Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
112
Bagaimana dengan perjanjian yang tidak berkaitan dengan hal- hal yang dipersyaratkan dalam pengesahan melalui undang-undang?
Apabila materi perjanjian tidak berkaitan dengan hal-hal yang dipersyaratkan dalam pengesahan melalui undang-undang,
pengesahan dilakukan dengan keputusan presiden. Pengesahan perjanjian internasional dengan keputusan presiden ini selanjutnya
diberitahukan kepada DPR.
Pembuatan perjanjian internasional dimulai dengan penunjukan wakil-wakil yang akan berunding atas nama negara yang mewakilkan.
Selanjutnya, perundingan akan dibedakan antara perjanjian bilateral dan multilateral. Adakalanya seorang wakil hanya mendapat
kekuasaan untuk berunding dan tidak termasuk menandatangani perjanjian.
Setelah konsep atau rencana perjanjian dapat disetujui, dokumen tersebut siap untuk ditandatangani. Pada tahap ini perlu ditegaskan
perjanjian itu harus diratifikasi atau tidak. Penandatanganan hanya berarti bahwa para utusan menyetujui naskahnya dan untuk
selanjutnya disampaikan kepada pemerintah negara masing-masing.
Apabila perlu dilakukan ratifikasi, dokumen tersebut akan disampaikan kepada pemerintah masing-masing. Prosedur
persetujuan atau ratifikasi ini diatur sepenuhnya oleh hukum nasional negara masing-masing. Jadi, dalam hal ini hukum internasional tidak
turut campur. Sesuai dengan asas kedaulatan negara, tidak ada keharusan bagi suatu negara untuk meratifikasi suatu perjanjian.
Akan tetapi, dalam praktik suatu negara yang telah menandatangani perjanjian diharapkan untuk meratifikasinya.
Pertimbangan perlunya melakukan ratifikasi sebagai berikut. 1 Negara-negara berhak untuk mengkaji dokumen yang telah
ditandatangani oleh para wakil yang berunding. 2 Berdasarkan kedaulatan yang dimiliki oleh setiap warga negara,
setiap warga negara berhak untuk menarik diri apabila dikehendaki.
3 Dalam perjanjian perlu dilakukan penyesuaian dengan hukum nasional dari setiap negara yang mengadakan perjanjian.
4 Pemerintah perlu meminta pendapat umum tentang isi perjanjian tersebut asas demokrasi.
Pertumbuhan sistem konstitusional negara menyebabkan organ- organ selain kepala negara dapat turut serta dalam penutupan
perjanjian internasional. Hal itu merupakan faktor yang menjadikan ratifikasi sangat penting. Akan tetapi, praktiknya berbeda-beda oleh
setiap negara. Misalnya, ada negara yang mensyaratkan persetujuan dari parlemen meskipun secara tegas dinyatakan bahwa perjanjian
mulai berlaku sejak ditandatangani. Sementara itu, ada negara yang hanya mengikuti ketentuan yang ada di dalam perjanjian itu.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
113
3. Istilah-Istilah Perjanjian Internasional
Perkembangan sejarah perjanjian internasional telah menunjukkan makin kompleksnya subjek maupun objek perjanjian internasional. Hal
ini menimbulkan banyaknya istilah perjanjian internasional seperti berikut.
a. Traktat Treaty
Traktat adalah suatu perjanjian atau persetujuan antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan hukum mengenai objek
hukum kepentingan yang sama. Traktat mengatur masalah-masalah yang bersifat fundamental sehingga kekuatan mengikatnya sangat
ketat. Oleh karena itu, traktat merupakan bentuk persetujuan yang paling resmi formal dan harus diratifikasi oleh badan eksekutif dan
atau legislatif negara peserta. Misalnya, Perjanjian Celah Timur yaitu perjanjian antara negara Timor Loro Sae dengan Australia mengenai
bagi hasil pengolahan minyak di Kawasan Celah Timur.
b. Konvensi Convention
Istilah konvensi digunakan untuk memberi nama suatu catatan dari persetujuan mengenai hal-hal penting, tetapi yang tidak bersifat
politik tinggi. Konvensi juga dipergunakan untuk menyebut persetujuan formal yang bersifat multilateral yang diadakan di bawah
wibawa organisasi internasional, termasuk instrumen-instrumen yang dibuat oleh organ-organ lembaga internasional. Konvensi memerlukan
legalisasi dari wakil-wakil yang berkuasa penuh plenipotentiaries. Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional.
c. Persetujuan
Agreement
Persetujuan agreement adalah suatu perjanjian atau persetujuan antara dua negara atau lebih yang mempunyai akibat hukum seperti
dalam traktat. Istilah persetujuan agreement secara khusus dipergunakan untuk menyebut kontrak antarpemerintah mengenai
hal-hal yang relatif tidak penting atau tidak permanen dan bersifat teknis. Dalam hal ini agreement lebih bersifat administratif. Agreement
ini memerlukan legalisasi dari wakil-wakil departemen, tetapi tidak memerlukan ratifikasi. Alasannya, sifat agreement tidak seformal
traktat dan konvensi. Misalnya, agreement tentang ekspor impor komoditas tertentu.
d. Piagam Charter
Piagam atau charter adalah istilah yang digunakan dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan
fungsi administratif. Misalnya, PBB dalam proses membentuk anggaran dasar dalam bentuk charter.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
114
e. Statuta Statute
Istilah statuta ini dipakai untuk menyebut hal-hal berikut. 1 Konstitusi lembaga internasional. Misalnya, Konstitusi Komisi
Eropa untuk Sungai Danube 1921, Konstitusi Mahkamah Internasional 1920, dan bermacam-macam biro Liga Bangsa-
Bangsa. 2 Kumpulan aturan hukum yang ditentukan oleh persetujuan
internasional mengenai kerja suatu kesatuan hukum yang berada di bawah supervisi internasional. Misalnya, statuta dari ”Sanjak
of Alexandretta”. 3 Instrumen tambahan dari konvensi yang membeberkan aturan-
aturan tertentu yang harus diterapkan.
f. Deklarasi
Declaration
Deklarasi adalah pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam bidang politik, ekonomi, atau hukum. Dilihat dari isinya,
deklarasi lebih bersifat politis. Istilah deklarasi dapat digunakan untuk menyebut hal-hal berikut.
1 Perjanjian internasional yang sebenarnya. Misalnya, Deklarasi
Paris 1856. 2 Suatu instrumen informal yang ditambahkan pada suatu
perjanjian internasional atau konvensi, yang menginterpretasi atau yang menjelaskan ketentuan-ketentuan perjanjian
internasional atau konvensi tersebut. 3 Suatu persetujuan informal mengenai hal-hal yang kurang
penting. 4 Suatu resolusi yang dibuat oleh konferensi diplomatik yang
memuat prinsip-prinsip yang ditaati oleh semua negara.
g. Modus Vivendi
Modus vivendi adalah suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan
secara permanen. Modus vivendi tidak memerlukan ratifikasi. Modus vivendi ini biasanya digunakan untuk menandai adanya perjanjian
yang baru dirintis.
h. Protokol Protocol
Protokol adalah persetujuan yang isinya melengkapi suatu konvensi. Protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan
seperti penafsiran klausul-klausul tertentu dari konvensi atau pembatasan-pembatasan oleh negara penanda tangan. Misalnya,
berita acara mengenai hasil suatu kongres atau konferensi yang ditandatangani oleh peserta. Protokol juga dapat berupa alat
tambahan bagi konvensi, tetapi sifat dan pelaksanaannya bebas dan tidak perlu diratifikasi. Ada juga protokol sebagai perjanjian yang
benar-benar berdiri sendiri independen.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
115
i. Perikatan
Arrangement
Arrangement hampir sama dengan persetujuan agreement. Akan tetapi, arrangement ini biasanya digunakan untuk transaksi-transaksi
yang bersifat mengatur dan sementara temporer serta tidak seformal traktat dan konvensi.
4. Asas Perjanjian Internasional
Ada bermacam-macam asas yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh subjek hukum yang mengadakan perjanjian internasional. Asas-asas
yang dimaksud seperti berikut ini. a. Pacta Sunt Servanda, artinya setiap perjanjian yang telah dibuat harus
ditaati. b. Egality Rights, artinya pihak yang saling mengadakan hubungan
mempunyai kedudukan yang sama. c.
Reciprositas, artinya tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal.
d. Bonafides, artinya perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh iktikad baik.
e. Courtesy, artinya asas saling menghormati dan saling menjaga
kehormatan negara. f.
Rebus sic Stantibus, artinya dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.
5. Berakhirnya Perjanjian Internasional
Ada beberapa sumber yang dapat kita jadikan acuan untuk mengenali hal-hal yang dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian internasional.
Beberapa sumber tersebut sebagai berikut. a. Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya Pengantar Hubungan Kerja
Sama Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena hal-hal berikut.
1 Telah tercapai tujuan perjanjian internasional. 2 Masa berlaku perjanjian internasional sudah habis.
3 Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya
objek perjanjian. 4 Adanya persetujuan dari peserta untuk mengakhiri perjanjian.
5 Adanya perjanjian baru di antara para peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
6 Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian yang sesuai dengan ketentuan perjanjian sudah dipenuhi.
7 Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.