Pentingnya Keterbukaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 71 Batasan Keterbukaan Pemerintahan di Amerika Serikat Ada beberapa ketentuan yang membatasi keterbukaan pemerintahan di berbagai negara, salah satunya di Amerika Serikat. Menurut Freedom of Information Act di Amerika Serikat, ada sembilan informasi yang bersifat rahasia sebagai berikut. 1 Mengenai keamanan nasional dan politik luar negeri, misalnya mengenai rencana militer, persenjataan, data iptek tentang keamanan nasional, dan data CIA. 2 Ketentuan internal lembaga. 3 Informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik. 4 Informasi bisnis yang bersifat sukarela. 5 Memo internal pemerintah. 6 Informasi pribadi personal privacy. 7 Data yang berkenaan dengan penyidikan. 8 Informasi lembaga keuangan. 9 Informasi dan data geologis serta geofisik mengenai sumbernya. 2. Pentingnya Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Selain keterbukaan dalam hidup berbangsa dan bernegara, tidak kalah pentingnya adalah menciptakan keadilan. Persatuan bangsa dan keutuhan negara hanya akan terwujud jika tedapat keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keadilan merupakan unsur yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Semua orang berharap mendapatkan jaminan dan rasa keadilan. Dalam kehidupan sekarang, musuh terbesar bangsa adalah ketidakadilan. Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, kesenjangan, pertentangan dan disintegrasi bangsa. Jika kita amati lebih jauh keadaan negara kita ini, pertentangan sering bersumber dari ketidakadilan. Oleh karena diperlakukan tidak adil, antargolongan saling berseteru. Dengan demikian, keadilan adalah prasyarat bagi terwujudnya persatuan bangsa dan keutuhan negara. Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang mengandung kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggungjawabkan, dan memperlakukan tiap orang pada kedudukan yang sama di hadapan hukum. Seorang filsuf masa Romawi Kuno mengatakan, ”Keadilan itu tribuere suum cuique memberikan kepada setiap orang hal-hal yang menjadi empunya. Oleh karena itu, pejuang keadilan selalu berusaha agar setiap orang memperoleh sesuatu yang menjadi haknya. Kata keadilan bisa menunjuk pada suatu keadaan, tuntutan, dan keutamaan. Sebagai keadaan, keadilan mengatakan bahwa semua pihak memperoleh sesuatu yang menjadi hak mereka dan diperlakukan secara sama. Sementara sebagai tuntutan, keadilan menuntut agar keadaan adil itu diciptakan, baik dengan jalan mengambil tindakan-tindakan yang Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 72 diperlukan, maupun dengan jalan menjauhkan diri dari tindakan yang tidak adil. Adapun sebagai keutamaan, keadilan adalah ketekadan untuk melakukan sesuatu yang adil. Perbuatan adil tidak hanya merupakan idaman manusia, tetapi juga diperintahkan Tuhan apapun agamanya. Jika suatu negara mampu memperlakukan warganya dengan adil, niscaya kepedulian dan rasa tanggung jawab warga negara dalam rangka membangun negara dapat terwujud. Keadilan pada umumnya relatif sulit diperoleh. Untuk memperoleh keadilan biasanya diperlukan pihak ketiga sebagai penegak, dengan harapan pihak tersebut dapat ber- tindak adil terhadap pokok-pokok yang berselisih. Oleh karena itu, pihak ketiga tersebut harus netral, tidak boleh menguntungkan salah satu pihak. Jadi, adanya pihak ketiga bertujuan untuk menghindari konfrontasi antara pihak yang sedang berselisih. Dalam rangka jaminan keadilan di dalam suatu negara diperlukan peraturan yang disebut undang-undang atau hukum. Hukum merupakan suatu sistem norma yang mengatur kehidupan dalam masyarakat. Apabila ada seseorang yang merasa mendapatkan ketidakadilan, ia berhak mengajukan tuntutan. Setiap masyarakat memerlukan hukum karena di mana ada masyarakat di sana ada hukum. Hukum diciptakan untuk mencegah agar konflik yang terjadi dipecahkan secara terbuka. Pemecahannya bukan atas dasar siapa yang kuat, melainkan berdasarkan aturan hukum yang tidak membedakan antara orang kuat dan orang lemah. Berdasarkan hal tersebut, keadilan merupakan salah satu ciri hukum dan jaminan keadilan yang hanya bisa tercapai apabila hukum diterapkan tanpa memperhatikan aspek subjektivitas. Jaminan keadilan sangat dituntut oleh penyelenggaraan negara pemerintah dan pejabat publik yang baik, bersih, dan transparan. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik didasarkan pada beberapa asas umum di antaranya sebagai berikut.

a. Asas kepastian hukum. Asas ini menghendaki agar semua sikap dan

keputusan pejabat administrasi negara tidak menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum. Dalam menjamin adanya kepastian hukum, pejabat administrasi negara wajib menentukan masa peralihan untuk menetapkan peraturan baru. Sumber: www.tatv.co.id ▼ Gambar 3.6 Untuk memperoleh keadilan, biasanya di- perlukan pihak ketiga sebagai penegak. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 73

b. Asas keseimbangan. Asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin

yang dijatuhkan oleh pejabat administrasi negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya. Hal ini diatur dalam undang- undang kepegawaian dan peraturan tentang pegawai negeri umum. c. Asas kesamaan . Dalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi negara menjatuhkan keputusan tanpa pandang bulu. Sebelum keputusan diambil, harus dipikirkan dahulu secara masak- masak. Tujuannya agar terhadap kasus yang sama dapat diambil keputusan yang sama pula. Pejabat administrasi negara tidak boleh melakukan diskriminasi dalam mengambil keputusan.

d. Asas larangan kesewenang-wenangan. Keputusan sewenang-

wenang adalah keputusan yang tidak mempertimbangkan semua faktor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang sesuai. Pada prinsipnya, keputusan yang sewenang-wenang dilarang dan dapat digugat melalui pengadilan perdata. e. Asas larangan penyalahgunaan wewenang . Asas ini menyatakan bahwa penyalahgunaan wewenang terjadi jika suatu wewenang dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau menyimpang dari apa yang telah ditetapkan semula oleh undang-undang. f. Asas bertindak cermat . Jika pejabat administrasi negara mengambil keputusan dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat, keputusan tersebut wajib segera diperbaiki dengan menerbitkan keputusan baru.

g. Asas perlakuan yang jujur. Asas ini memberikan penghargaan yang

lebih kepada masyarakat dalam mencari kebenaran melalui instansi banding. Pengajuan banding ini dapat dilakukan kepada pejabat administrasi negara yang lebih tinggi tingkatannya atau kepada badan-badan peradilan.

h. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal. Asas ini terjadi

jika seorang pegawai yang berdasarkan Peradilan Kepegawaian tingkat pertama diberhentikan tetapi oleh pengadilan tingkat banding, putusan pemberhentian itu dibatalkan. Di Indonesia asas ini telah memperoleh pengaturannya dalam pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970. i. Asas penyelenggaraan kepentingan umum . Dalam asas ini tindakan aktif pejabat administrasi negara adalah menyelenggarakan kepentingan umum. Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional, yaitu kepentingan bangsa, masyarakat, dan negara. Keadilan dan ketidakadilan selalu dilakukan atas kesukarelaan. Kesukarelaan tersebut meliputi sikap dan perbuatan. Pada saat orang melakukan tindakan secara tidak sukarela, tindakan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tidak adil ataupun adil, kecuali dalam beberapa cara khusus. Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan adil harus ada ruang untuk memilih sebagai tempat pertimbangan. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 74 dalam hubungan antara manusia ada beberapa aspek untuk menilai tindakan tersebut, yaitu niat, tindakan, alat, dan hasil akhirnya. Melakukan tindakan yang tidak adil adalah tidak sama dengan melakukan sesuatu dengan cara yang tidak adil. Tidak mungkin diperlakukan secara tidak adil jika orang lain tidak melakukan sesuatu secara tidak adil. Mungkin seseorang rela menderita karena ketidakadilan, tetapi tidak ada seorang pun yang berharap diperlakukan secara tidak adil. Jaminan Keadilan Bagi Warga Negara Jaminan keadilan bagi warga negara dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturan perundang-undangan seperti berikut. a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 1 Bidang Hukum dan Pemerintahan Pasal 27. 2 Bidang Politik Pasal 28. 3 Bidang Hak Asasi Manusia Pasal 28A-28J. 4 Bidang Keagamaan Pasal 29. 5 Bidang Pertahanan Negara Pasal 30. 6 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 dan 32. 7 Bidang Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34. b. Undang-Undang 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP. 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia. 4 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. 5 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman. 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-hak Asasi Manusia. 7 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 8 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik. 9 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. 10 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Anda telah mempelajari tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Menurut Anda, bagaimanakah praktik pemerintahan yang baik itu? Bagaimana pula kaitannya dengan transparansi atau keterbukaan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda dapat mendiskusikannya dengan teman sebangku Anda. Setelah itu, hasil diskusi dapat dipresentasikan di depan kelas secara bergantian.