Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
153
servanda” sebagai kaidah dasar grundnorm hukum internasional. Pacta sunt servanda adalah prinsip bahwa perjanjian antarnegara
harus dihormati.
4 Teori Fakta Kemasyarakatan
Menurut teori ini dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional adalah fakta kemasyarakatan yang terdiri atas faktor
biologis, sosial, dan sejarah kehidupan manusia. Hal ini didasarkan atas sifat alami manusia sebagai makhluk sosial yang
memiliki hasrat atau naluri untuk selalu bergabung dengan manusia yang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan dasar
kekuatan mengikatnya hukum internasional terdapat dalam kenyataan sosial bahwa mengikatnya hukum itu mutlak perlu
untuk dapat terpenuhinya kebutuhan manusia bangsa dalam hidup bermasyarakat.
Itulah beberapa sumber hukum internasional. Atas dasar sumber-sumber hukum tersebut hukum internasional dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada. Semua negara dalam mengadakan hubungan internasional sesuai dengan aturan-
aturan hukum internasional. Siapa sajakah yang berhak melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum internasional?
Temukan jawabannya pada uraian berikut.
3. Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum internasional adalah pemilik, pemegang atau pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.
Pada awal kelahiran dan pertumbuhan hukum internasional, hanya negaralah yang dipandang sebagai subjek hukum internasional. Akan
tetapi, dewasa ini sudah banyak subjek hukum yang diakui oleh masyarakat internasional. Jadi, untuk saat ini dapat dikatakan bahwa
subjek hukum internasional bukan hanya negara, akan tetapi meliputi beberapa subjek berikut ini.
a. Negara
Menurut Konvensi Montevideo 1949 tentang Hak dan Kewajiban Negara, kualifikasi suatu negara untuk dapat disebut sebagai pribadi
dalam hukum internasional sebagai berikut. 1 Penduduk yang tetap.
2 Wilayah tertentu. 3 Pemerintahan.
4 Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.
Jadi, negara yang dapat menjadi subjek hukum internasional adalah negara yang berdaulat penuh. Artinya, negara yang memenuhi
empat ketentuan dalam Konvensi Montevideo 1949 seperti di atas.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
154
b. Organisasi Internasional
Organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional menurut Theodore A. Couloumbis dan James H.Wolfe dapat dibeda-
kan menjadi tiga sebagai berikut. 1 Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global
dengan maksud dan tujuan yang bersifat umum. Contohnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB.
2 Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan tujuan yang bersifat spesifik. Contohnya,
World Bank, UNESCO, International Monetary Fund, dan Interna- tional Labour Organization.
3 Organisasi internasional dengan keanggotaan re-
gional, dengan maksud dan tujuan global. Contohnya,
Association of South East Asian Nation ASEAN dan
Europe Union.
c. Palang Merah Internasional
Organisasi Palang Merah Internasional lahir sebagai subjek
hukum internasional karena sejarah. Kamudian, kedudukan-
nya diperkuat dalam perjanjian- perjanjian dan konvensi-konvensi
palang merah tentang perlin- dungan korban perang.
d. Takhta Suci Vatikan
Takhta Suci Vatican adalah gereja Katolik Roma yang diwakili oleh Paus di Vatikan. Walaupun bukan suatu negara, Takhta Suci
mempunyai kedudukan sama dengan negara sebagai subjek hukum internasional. Pengakuan Takhta Suci di Roma, Italia sebagai subjek
hukum internasional karena warisan sejarah. Hal ini disebabkan karena Paus dianggap sebagai kepala negara Vatikan dan kepala
Gereja Roma Katolik. Takhta Suci juga memiliki perwakilan- perwakilan diplomatik di berbagai negara di dunia yang kedudukan-
nya sejajar dengan wakil-wakil diplomat negara-negara lain.
e. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
Menurut hukum perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa dalam keadaan
tertentu seperti berikut. 1 Menentukan nasibnya sendiri.
2 Memilih sendiri sistem ekonomi, politik, dan sosial. 3 Menguasai sumber kekayaan alam di wilayah yang didudukinya.
Sumber: httpphotodiarist.com
▼ Gambar 5.5
Kantor Palang Merah Internasional di Swiss.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
155
f. Individu atau Orang Perseorangan
Individu yang dapat menjadi subjek hukum Internasional adalah individu yang bisa mengadakan hubungan dengan suatu negara.
Meskipun eksistensi individu sebagai aktor masih belum tegas mewakili misi siapa, namun harus diakui bahwa dalam hubungan internasional
kontemporer individu dapat menjadi aktor yang bisa menentukan perubahan-perubahan kebijakan internasional. Misalnya saja, George
Soros merupakan individu yang diperhitungkan dalam hubungan internasional dewasa ini.
g. Perusahaan Multinasional
Keberadaan perusahaan multinasional sebagai subjek hukum internasional merupakan fenomena yang baru. Meskipun demikian,
eksistensinya tidak dapat kita mungkiri. Di beberapa tempat, negara- negara dan organisasi internasional mengadakan hubungan dengan
perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban internasional. Hal tersebut jelas berpengaruh
terhadap eksistensi, struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.
4. Asas Hukum Internasional
Hukum internasional diberlakukan dalam rangka mewujudkan dan memelihara hubungan dan kerja sama antarnegara. Hal ini karena ada
kecenderungan bahwa negara yang kuat ingin menanamkan pengaruh- nya dan bahkan ada yang ingin menguasai pihak yang lemah. Oleh karena
itu, diperlukan asas-asas hukum internasional.
Hukum internasional yang menjadi landasan hukum bagi setiap hubungan internasional sudah pasti mempunyai asas atau dasar yang
kuat. Asas atau dasar hukum internasional ini disesuaikan dengan cara pandang dan pemikiran tiap-tiap negara. Mengapa demikian? Alasannya,
asas hukum internasional dapat dijadikan sebagai pelindung hak dan kewajiban bagi setiap negara yang melakukan hubungan internasional.
Asas-asas hukum internasional dapat kita pahami sebagai berikut.
a. Asas-Asas PBB yang Termuat dalam Pasal 2 Piagam PBB sebagai berikut.
1 Setiap anggota mempunyai persamaan kedaulatan. 2 Setiap anggota harus memenuhi kewajiban yang tercantum dalam
Piagam PBB. 3 Setiap anggota mencegah tindakan ancaman atau kekerasan
terhadap negara lain dalam menjalin hubungan internasional. 4 Setiap anggota akan menyelesaikan persengketaan internasional
dengan jalan damai. 5 Setiap anggota akan berperan aktif dalam membantu program
PBB sesuai dengan ketentuan Piagam PBB.