dalam
kerja kelompok √
9 Membuat laporan akhir
√ 10 Melaksanakan tes akhir
√
45
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada
pembelajaran IPS di siklus 1. 2. Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar.
Tabel 4.11 Aktivitas Guru
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B
C K
1 Mengkondisikan situasi pembelajaran dan
kesiapan siswa
untuk mengikuti
proses pembelajaran
√
2 Apersepsi
√ 3
Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa motivasi
√ 4
Menyampaikan tujuan dan indicator yang ingin dicapai
√ 5
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar
√ 6
Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran
√ 7
Teknik menjelaskanmenyampaikan materi √
8 Pengelolaan kegiatan pembelajaran
√ 9
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berfikir
√ 10
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan jawaban
√ 11 Antusias siswa terhadap proses pembelajaran
√ 12
Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa
√
13 Kemampuan
memberikan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai
√
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas guru pada
pembelajaran IPS di siklus I.
3. Hasil evaluasi siklus II mengenai penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran.
Tabel 4.12 Kegiatan Pembelajaran
No Aspek Yang di Observasi Nilai
SB B
C K
1 Guru
menyampaikan materi
yang akan
diajarkan √
2 Guru melakukan tanya jawab
√ 3
Guru menyiapkan tipe Group Investigation dengan membentuk kelompok.
√
4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannyapaketnya
√
5 Setelah
selesai membaca
buku dan
mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
√
6 Guru membentuk beberapa kelompok
√ 7
Guru Membagi Materi yang akan di bahas dalam kelompok
√
8 Guru
menyuruh maju
perwakilan dari
kelompok siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi
√
9 Setelah
semua mendapat
giliran mempersentasikan hasil diskusi. Guru dan
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. √
10 Guru memberikan tugas kepada masing-masing
kelompok siswa mencari bahan untuk dijadikan sumber buat diskusi pertemuan selanjutnya
√
Aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaraan kooperatif tipe Group Investigation sudah baik dan sudah
optimal,ditandai dengan sudah banyak siswa yang mengerti tentang materi yang di ajarkan.
d. Refleksi Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat
disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan serta lebih meningkatkan suasana belajar yang tenang, efektif dan
menyenangkan. b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan tipe Group
Investigation sudah meningkat karena semua siswa sudah aktif berbicara, mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab
pertanyaan dari guru. c. Meningkatnya nilai N-Gain siklus 1 yaitu 0,59 meningkat pada siklus 2
menjadi 0,61. d. Hasil belajar ekonomi siswa siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah
dengan persentase 2,22, 36 siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 80 dan 8 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase
17,78. Rata-rata nilai pretes 48,73 dan nilai rata-rata postes 81. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus 2 mengalami peningkatan.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi
didiskusikan dengan guru kolaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan
hasil lembar observasi dengan hasil catatan lapangan peneliti. Setiap akhir siklus 1 dan 2 dilakukan akumulasi hasil lembar observasi, peneliti
membandingkan serta menganalisis hasil lembar observasi siklus 1 dan siklus 2.
Hasil wawancara ditulis secara rinci sehingga memudahkan peneliti dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibaca secara berulang
oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan
catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan hasil wawancara dengan guru kolaborator. Tes hasil belajar yang digunakan
peneliti sudah diuji validitas dan realibilitasnya, dimana tes hasil belajar digunakan peneliti untuk pretest dan posttest terhadap siswa untuk melihat
perkembangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation digunakan.
G. Pembahasan Temuan Penelitian
Proses Pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa kelas VII-4 SMP Islamiyah Ciputat adalah menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation,
proses pembelajaran IPS lebih didominasi oleh guru. Sehingga siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya kreatifnya guru dalam menggunakan model pembelajaran yang variatif.
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation terdiri dari beberapa tahap yaitu: Perencanaan
Planning, Tindakan Acting, Pengamatan Observing, dan Refleksi Reflecting.
Hasil pengamatan melalui lembar observasi dan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada penelitian ini menunjukan bahwa siswa
menyenangi proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation. Model Pembelajaran Kooperatif
dengan tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa. Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran dengan
menggunakan menggunakan teknik ini siswa menjadi lebih aktif karena diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas soal
yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar pikiran dengan kelompok lain. Sehingga Model Pembelajaran Kooperatif dengan tipe Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini berbeda dengan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada saat pengamatan. Banyak
siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang ramai, kurang memperhatikan penjelasan dari guru, dan siswa belum mengerti terhadap
pembelajaran yang dilakukan karena belum terbiasa dan siswa banyak bercanda, bercerita dengan teman lain.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angket dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran
IPS siswa diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan
sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti mengobrol, tidur, bahkan sampai ada yang berlari-lari di kelas, siswa masih
merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami IPS. Masalah-masalah tersebut diatas akan menghambat siswa dalam
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pada akhirnya hasil belajar ekonomi yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak
memuaskan. Pada siklus I, mayoritas siswa belum memahami langkah-langkah
pembelajaran tipe Group Investigation, sehingga siswa kurang percaya diri dan kurang berani dalam menjawab pertanyaan dari guru, dengan demikian
pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru adalah mereka yang memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang berprestasi rendah
cenderung pasif. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain adanya perbandingan peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada
siklus 1 dari 14 siswa dengan persentase 31,11 sedangkan pada siklus 2 menjadi 1 siswa dengan presentase 2,22. Meningkatnya siswa yang N-
Gainnya sedang yaitu pada siklus 1 dari 30 siswa dengan persentase 66,67 sedangkan pada siklus 2 menjadi menjadi 36 siswa dengan persentase 80.
Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus 1 dari 1 siswa dengan persentase 2,22 sedangkan pada siklus 2 menjadi 8 siswa dengan
persentase 17,78. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pretes siklus 1 dan postes siklus 2 yaitu rata-rata pretes siklus 1 45,33, sedangkan rata-rata
pretes siklus 2 48,73 dan rata-rata postes siklus 1 71,52, sedangkan rata-rata postes siklus 2 81. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus 1 yaitu 0,59
meningkat pada siklus 2 menjadi 0,61. Siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran
kooperatif dengan tipe Group Investigation yang diterapkan karena siswa dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang
diajarkan. Siswa juga merasa senang dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation karena dapat memudahkan siswa dalam
menyerap materi yang diajarkan. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab
siswa. Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan tipe Group Investigation lebih memudahkan pemahaman materi IPS dan membangkitkan semangat belajar
siswa karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan dari guru.