Bidang Politik Bidang Ekonomi

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 82 4. Daya tanggap • Proses pelayanan sentralistik dan kaku. • Banyak pejabat memposisikan diri sebagai penguasa. • Pelayanan masyarakat masih diskriminatif, konvensional, dan bertele-tele tidak responsif. Segala pelayanan penuh dengan KKN. 5. B e r o r i e n t a s i konsensus • Pemerintah lebih banyak bertindak sebagai alat kekuasaan negara. • Lebih banyak bersifat komando dan instruksi. • Segala prosedur masih bersifat sekadar formalitas. • Tidak ada peluang untuk mengadakan konsensus dan musyawarah. Pemerintah cenderung otoriter karena konsensus dan musyawarah tertutup. 6. Berkeadilan • Adanya diskriminasi gender dalam penyelenggaraan pemerintahan. • Menutup peluang bagi terbentuknya organisasi non- pemerintahLSM yang menuntut keadilan dalam berbagai segi kehidupan. • Masih banyak aturan yang berpihak pada gender tertentu. Arogansi kekuasaan sangat dominan dalam menentukan penyelenggaraan pemerintahan. 7. Efektivitas dan efisiensi • Manajemen penyelenggaraan negara bersifat konvensional dan terpusat. • Kegiatan penyelenggaraan negara lebih banyak digunakan untuk acara seremonial. Negara cenderung salah urus dalam mengolah SDA dan SDM sehingga banyak pengangguran tidak memiliki daya saing. 3. Transparan • Informasi yang didapat satu arah hanya dari pemerintah dan terbatas. • Sulit bagi masyarakat untuk memonitor mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah tertutup dengan segala keburukannya sehingga masyarakat tidak tahu peristiwa yang terjadi dan kebijakan yang diambil. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 83 8. Akuntabilitas • Pengambil keputusan dominasi pemerintah. • Swasta dan masyarakat memiliki peran sangat kecil terhadap pemerintah. • Pemerintah memonopoli berbagai alat produksi strategis. • Masyarakat dan pers tidak diberi peluang untuk menilai jalannya pemerintahan. Pemerintah dominan dalam semua lini kehidupan sehingga warga masyarakatnya tidak berdaya untuk mengontrol apa yang telah dilakukan pemerintahnya. 9. Bervisi strategis • Pemerintah lebih dengan kemapanan yang telah dicapai. • Sulit menerima perubahan yang berkaitan dengan masalah politik, hukum, dan ekonomi. • Kurang mau memahami aspek- aspek kultural, historis, dan kompleksitas sosial masyarakat • Penyelenggaraan pemerintahan statis dan tidak memiliki jangkauan jangka panjang. Banyak penguasa yang pro status quo dan kemapanan sehingga tidak peduli terhadap perubahan internal maupun internal negaranya. 10. Saling ketergantungan • Banyak penguasa yang arogan dan mengabaikan peran swasta dan masyarakat. • Pemerintah merasa paling benar dan pintar dalam menentukan jalannya pemerintahan. • Masukan atau kritik dianggap provokator dan antikemapanan serta stabilitas. • Swasta dan masya- rakat tidak diberi kesempatan untuk bersinergi dalam membangun negara. Para pejabat dianggap lebih tahu dalam segala hal sehingga masyarakat tidak punya keinginan untuk bersinergi dalam membangun negaranya. • Pemanfaatan SDA dan SDM tidak berdasarkan prinsip kebutuhan.