Agen Sosialisasi Budaya Politik

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 24 a. Partai politik menampung pendapat-pendapat dan aspirasi-aspirasi yang datang dari masyarakat. b. Partai politik menggabungkan pendapat-pendapat dan aspirasi masyarakat yang senada. c. Selanjutnya, partai politik merumuskan pendapat-pendapat atau aspirasi-aspirasi masyarakat sebagai usul kebijaksanaan. Usul kebijaksanaan tersebut dimasukkan dalam program partai untuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan kebijakan publik public policy.

2. Sarana Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik dapat diartikan sebagai upaya pemasyarakatan politik agar dikenal, dipahami, dan dihayati oleh masyarakat. Usaha sosialisasi politik berkaitan erat dengan usaha partai politik untuk menguasai pemerintahan melalui kemenangan dalam pemilihan umum. Dalam usaha menguasai pemerintahan, partai politik harus memperoleh dukungan seluas mungkin. Oleh karena itu, partai politik berusaha menciptakan ”image” kepada masyarakat luas bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Itulah upaya sosialisasi politik yang dapat dilakukan oleh partai politik. Bentuk sosialisasi politik lain yang dapat dilakukan oleh partai politik seperti berikut. Partai politik berusaha mendidik anggota-anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan diri sendiri di bawah kepentingan nasional. Selain itu, partai politik juga berupaya memupuk identitas nasional dan integrasi nasional. Proses sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan ceramah-ceramah penerangan, kursus kader, dan kursus penataran. Biasanya proses sosialisasi berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama dan berkesinambungan. Ibaratnya, sosialisasi berjalan berangsur-angsur sejak kanak-kanak sampai dewasa.

3. Sarana Rekrutmen Politik

Partai politik mempunyai tanggung jawab melaksanakan rekrutmen politik. Artinya, partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. Dalam pengertian ini berarti partai politik turut serta memperluas partisipasi politik dalam masyarakat. Usaha rekrutmen politik ini dapat dilakukan dengan cara kontak pribadi, persuasi pendekatan, dan menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader yang akan menggantikan pemimpin lama pada masa mendatang.

4. Sarana Pengatur Konflik

Dalam kehidupan demokrasi, terjadinya gejolak-gejolak sosial seperti persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan satu hal yang wajar terjadi. Mengapa demikian? Alasannya, dalam kehidupan demokrasi terdapat jaminan ke- bebasan untuk berpendapat dan berorganisasi. Dalam hal berpendapat dan berorganisasi, setiap orang mempunyai pandangan masing-masing yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Perbedaan itulah yang kadang menjadi penyebab timbulnya persaingan dan berkembang menjadi konflik masalah. Jika sudah demikian, partai politik segera menjalankan fungsinya sebagai pengatur konflik. Partai politik berusaha menyelesaikan konflik secara damai dan berusaha menjadi penengah yang bersifat netral. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 25

5. Sarana Artikulasi Kepentingan

Fungsi partai politik sebagai sarana artikulasi politik maksudnya adalah partai politik bertugas menyatakan kepentingan warga masyarakat kepada pemerintah dan badan-badan politik yang lebih tinggi. Contoh bentuk artikulasi kepentingan yang dilakukan oleh partai politik adalah pengajuan permohonan secara individual kepada anggota dewan kota, parlemen, pejabat pemerintahan, atau dalam masyarakat tradisional kepada kepala desa atau kepala suku.

6. Sarana Agregasi Kepentingan

Dalam fungsi ini, tugas partai politik adalah merumuskan program politik yang mencerminkan gabungan tuntutan-tuntutan dari partai-partai politik yang ada dalam pemerintahan dan menyampaikannya kepada badan legislatif. Selain itu, partai politik juga melakukan tawar-menawar dengan calon-calon pejabat pemerintah yang diajukan dalam bentuk penawaran pemberian dukungan bagi calon-calon pejabat pemerintah dengan imbalan pemenuhan kepentingan-kepentingan partai politik. Itulah fungsi-fungsi yang secara umum menjadi tanggung jawab partai politik. Berkaitan dengan fungsi partai politik ini, dalam undang-undang tentang partai politik ditegaskan sebagai berikut. Partai politik berfungsi sebagai sarana: 1 pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; 2 penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat; 3 penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara; 4 partisipasi politik warga negara Indonesia; dan 5 rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. Banyaknya fungsi partai politik tersebut menunjukkan bahwa partai politik tidak dapat dibentuk secara asal-asalan. Akan tetapi, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dibentuk sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan dalam peraturan perundang- undangan. Oleh karena itu, sosialisasi politik berkaitan dengan partai politik. Selain itu, sosialisasi politik juga berkaitan dengan komunikasi politik. Untuk mengetahui kaitan antara sosialisasi politik dengan komunikasi politik, Anda dapat menyimak uraian berikut.

c. Sosialisasi Politik dan Komunikasi Politik

Menurut Hyman, sosialisasi politik merupakan suatu proses belajar yang kontinyu yang melibatkan baik belajar secara emosional maupun indoktrinasi politik yang nyata dan dimediasi sarana komunikasi oleh segala partisipasi dan pengalaman individu yang Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 26 menjalaninya. Hal ini menunjukkan betapa besar peranan komunikasi politik dalam proses sosialisasi politik di tengah masyarakat. Dengan demikian, segala aktivitas komunikasi politik berfungsi pula sebagai suatu proses sosialisasi bagi anggota masyarakat yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas komunikasi politik tersebut. Dalam suatu sistem politik negara, fungsi sosialisasi me- nunjukkan bahwa semua sistem politik cenderung berusaha mengekalkan kultur dan struktur mereka sepanjang waktu. Hal ini dilakukan terutama melalui cara pengaruh struktur-struktur primer dan sekunder yang dilalui oleh anggota muda masyarakat dalam proses pendewasaan mereka. Di dalam realitas kehidupan masyarakat, pola-pola sosialisasi politik juga mengalami perubahan seperti juga berubahnya struktur dan kultur politik. Perubahan-perubahan tersebut menyangkut pula soal perbedaan tingkat keterlibatan dan derajat perubahan dalam subsistem masyarakat yang beraneka ragam. Pada sisi lain, sosialisasi politik merupakan proses induksi ke dalam suatu kultur politik yang dimiliki oleh sistem politik yang dimaksud. Hasil akhir proses ini adalah seperangkat sikap mental, kognisi pengetahuan, standar nilai-nilai, dan perasaan-perasaan terhadap sistem politik dan aneka perannya, serta peran yang berlaku. Hasil proses tersebut juga mencakup pengetahuan tentang nilai-nilai yang mempengaruhi, serta perasaan mengenai masukan tentang tuntutan dan klaim terhadap sistem, dan output otoritasnya. Sumber: www.sman1gadingrejo.net ▼ Gambar 1.13 Komunikasi politik sangat berperan dalam proses sosialisasi politik. Partai politik merupakan salah satu agen sosialisasi budaya politik. Hal ini meng- ingatkan kita tentang pentingnya partai politik dalam negara demokrasi. Tahukah Anda fungsi partai politik dalam negara demokrasi? Coba sekarang Anda identifikasi berbagai fungsi partai politik dalam negara demokrasi Tuliskan hasil identifikasi Anda pada selembar kertas dan presentasikan hasilnya di depan kelas. Selanjutnya, kumpulkan hasil identifikasi yang telah Anda presentasikan kepada guru untuk dinilai Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 27

D. Peran Serta dalam Budaya Partisipan

Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Oleh karena itu, setiap warga masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan budaya demokrasi atau partisipan dalam berbagai lingkungan kehidupan. Bagaimanakah caranya? Tentu saja dengan cara berperan aktif dalam kehidupan politik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Sebelum sampai pada bentuk peran aktif warga negara dalam budaya politik di berbagai lingkungan kehidupannya, perlu Anda pahami tentang partisipasi politik dan bentuk-bentuk partisipasi politik masyarakat berikut ini.

1. Pengertian Partisipasi Politik

Berbicara tentang partisipasi politik, tidak lepas dari konteks negara yang menunjukkan warga negara itu hidup dan bertempat tinggal. Dengan demikian, pembicaraan tentang partisipasi politik akan menyinggung pula sistem politik dan negara yang bersangkutan. Dengan orientasi semacam itu berbagai sarjana ilmu politik, khususnya yang lebih menekankan pada aspek kekuasaan negara, memandang negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, serta merupakan organisasi pokok kekuasaan politik. Selain itu, para ahli tersebut juga berpendirian bahwa negara merupakan alat agency masyarakat yang mempunyai kekuasaan tersebut untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat serta menertibkan gejala-gejala kekuasaan di dalam masyarakat. Dalam pergaulan yang makin kompleks, sudah sewajarnya manusia tetap mengharapkan terciptanya suatu kehidupan dalam suasana kerja sama yang harmonis. Namun demikian, suatu hal yang barangkali tidak mungkin dapat dihindari, bahwa seiring dengan keinginan setiap manusia untuk menikmati kehidupan yang harmonis tersebut, dalam praktiknya sekaligus terdapat kecenderungan untuk hidup dalam suasana anta- gonistis dan penuh pertentangan. Adanya kenyataan pergaulan yang mencerminkan dua pola hubung- an ekstrem tersebut, yaitu keharmonisan hidup dan suasana antagonistis. Hal itu mengakibatkan negara sebagai ikatan komunal manusia tertinggi merupakan suatu organisasi yang seharusnya mampu dan dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua individu ataupun golongan lain di bawahnya. Dengan demikian, akan tercipta suatu keselarasan hidup bersama. Dalam kaitannya dengan peran yang seharusnya dimainkan negara tersebut, menurut pendapat umum negara menerapkan cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh individu dan golongan atau asosiasi, maupun oleh negara itu sendiri. Dengan demikian, jelas bahwa negara dapat dan seharusnya mampu mengintegrasikan dan membimbing kegiatan-kegiatan sosial anggota masyarakatnya ke arah tujuan bersama.