Bidang Sosial, Budaya, dan Agama Bidang Pertahanan dan Keamanan
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
83
8. Akuntabilitas
• Pengambil keputusan
dominasi pemerintah. •
Swasta dan masyarakat memiliki
peran sangat kecil terhadap pemerintah.
• Pemerintah
memonopoli berbagai alat produksi
strategis. •
Masyarakat dan pers tidak diberi peluang
untuk menilai jalannya pemerintahan.
Pemerintah dominan dalam semua lini kehidupan sehingga warga
masyarakatnya tidak berdaya untuk mengontrol apa yang telah dilakukan
pemerintahnya.
9. Bervisi
strategis •
Pemerintah lebih dengan kemapanan
yang telah dicapai. •
Sulit menerima perubahan yang
berkaitan dengan masalah politik,
hukum, dan ekonomi.
• Kurang mau
memahami aspek- aspek kultural,
historis, dan kompleksitas sosial
masyarakat
• Penyelenggaraan
pemerintahan statis dan tidak memiliki
jangkauan jangka panjang.
Banyak penguasa yang pro status quo dan kemapanan sehingga tidak
peduli terhadap perubahan internal maupun internal negaranya.
10. Saling
ketergantungan •
Banyak penguasa yang arogan dan
mengabaikan peran swasta dan
masyarakat.
• Pemerintah merasa
paling benar dan pintar dalam
menentukan jalannya pemerintahan.
• Masukan atau kritik
dianggap provokator dan antikemapanan
serta stabilitas. •
Swasta dan masya- rakat tidak diberi
kesempatan untuk bersinergi dalam
membangun negara. Para pejabat dianggap lebih tahu
dalam segala hal sehingga masyarakat tidak punya keinginan
untuk bersinergi dalam membangun negaranya.
• Pemanfaatan SDA
dan SDM tidak berdasarkan prinsip
kebutuhan.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
84
Dampak yang paling besar dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah berkembangnya korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Korupsi, artinya suatu penyelewengan dan penggelapan terhadap uang negara atau perusahaan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau orang
lain. Kolusi, artinya suatu kerja sama secara rahasia untuk maksud yang tidak terpuji atau persekongkolan antara pengusaha dengan pejabat.
Nepotisme, artinya suatu kecenderungan untuk mengutamakan atau menguntungkan sanak saudara sendiri terutama dalam hal jabatan atau
pangkat. Dengan kata lain, suatu tindakan untuk memilih kerabat atau sanak saudara sendiri atau teman-teman terdekatnya untuk memegang
atau menguasai suatu instansi atau jabatan.
Korupsi tumbuh subur terutama pada negara-negara yang menerapkan sistem politik yang cenderung tertutup, seperti absolut,
diktator, totaliter, dan otoriter. Hal ini karena semakin lama seseorang berkuasa, penyimpangan yang dilakukannya akan semakin menjadi-jadi.
Pada pemerintahan yang tertutup, segala perencanaan dan kebijakan pemerintah lebih banyak untuk kepentingan mempertahankan kekuasaan
daripada untuk kesejahteraan rakyatnya.
Tindak korupsi akan mendatangkan kerugian pada pihak lain. Beberapa akibat yang ditimbulkan dari tindak korupsi yang pada
umumnya tampak di permukaan sebagai berikut. 1 Meniadakan sistem promosi karena lebih dominan hubungan patron-
klien dan nepotisme. 2 Proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah
dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga mengganggu pembangunan yang berkelanjutan.
3 Jatuh atau rusaknya tatanan ekonomi karena produk yang dijual tidak kompetitif dan terjadi penumpukan beban utang luar negeri.
4 Semua urusan dapat diatur sehingga tatanan aturanhukum dapat dibeli dengan sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan.
5 Lahirnya kelompok-kelompok pertemanan yang lebih didasarkan kepada kepentingan pragmatisme uang.
Anda telah mengetahui bahwa salah satu dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN. Seperti
yang sudah Anda pelajari bahwa jika warga negara apatis, ditunjang dengan rezim yang berkuasa sangat kuat dan lemahnya fungsi legislatif, KKN akan merajalela. Berdasarkan
hal ini, carilah informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan KKN. Informasi yang perlu Anda kumpulkan sebagai berikut.
1.
Faktor-faktor penyebab korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2.
Contoh-contoh tindakan yang mencerminkan korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3.
Cara pencegahan berkembangnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme. 4.
Upaya peningkatan semangat kewirausahaan, etos kerja, dan daya saing.
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI
85
D. Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sikap menjunjung tinggi keterbukaan dan keadilan harus dilaksanakan oleh setiap komponen negara. Hal ini penting agar keterbukaan tidak hanya
terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus juga berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan
pemerintahan harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara.
1. Sikap Keterbukaan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap terbuka diperlukan terutama dalam hal menjaga keutuhan bangsa, mempererat
hubungan toleransi, dan untuk menghindari konflik. Sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesungguhnya tidak berbeda dengan
sikap hidup sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Segala tindakan kita harus sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran. Setiap warga negara
mempunyai kewajiban untuk memiliki sikap tersebut, apalagi para pejabat penyelenggara negara.
Dalam upaya mendukung keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perlu beberapa langkah berikut.