5
Kondisi pada saat ini, beberapa daerah provinsi dan kabupatenkota di Selatan Jawa mulai memprioritaskan pembangunannya pada wilayah laut.
Berbagai prasarana dan sarana, telah dibangun untuk mendukung pengembangan perikanan. Namun upaya pembangunan yang dilakukan, tidak dilakukan secara
terintegrasi. Pengembangan lebih berorientasi pada kepentingan masing-masing provinsi atau kabupatenkota, dan masih bersifat ego sektoral. Hal ini terindikasi
dari pembangunan perikanan masih berjalan lambat, serta fasilitas sarana prasarana perikanan yang dibangun tidak termanfaatkan dengan baik.
Penelitian ini dilakukan dalam kerangka memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan tersebut di atas. Penelitian ini penting untuk
dilakukan, mengingat Wilayah Perairan Selatan Jawa merupakan satu kesatuan wilayah perairan yaitu Perairan Samudera Hindia. Terdapat beberapa provinsi
dan kabupatenkota yang memiliki wilayah perairan tersebut, dan baru beberapa daerah saja yang kegiatan perikanannya berkembang dengan baik. Diperlukan
suatu konsep pengembangan perikanan terpadu, yang dapat mengakomodasikan kepentingan dari seluruh daerah provinsi dan kabupatenkota di wilayah ini.
1.2 Perumusan Masalah
Keberhasilan pengelolaan sumberdaya perikanan akan tergantung pada banyak faktor. Potensi sumberdaya ikan yang melimpah yang ada di suatu
wilayah atau daerah, belum cukup menggambarkan bahwa kegiatan perikanan di daerah tersebut akan dapat berkembang dengan baik. Letak geografis yang
terisolir, topografi wilayah yang menyulitkan untuk akses dari luar daerah ke lokasi basis penangkapan, keterbatasan kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia, kondisi budaya dan sosio-kultural masyarakat, karakteristik sumberdaya ikan, teknologi, kemampuan investasi dan permodalan yang minim dari
pemerintah dan masyarakat setempat, ketiadaan pasar atau konsumen serta situasi politik yang ada, diduga dapat menjadi faktor penghambat bagi perkembangan
perikanan di daerah tersebut. Untuk itu perlu dicarikan model pengembangan perikanan yang tepat, sesuai karakteristik potensi dan permasalahan yang dimiliki
daerah bersangkutan.
6
Penelitian ini dilakukan untuk pengembangan perikanan di Perairan Selatan Jawa. Perairan Selatan Jawa memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat besar,
baik sumberdaya ikan pelagis, demersal, tuna dan udang. Diberlakukannya UU 221999 yang diperbaharui dengan UU 322004, membuat beberapa kabupaten
mulai memprioritaskan pembangunan di bidang perikanan dengan membangun berbagai fasilitas perikanan. Namun pembangunan perikanan yang dilakukan
belum melalui perencanaan secara terpadu, dan belum terintegrasi antar sektor dan antar daerah. Dampak yang terjadi adalah, pembangunan perikanan masih tetap
berjalan lambat, serta banyak fasilitas perikanan yang dibangun tidak termanfaatkan secara optimal.
Pusat pendaratan ikan telah banyak dibangun di wilayah ini, diantaranya sekitar 53 Pangkalan Pendaratan Ikan PPI, 3 Pelabuhan Perikanan Pantai PPP,
2 Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN dan 1 Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Lubis et al. 2005. Beberapa pusat pendaratan baru, dibangun di beberapa
wilayah kabupaten, seperti di Kabupaten Kebumen, Gunung Kidul dan Pacitan. Menjadi pertanyaan, akan efektifkah pusat-pusat pendaratan tersebut untuk
mendukung pengembangan perikanan di masing-masing wilayah? Beberapa faktor diduga menjadi sebab belum berkembangnya perikanan di
Perairan Selatan Jawa, diantaranya: 1 sulitnya akses dari luar daerah menuju basis penangkapan, 2 kesulitan pemasaran, 3 masih rendahnya daya beli
masyarakat terhadap produk perikanan, 4 masih minimnya investasi di bidang perikanan, 5 masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia perikanan, 6 faktor
budaya dan kondisi sosio-kultural yang telah mengakar dari masyarakat setempat, 7 orientasi pembangunan yang masih berpijak ke darat, serta 8 kebijakan dan
kelembagaan perikanan yang belum mendukung. Faktor geo-topografi penting untuk mendapatkan perhatian dalam pengembangan perikanan, terkait dengan
aksesibilitas pusat-pusat kegiatan perikanan yang ada. Sebagian besar Wilayah Pantai Selatan Jawa merupakan wilayah pegunungan kapur yang tandus, dengan
morfologi berbukit-bukit dan bergunung-gunung pada ketinggian sekitar 500- 1.000 m di atas permukaan laut dpl. Lokasi basis penangkapan berada di lokasi
terisolir, dengan prasarana jalan dan sarana transportasi terbatas. Keadaan tersebut diduga menjadi salah satu sebab sulitnya akses pemasaran.
7
Pendekatan pembangunan kewilayahan merupakan pilihan yang tepat untuk mengembangkan perikanan di berbagai wilayah perairan Indonesia. Dalam
pendekatan tersebut perencanaan didasarkan pada kondisi, potensi dan kebutuhan kewilayahan secara keseluruhan dan memerlukan koordinasi lintas sektoral,
sehingga pembangunan akan berjalan secara terpadu, efisien dan berkelanjutan. Partisipasi aktif masyarakat diperlukan melalui keterlibatannya dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemanfaatan hasil pembangunan. Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas, dapat disarikan beberapa
permasalahan yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: 1 Perairan Selatan Jawa memiliki potensi sumberdaya ikan yang potensial untuk
dimanfaatkan Tabel 1. Besarnya potensi sumberdaya ikan di Perairan Selatan Jawa, belum dapat menjamin berkembangnya kegiatan perikanan di wilayah
ini. Diduga banyak faktor menjadi sebab atau menjadi kendala bagi perkembangan kegiatan perikanan di Perairan Selatan Jawa, yaitu seperti telah
disebutkan di atas. Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut, bersifat spesifik atau khas untuk masing-masing daerah.
2 Pengembangan perikanan yang dilakukan daerah saat ini, belum dilakukan secara terintegrasi, serta masih berorientasi pada kepentingan pemerintah
provinsi atau kabupatenkota. Sebagai satu wilayah perairan yaitu Perairan Samudera Hindia, pengembangan perikanan perlu dilakukan secara terpadu
oleh daerah provinsi dan kabupatenkota yang ada di wilayah ini. Upaya pengembangan perlu dilakukan berdasarkan pada asas manfaat, keadilan,
kemitraan, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi dan kelestarian yang berkelanjutan. Untuk itu perlu dirancang suatu model pengembangan
perikanan yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan tersebut. 3 Model pengembangan perikanan yang tepat untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang bersifat spesifik untuk masing-masing daerah adalah pendekatan pembangunan kewilayahan. Pembangunan kewilayahan dalam
penelitian ini, akan dilakukan berdasarkan pada potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki daerah serta berdasarkan pada prinsip-prinsip keterpaduan,
partisipatif, muatan lokal dan spesifik lokasi.
8
1.3 Tujuan Penelitian