Pengertian Hukum Internasional Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 11 Pudjo Sumedi 2011

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 149 1 Perjanjian Internasional Perjanjian internasional yang menjadi sumber hukum utama atau primer dari hukum internasional adalah perjanjian inter- nasional treaty baik berbentuk law making treaty maupun yang berbentuk treaty contract. Law making treaty arti- nya perjanjian internasional yang menetapkan ketentuan hukum internasional yang berlaku umum. Misalnya, Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplo- matik dan Konvensi Wina tahun 1963 tentang Hu- bungan Konsuler. Adapun treaty contract artinya perjanjian internasional yang menetapkan ketentuan-ketentuan hukum kebiasaan internasional yang berlaku bagi dua pihak atau lebih yang membuatnya dan berlaku khusus bagi pihak-pihak tersebut. Perjanjian internasional menjadi hukum terpenting bagi hukum internasional positif karena lebih menjamin kepastian hukum. Di dalam perjanjian internasional diatur pula hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban antara subjek-subjek hukum internasional antarnegara. Dalam membuat suatu perjanjian internasional, hal yang paling penting adalah adanya kesadaran tiap-tiap pihak pembuat perjanjian untuk secara etis normatif mematuhinya. Menurut pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian internasional merupakan sumber utama dari sumber- sumber hukum internasional lainnya. Hal itu dapat dibuktikan terutama dalam kegiatan-kegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada perjanjian antara para subjek hukum internasional yang mempunyai kepentingan sama. Misalnya, Deklarasi Bangkok Tahun 1968 yang melahirkan organisasi ASEAN dengan tujuan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu, negara-negara ASEAN sepakat menolak kehadiran militer asing yang tidak ada kepentingannya dengan ASEAN. Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting karena ada beberapa alasan yang perlu kita pahami. a Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional diadakan secara tertulis. b Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah ke- pentingan bersama di antara para subjek hukum internasional. Sumber: www.untreaty.un ▼ Gambar 5.2 Konvensi Wina 1963. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI 150 Dari dua alasan tersebut diketahui bahwa suatu perjanjian internasional dibuat secara sepihak atau karena ada unsur paksaan dianggap tidak sah batal demi hukum. 2 Kebiasaan Internasional Kebiasaan internasional international custom adalah kebiasaan yang terbukti dalam praktik umum dan diterima sebagai hukum. Contohnya, penyambutan tamu dari negara-negara lain dan ketentuan yang mengharuskan pemasangan lampu bagi kapal- kapal yang berlayar pada malam hari di laut bebas untuk menghindari tabrakan. 3 Prinsip Hukum Umum Yang dimaksud prinsip-prinsip hukum umum di sini adalah prinsip-prinsip hukum yang mendasari sistem hukum modern, yang meliputi semua prinsip hukum umum dari semua sistem hukum nasional yang bisa diterapkan pada hubungan inter- nasional. Dengan adanya prinsip hukum umum, Mahkamah Internasional diberi keleluasaan untuk membentuk dan menemukan hukum baru. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi Mahkamah Internasional untuk menyatakan nonliquet atau menolak mengadili karena tidak adanya hukum yang mengatur persoalan yang diajukan. 4 Keputusan Pengadilan Keputusan pengadilan yang dimaksud sebagai sumber hukum internasional menurut Piagam Mahkamah Internasional pasal 38 ayat 1 sub d adalah pengadilan dalam arti luas dan meliputi segala macam peradilan internasional maupun nasional termasuk di dalamnya mahkamah dan komisi arbitrase. Mahkamah yang dimaksudkan di sini adalah Mahkamah Internasional Permanen, Mahkamah Internasional, dan Mahkamah Arbitrase Permanen. Keputusan pengadilan nasional yang berkaitan dengan persoalan yang menyangkut hubungan internasional dapat dijadikan sebagai bukti dari telah diterimanya hukum inter- nasional oleh pengadilan nasional di negara yang bersangkutan. Selain itu, keputusan pengadilan nasional di berbagai negara mengenai hal yang serupa dapat dijadikan bukti dari apa yang telah diterima sebagai hukum. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan hukum kebiasaan internasional. Perlu Anda pahami bahwa putusan badan-badan penyelesaian sengketa seperti putusan badan peradilan dan putusan badan arbitrase lazim disebut sebagai yurisprudensi.