Kewajiban Menghargai Putusan Mahkamah Internasional

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 178 Kasus Blok Ambalat Setelah kasus Sipadan dan Ligitan berhasil diselesaikan melalui jalur pengadilan inter- nasional. Kini hubungan Indonesia dan Malaysia memanas kembali dengan munculnya kasus Blok Ambalat. Ambalat adalah blok laut dengan luas 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Malaka. Dalam kasus ini, Malaysia mengklaim wilayah perairan Ambalat yang mencakup 25.700 kilometer persegi atau hampir seluruh Provinsi Sulawesi Selatan. Mencuatnya kasus Ambalat ini ditandai dengan provokasi Malaysia melalui pengiriman kapal-kapal perangnya melewati perairan Indonesia di Blok Ambalat. Bukan hanya itu, Malaysia juga berulah dengan mengusir warga negara Indonesia dari Nunukan dan Tarakan sehingga membuat Indonesia harus menyiagakan kapal-kapal perangnya di wilayah perairan sekitar Blok Ambalat. Bahkan, menurut laporan ANTARA Samarinda dengan mengutip sumber- sumber militer di perbatasan, sudah mencatat lebih dari 100 kali kapal-kapal perang Malaysia melakukan pelanggaran atas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan kasus tersebut, bagaimanakah seharusnya tindakan pemerintah Indonesia? Bagaimana pula cara penyelesaian masalah yang paling bijaksana terhadap kasus Blok Ambalat? Coba Anda diskusikan secara kelompok Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelas dan kumpulkan hasil akhirnya kepada guru untuk dinilai 1. Organ pemerintah negara dalam hubungannya dengan negara lain dalam proses perbuatan perjanjian internasional selalu tunduk pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum perjanjian internasional the law of treaties. Demikian pula jika berhasil disepakati, mereka tunduk dan menaati isi perjanjian itu sebagai kaidah hukum internasional, mereka tidak melanggarnya, meskipun kesempatan untuk melanggarnya selalu ada. 2. Persengketaan antara subjek-subjek hukum internasional penyelesaiannya melalui organisasi internasional ataupun melalui badan-badan arbitrase ataupun peradilan internasional. 3. Kaidah-kaidah hukum internasional dalam kenyataannya banyak diadopsi oleh hukum nasional negara-negara. Sebagai contoh adalah Indonesia, ketika akan menyusun undang-undang pidana tentang kejahatan penerbangan, tidak dapat melepaskan dari konvensi-konvensi internasional yang berkenaan dengan kejahatan penerbangan, seperti Konvensi Tokyo Tahun 1963, Konvensi Den Haag Tahun 1970, dan Konvensi Montreal Tahun 1971. 4. Negara-negara yang sedang berperang pun juga tetap menaati prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum perang internasional hukum humaniter. Demikian pula setelah berakhirnya perang, misalnya telah tercapainya perdamaian, mereka masih membutuhkan peranan hukum internasional untuk mengatur perdamaian. Dengan merumuskan hasil perdamaian dalam bentuk perjanjian perdamaian yang sudah jelas, merupakan hukum internasional yang akan mengikat mereka. Berdasarkan fakta di atas, tidak ada alasan lagi untuk menyatakan bahwa hukum internasional bukanlah hukum dalam pengertian yang sebenarnya. Hukum internasional telah menjadi regulasi yang mengatur lajur lalu lintas internasional secara ”universal”. Sumber: www.materihukum.wordpress.com Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 179 1. Sistem hukum internasional adalah keseluruhan dari komponen-komponen atau unsur- unsur hukum internasional yang satu sama lain berbeda, tetapi saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai keadilan dan keputusan hukum. 2. Komponen-komponen sistem hukum internasional meliputi sumber hukum internasional, subjek atau pelaku, hubungan-hubungan hukum antarsubjek atau pelaku, hal-hal atau objek yang tercakup dalam pengaturannya, serta prinsip-prinsip dan kaidah atau peraturan-peraturan hukumnya. 3. Contoh sumber hukum internasional adalah perjanjian internasional, kebiasaan internasional, prinsip hukum umum, keputusan pengadilan, dan pendapat para sarjana terkemuka di dunia. 3. Subjek hukum internasional meliputi negara, organisasi internasional, Palang Merah Internasional, Takhta Suci Vatikan, kaum pemberontak, individu, dan perusahaan multinasional. 4. Asas-asas berlakunya hukum internasional meliputi asas teritorial, kebangsaan, kepentingan umum, persamaan derajat, dan keterbukaan. 5. Peranan hukum internasional seperti berikut. a Melindungi hak-hak dan kewajiban-kewajiban anggota masyarakat internasional agar tidak dilanggar oleh anggota masyarakat internasional lainnya. b Menyelesaikan persengketaan atau perselisihan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban antaranggota masyarakat internasional dengan cara-cara yang memuaskan kedua belah pihak. 6. Sistem peradilan internasional adalah unsur-unsur atau komponen-komponen lembaga peradilan internasional yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan internasional. 7. Komponen-komponen tersebut terdiri atas Mahkamah Internasional, Mahkamah Pidana Internasional, serta Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional. 8. Penyebab terjadinya sengketa internasional seperti berikut. a. Kemiskinan dan ketidakadilan. b. Perbedaan ras dan agama dalam kaitannya dengan status sosial. c. Ekstremisme. d. Kontroversi. e. Diskriminasi. 9. Metode penyelesaian sengketa internasional sebagai berikut. a. Metode kekerasan, seperti pertikaian bersenjata, retorsi, reprasial, blokade damai. b. Metode damai, meliputi penyelesaian sengketa secara politikdiplomatik, peng- awasan di bawah PBB, dan secara hukum. 10. Penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional dikenal istilah ajudikasi adjudication yaitu teknik hukum untuk menyelesaikan sengketa internasional dengan menyerahkan putusan kepada lembaga pengadilan. 11. Kekuasaan hukum Mahkamah Internasional mencakup seluruh permasalahan hukum dalam ikhwal: a. penafsiran perjanjian; b. setiap permasalahan hukum internasional; Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 180 c. keadaan yang dianggap melanggar kewajiban internasional; serta d. sifat dan peringkat ganti rugi yang harus dikenakan bagi pelanggaran terhadap kewajiban internasional. 12. Bentuk-bentuk sikap menghargai keputusan. Mahkamah Internasional seperti berikut. a. Menerima dan melaksanakan keputusan Mahkamah Internasional. b. Tetap menjalin hubungan baik dengan negara yang bersengketa setelah menerima keputusan Mahkamah Internasional. c. Percaya terhadap proses peradilan di Mahkamah Internasional. Menjaga ketertiban dan perdamaian dunia adalah kewajiban bagi setiap umat manusia di dunia. Ketertiban dan perdamaian dunia antara lain dapat diraih dengan adanya sikap menghargai sistem hukum dan peradilan internasional. Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia di dunia hendaknya senantiasa menghargai sistem hukum dan peradilan internasional demi terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Jawablah dengan tepat 1 . Apa yang dimaksud sistem hukum internasional dan sistem peradilan inter- nasional? Jelaskan 2 . Sebutkan sumber hukum formal dalam hukum internasional yang ditegaskan dalam Statuta Mahkamah Internasional pasal 38 ayat 1 3 . Bagaimanakah definisi sengketa ditinjau dari konteks hukum internasional publik? 4 . Setiap sengketa yang terjadi pasti ada penyebabnya. Sebutkan penyebab terjadinya sengketa internasional 5 . Sebutkan dan jelaskan cara-cara penyelesaian sengketa internasional secara hukum 6 . Siapakah yang berhak menjadi pihak di depan Mahkamah Internasional? 7 . Mahkamah Internasional dengan kesepakatan negara yang bersengketa dapat mengajukan keputusan ex aequo et bono. Apa maksudnya? 8 . Bagaimanakah bentuk sanksi internasional yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB terhadap negara yang tidak memenuhi kewajibannya atas keputusan pengadilan internasional? Coba Anda sebutkan 9 . Sebutkan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai landasan untuk memperkuat berlakunya ketentuan-ketentuan hukum internasional 10. Salah satu cara penyelesaian sengketa internasional secara diplomatik adalah dengan negosiasi. Jelaskan yang dimaksud upaya penyelesaian sengketa internasional secara negosiasi Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 181

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat

1 . Salah satu fungsi partai politik adalah . . . . a. melaksanakan pendidikan politik bagi warga negara b. menyukseskan penyelenggaraan pemilu c. menyukseskan pembangunan nasional d. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila e. mempertahankan keutuhan negara kesatuan 2 . Orang-orang yang aktif melibatkan diri dalam kegiatan politik termasuk tipe budaya politik . . . . a. partisipant political culture b. subject political culture c. parochial political culture d. parochial subject culture e. patron client culture 3 . Budaya militan adalah budaya politik yang . . . . a. berusaha mencari konsensus yang wajar dengan selalu membuka pintu untuk bekerja sama b. tidak memandang perbedaan sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang c. memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tidak dapat diubah lagi d. terbuka dan bersedia menerima apa saja yang dianggap berharga e. yang masih sederhana dan dapat diartikan terbatas pada wilayah sempit budaya 4 . Jika seorang warga negara memiliki kesadaran politik yang tinggi dan kepercayaan politik yang tinggi, ia akan berpartisipasi politik . . . . a. pasif d. apatis b. aktif e. progresif c. radikal 5 . Budaya politik tipe konservatif ditunjukkan dengan munculnya sikap politik tertentu, misalnya . . . . a. masa bodoh terhadap persoalan politik b. menghindari perilaku politik yang keras c. menentang berbagai kebijakan pemerintah d. memelihara sistem yang sudah mapan berlaku e. ingin merombak tatanan yang berlaku secara cepat Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 182 6 . Pada hakikatnya, sosialisasi politik dilakukan secara terus-menerus selama peserta masih hidup. Pernyataan tersebut adalah pendapat . . . . a. Gabriel A. Almond b. Alfian c. Richard E. Dawson d. Robert Le Vine e. Robert Hess 7 . Yang dimaksud dengan manusia sebagai insan poitik adalah . . . . a. pelaksana aktivitas politik b. makhluk sosial c. pelaksana kekuasaan negara d. pemerintah e. pemegang kekuasaan 8 . Secara etimologi, demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu demos dan cratos. Demos artinya . . . . a. kekuasaan b. kedaulatan c. rakyat suatu tempat d. pemerintahan e. wilayah kenegaraan 9 . Demonstrasi, mogok kerja merupakan partisipasi warga negara untuk ikut mengontrol kebijakan pemerintah. Kegiatan tersebut dalam sistem politik disebut . . . . a. partai politik b. lembaga swadaya masyarakat LSM c. organisasi masyarakat d. kegiatan kontemporer e. budaya politik 10. Kemampuan manusia yang berupa sikap dan kegiatan yang mencermin- kan nilai-nilai demokrasi disebut . . . . a. kegiatan politik b. sistem politik c. budaya politik d. masyarakat madani e. budaya demokrasi 11. Corak kehidupan masyarakat yang terorganisasi mempunyai sifat kesukarelaan, keswadayaan, kemandirian, dan mempunyai kesadaran hukum yang tinggi adalah pengertian dari . . . . a. budaya politik b. budaya demokrasi c. masyarakat madani d. masyarakat politik e. organisasi politik Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 183 12. Pengangkatan presiden seumur hidup diterapkan pada masa pelaksanaan sistem demokrasi . . . . a. liberal b. terpimpin c. Pancasila d. sosialis e. parlementer 13. Ciri umum dari pelaksanaan sistem demokrasi liberal atau parlementer di Indonesia adalah . . . . a. persatuan semakin meningkat b. perekonomian semakin berkembang c. kabinet sering berganti-ganti d. stabilitas politik dan keamanan semakin mantap e. kekuasaan cenderung sentralistik 14. Hal terbuka, perasaan toleransi, dan hati-hati merupakan landasan untuk berkomunikasi yang disebut . . . . a. kejujuran b. keterbukaan c. keadilan d. kebanggaan e. keikhlasan 15. Sikap keterbukaan merupakan prasyarat dalam menciptakan pemerintahan . . . . a. otoriter dan bengis b. korup dan sewenang-wenang c. serakah dan tidak adil d. kejam dan tertutup e. bersih dan transparan 16. Salah satu ciri keterbukaan adalah . . . . a. menutup-nutupi kesalahan dirinya b. mementingkan dirinya sendiri c. menerima informasi tanpa bersikap selektif d. sangat menyadari keberagaman e. semena-mena terhadap orang lain 17. Berikut ini adalah contoh input dalam proses pengambilan keputusan politik, kecuali . . . . a. dukungan b. tuntutan c. antipati d. apatis e. akomodatif