Pengertian Partisipasi Politik Peran Serta dalam Budaya Partisipan

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 29

2. Bentuk Partisipasi Politik Masyarakat

Hak untuk berpartisipasi dalam masalah-masalah politik, baik yang diwujudkan dalam usaha-usaha pembuatan keputusan politik, pemberian suara ataupun hak untuk menduduki jabatan pemerintahan, dalam kenyataannya hanya bisa dinikmati oleh sekelompok kecil atau minoritas warga negara saja. Dalam hubungan ini perlu dicatat, bahwa elite yang mengendalikan kekuasaan tersebut tidak sama di setiap negara, bahkan bervariasi. Sejarah telah mencatat bahwa di negara-negara tertentu ada yang memakai orang kaya sebagai standar elite, sementara di negara- negara lainnya lebih suka menggunakan keturunan terpandang, militer, dan lain sebagainya sebagai standar. Jika elite yang berkuasa tersebut bisa menempatkan diri dan berfungsi secara proporsional, barangkali tidak akan menimbulkan permasalahan yang berarti. Akan tetapi, yang seringkali menimbulkan masalah serius adalah adanya kecenderungan kelompok elite untuk menolak atau paling tidak membatasi kesempatan warga masyarakatnya untuk ber- partisipasi dalam masalah-masalah politik. Hal ini umumnya berlang- sung di negara-negara sedang ber- kembang. Banyak alasan yang digunakan untuk membatasi partisipasi politik. Beberapa alasan yang umumnya digunakan sebagai berikut. Pertama, dianggap bahwa akibat-akibat yang timbul dari keinginan untuk ber- partisipasi tersebut hanya akan mengacaukan integritas nasional. Kedua, dianggap bahwa akibat- akibat keinginan berpartisipasi bisa mendatangkan suatu kerusuhan- kerusuhan dalam negara. Berkaitan dengan partisipasi politik, Gabriel A. Almond meng- ungkapkan secara garis besar bentuk- bentuk partisipasi politik yang pernah digunakan di berbagai negara. Dari berbagai bentuk yang sempat di- inventarisasi, kemudian diklasifikasi- Sumber: i223-photobucket-com ▼ Gambar 1.16 Militer dapat dijadikan sebagai standar elite yang mengendalikan kekuasaan. Sumber: http lifeinlegacy com ▼ Gambar 1.17 Gabriel A. Almond Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 30 kan dalam dua pola yang umum sifatnya, yaitu pola konvensional sebagai suatu bentuk partisipasi politik yang dianggap umum berlangsung dalam demokrasi modern, serta pola partisipasi politik nonkonvensional, merupakan kebalikan dari bentuk yang pertama. Menurut Gabriel A. Almond, bentuk partisipasi politik yang sudah dianggap sebagai bentuk normal atau yang sudah umum dalam demokrasi modern adalah aktivitas pemberian suara voting, diskusi politik, kegiatan kampanye, bergabung dalam kelompok kepentingan, ataupun melaksana- kan komunikasi individual dengan pejabat-pejabat politik maupun ad- ministratif. Bentuk partisipasi politik nonkonvensional meliputi pengajuan petisi, demonstrasi, konfrontasi, mogok, tindak kekerasan terhadap harta benda ataupun manusia, dan perang gerilya ataupun revolusi. Menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson, bentuk partisipasi politik masyarakat dapat digambarkan seperti berikut. Yang termasuk golongan aktivis sebagai berikut. – Pejabat partai sepenuh waktu. – Pemimpin partaikelompok kepentingan. ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Yang termasuk golongan partisipan sebagai berikut. – Anggota aktif dari partaikelompok kepentingan. – Orang yang aktif dalam proyek-proyek sosial. ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Bentuk kegiatan golongan pengamat seperti berikut. – Menghadiri rapat umum. – Anggota partaikelompok kepentingan. – Membicarakan masalah politik. – Mengikuti perkembangan politik. – Memberikan suara dalam pemilu. – Anggota partaikelompok kepentingan. –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Yang termasuk golongan apolitis sebagai berikut. – Orang yang mengetahui politik, tetapi tidak mau ikut berpartisipasi. – Orang yang betul-betul tidak mengetahui politik. Aktivis Partisipan Pengamat Orang yang apolitis Sumber: Dokumen Penerbit ▼ Gambar 1.18 Bagan bentuk partisipasi politik.

2. Peran Aktif dalam Budaya Politik di Berbagai Lingkungan

Setiap warga negara dapat berperan aktif dalam budaya politik di berbagai lingkungan kehidupannya. Misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Contoh bentuk peran aktif warga negara dalam kehidupan politik di berbagai lingkungan kehidupan tersebut seperti berikut.

a. Di Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan masyarakat yang terkecil. Dalam keluargalah seorang anak pertama kali mendapat ilmu pengetahuan tentang nilai, norma, dan pola perilaku pendidikan awal dalam proses sosialisasi politik. Peran aktif dalam budaya politik di keluarga dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti berikut. 1 Menghormati peran ayah sebagai kepala keluarga sesuai dengan kedudukan, kewenangan, fungsi, dan tanggung jawabnya. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 31 2 Memahami hak dan kewajiban setiap anggota keluarga. 3 Ikut serta dalam musyawarah keluarga. 4 Memasang atribut kenegaraan pada hari besar nasional. Misalnya, memasang bendera pada hari kemerdekaan Republik Indonesia. 5 Membaca dan mengikuti berbagai berita di media massa dan elektronik.

b. Di Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak setelah keluarga. Di lingkungan sekolah bentuk partisipasi budaya politik dapat ditunjuk- kan oleh siswa dengan bersikap dan berperilaku sesuai dengan tata tertib atau peraturan-peraturan sekolah. Selain itu, peran aktif siswa dalam budaya politik di lingkungan sekolah dapat ditunjukkan secara nyata dalam bentuk kegiatan-kegiatan berikut. 1 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemilihan ketua kelas maupun ketua OSIS, mulai dari proses pencalonan, seleksi, kampanye, penyampaian visi dan misi, sampai dengan pemungutan suara, serta penghitungan suara. Misalnya, ikut mencalonkan diri sebagai ketua kelas atau ketua OSIS, menjadi tim seleksi atau tim sukses, mempersiapkan dan mengikuti kampanye, mendengarkan dan menanggapi penyampaian visi dan misi, memberikan dukungan suara dalam pemungutan suara, serta menyaksikan penghitungan suara dan pelantikan pengurus OSIS terpilih. 2 Memberikan masukan-masukan dalam proses pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dalam setiap kegiat- an yang diikuti. 3 Mengikuti forum-forum diskusi atau musyawarah di sekolah. 4 Membuat artikel tentang aspirasi siswa dalam kegiatan politik di sekolah.

c. Di Lingkungan Masyarakat

Setiap individu adalah warga masyarakat. Oleh karena itu, setiap individu harus turut berperan aktif dalam budaya politik di lingkungan masyarakat setempat. Bagaimanakah caranya? Bagi para generasi muda, bentuk peran aktif dalam budaya politik dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan berikut. 1 Ikut aktif dalam kegiatan karang taruna, organisasi pemuda, lembaga swadaya masyarakat LSM, dan organisasi masyarakat lainnya. 2 Menjadi partisipan atau simpatisan partai-partai politik dan organisasi kemasyarakatan yang memiliki potensi dan kapasitas di bidang politik. Misalnya, menjadi pengurus atau anggota Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Ansor, Nasyiatul Aisyiah, Pemuda Marhaen, dan Pemuda Katolik. 3 Berpartisipasi dalam forum warga. 4 Turut serta dalam pemilihan ketua RT, RW, dan kepala desa.