Menurut Afan Gaffar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 11 Pudjo Sumedi 2011

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 15 lain, kebudayaan politik Indonesia merupakan ”mixed political culture” yang diwarnai dengan besarnya pengaruh kebudayaan politik parokial-kaula. 3 Sifat ikatan primordial masih berurat berakar yang dikenal melalui indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukuan, keagama- an, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu, puritanisme, dan nonpuritanisme. Selain itu, salah satu petunjuk masih kukuhnya ikatan tersebut dapat dilihat dari pola budaya politik yang tercermin dalam struktur vertikal masyarakat ketika usaha gerakan kaum elite langsung mengeksploitasi dan menyentuh substruktur sosial dan subkultur untuk tujuan perekrutan dukungan. 4 Kecenderungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan patrimonial. Sebagai indikatornya dapat disebutkan antara lain bapakisme dan sikap asal bapak senang. Di Indonesia budaya politik tipe parokial-kaula subjek lebih mempunyai keselarasan untuk tumbuh dengan persepsi masyarakat terhadap objek politik yang menyandarkan atau me- nundukkan diri pada proses output dari penguasa. 5 Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi dengan segala konsekuensinya dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat. Itulah gambaran budaya politik masyarakat Indonesia. Budaya politik masyarakat Indonesia tersebut mengakibatkan berkembangnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Salah satu contohnya adalah pengangkatan seseorang pada jabatannya cenderung tidak berdasarkan prestasi, tetapi bergantung pada tindakan kolusi dan nepotisme. Padahal, peraturan tentang pengangkatan sudah ada, namun tidak ditaati. Selain itu, dalam budaya politik Indonesia terdapat tindakan-tindakan mempolitisasi agama yang dilakukan dengan cara-cara seperti berikut. a. Menggunakan ayat-ayat tertentu dari agama yang dapat membenar- kan suatu tindakan tertentu. b. Mengerahkan massa turun ke jalan, baik dalam bentuk demonstrasi atau pawai di jalanan yang istilah lainnya adalah ”tekanan dari jalanan”. Berdasarkan dampak dari budaya politik Indonesia pada era Orde Baru tampak jelas bahwa budaya politik masyarakat Indonesia pada era Orde Baru masih bersifat rendah. Belum adanya kesadaran dari masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam mempengaruhi pengambilan kebijakan publik pada beberapa tingkatan. Mereka juga belum memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok- Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 16 kelompok protes jika terdapat praktik-praktik pemerintahan yang tidak fair. Bagaimanakah dengan budaya politik masyarakat Indonesia pada era reformasi? Pada era reformasi budaya politik Indonesia sudah mengalami perubahan. Tingkat kesadaran warga masyarakat terhadap partisipasi dalam perumusan kebijakan publik mulai tumbuh. Oleh karena itu, budaya politik masyarakat Indonesia saat ini dapat dikatakan bertipe subjek- partisipan, yaitu budaya politik yang merupakan peralihan atau perubah- an dari budaya subjek pemerintahan yang sentralistik menuju budaya partisipan demokratis. Sebagai warga masyarakat sekaligus warga negara yang baik, Anda mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan budaya politik yang partisipan. Dengan demikian, akan tercipta pe- merintahan yang demokratis, jujur, dan adil, bebas dari segala bentuk kegiatan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pada tanggal 9 April 2009 pemerintah Indonesia melaksanakan pemilu anggota legislatif. Pemilu diikuti oleh semua warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih. Keikutsertaan warga masyarakat dalam pemilu mencerminkan adanya budaya partisipan. Hasil pemilu 2009 pada tanggal 22 April 2009 sebagai berikut. Tabel Hasil Pemilu 2009 No. Partai Politik Jumlah Suara Persentase 1. Demokrat 31 1.663.397 20,07 2. Golkar 23 1.215.233 14,67 3. PDIP 28 1.198.531 14,46 4. PKS 8 686.790 8,29 5. PAN 9 513.010 6,19 6. PPP 24 440.586 5,32 7. PKB 13 414.704 5,00 8. Gerindra 5 375.113 4,53 9. Hanura 1 291.999 3,52 10. PBB 27 158.455 1,91 11. PKPB 2 134.140 1,62 12. PKNU 34 116.251 1,40 13. PPRN 4 96.253 1,16 14. PDS 25 95.786 1,16 15. PBR 29 87.981 1,06 16. PKPI 7 79.031 0,95 17. PDP 16 72.434 0,87 18. PPPI 3 60.760 0,73 19. Barnas 6 60.651 0,73 20. PDK 20 54.170 0,65 21. PPD 12 52.700 0,64 22. RepublikaN 21 45.024 0,54 23. PNBK 26 38.817 0,47