158
Sesuai dengan wewenang yang telah didesentralisasikan pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi dan kabupatenkota pada PP 252000, terdapat 30
butir wewenang pada subbidang kelautan dan 24 butir pada subbidang perikanan tangkap. Butir-butir kewenangan tersebut sebagian besar belum diakomodasikan
dalam peraturan-peraturan pelaksanaan di tingkat provinsi dan kabupatenkota. Beberapa peraturan daerah yang sudah dibuat, diantaranya yaitu :
1 SK Direksi PERUM Prasarana Perikanan Samudera 005PPPSKPTSDIR.AIII2001 tentang Ketentuan Tarip Penggunaan
Fasilitas, Barang dan Jasa yang Dikelola PERUM Prasarana Perikanan Samudera.
2 SK Gubernur Jawa Timur 18814SK0142000 tentang Pembentukan Tim Pembina Penyelenggaraan Pelelangan Ikan di Jawa Timur.
3 Peraturan Pemerintah Kabupaten Trenggalek 112004 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan di Kabupaten Trenggalek.
4 Perda Kabupaten Trenggalek 162004 tentang Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Kabupaten Trenggalek.
5 SK Bupati Trenggalek 612003 tentang Penyelenggaraan Pelelangan Ikan di Kabupaten Trenggalek.
6 SK Bupati Kebumen 524.2402KEP2003 tentang Penetapan Biaya Pelaksanaan Pelelangan Ikan di TPI Kabupaten Kebumen.
7 SK Bupati Cilacap 442004 tentang Perizinan Usaha Perikanan di Wilayah Kabupaten Cilacap.
8 Perda Kabupaten Gunung Kidul 32001 tentang Retribusi TPI.
5.3.2 Kelembagaan Perikanan
Kelembagaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelembagaan pemerintah, kelembagaan swasta dan kelembagaan masyarakat. Kelembagaan
pemerintah berperan sebagai regulator, fasilitator dan administrator dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya. Kelembagaan swasta berperan
sebagai pelaksana kegiatan pemanfaatan sumberdaya. Kelembagaan masyarakat mencakup lembaga swadaya masyarakat, lembaga non pemerintah dan lembaga
masyarakat lain yang bersifat independen. Peran aktif lembaga masyarakat adalah
159
sebagai kontrol sosial terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya. Kontrol sosial sangat besar peranannya dalam kerangka mengikuti dinamika
perubahan teknologi dan transformasi sosial yang terjadi.
1 Kelembagaan pemerintah
1 Departemen Kelautan dan Perikanan
Departemen Kelautan dan Perikanan DKP sebagai lembaga pemerintah pusat, berperan sebagai regulator, fasilitator dan administrator dalam pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya perikanan Indonesia. Lebih lanjut, berbagai hal yang berkaitan dengan perikanan tangkap, dijalankan oleh Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap DJPT, yang dalam menjalankan tugasnya, akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal lainnya dalam lingkup DKP.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap 2005 telah merumuskan visi bagi pembangunan perikanan tangkap, yaitu mewujudkan industri perikanan tangkap
yang lestari, kokoh dan mandiri tahun 2020. Untuk mewujudkan visinya, misi yang diemban adalah sebagai berikut:
1 Mengelola sumberdaya ikan secara bertanggungjawab. 2 Mendorong dan memfasilitasi tersedianya prasarana dan sarana pelabuhan
perikanan, kapal perikanan, alat tangkap serta sarana pendukung lainnya. 3 Mendorong dan memfasilitasi pengembangan industri perikanan tangkap.
Tujuan yang ingin dicapai adalah : 1 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan secara berkelanjutan guna
menyediakan ikan konsumsi dalam negeri dan bahan baku industri. 2 Meningkatkan peran perikanan tangkap terhadap pembangunan perekonomian
nasional. 3 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
Selanjutnya dinyatakan bahwa, sasaran yang ingin dicapai adalah : 1 Peningkatan produksi perikanan tangkap sebesar 2,2 per tahun sehingga
mencapai 5.438.840 juta ton pada tahun 2009. 2 Peningkatan penyerapan tenaga kerja menjadi 6.185.000 orang.
3 Pendapatan nelayan minimal Rp 1.500.000,00 per orang per bulan tahun 2009. 4 Peningkatan kontribusi perikanan tangkap terhadap PDB.
160
5 Peningkatan volume ekspor dan nilai ekspor hingga mencapai 1,26 juta ton dan US 3,8 milyar, atau masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 8,8 dan
17,4 per tahun. Dalam
menjalankan misinya
Departemen Kelautan dan Perikanan harus berkoordinasi dengan lembaga lain seperti Direktorat Jenderal Anggaran,
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Direktorat Jenderal
Perlindungan dan Konservasi Alam, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah, dan Kementerian Negara dan UKM. Terdapat beberapa panitia ad-hoc seperti Dewan Maritim Nasional, Komisi Pengkajian Stok
Sumberdaya Ikan dan Badan Koordinasi Keamanan Laut BAKORKAMLA.
2 Kelembagaan dinas di tingkat provinsi dan kabupaten
Kelembagaan Dinas yang ada saat ini mengacu pada PP 32003 tentang Kelembagaan Dinas. Tugas Dinas Perikanan adalah melaksanakan kewenangan
otonomi daerah dalam pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang kelautan dan perikanan. Kelembagaan Dinas di tingkat provinsi dan di tingkat kabupaten,
searah dengan pelaksanaan otonomi daerah dinamakan sesuai dengan kepentingan daerah. Kelembagaan dinas diatur melalui Peraturan Daerah, sedangkan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas diatur melalui Keputusan Bupati. Salah satu contoh kelembagaan dinas yaitu Dinas Peternakan, Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Malang, merupakan penggabungan dari Dinas Peternakan dan Dinas Kelautan dan Perikanan berdasarkan pada Perda 42004 dan SK Bupati
Malang 952004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan. Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Malang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Malang di bidang peternakan, kelautan dan perikanan, dipimpin oleh Kepala Dinas yang
melaksanakan tugasnya di bawah dan bertanggugjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Penamaan kelembagaan dinas, dasar pembentukan
kelembagaan dan visi dari kelembagaan dinas, seperti terlihat pada Tabel 9.
161
Tabel 9 Kelembagaan dinas di tingkat provinsi dan kabupaten di Selatan Jawa
No. Provinsi Kabupaten
Kelembagaan dinas
Dasar Pembentukan Visi
1 Jawa Barat
Dinas Perikanan
PERDA Provinsi Jawa Barat No. 15 tahun
2001 tentang Kelembagaan Dinas.
Pengaturan dan pelayanan prima mewujudkan
perikanan yang berorientasi
agribisnismarine bisnis, berwawasan lingkungan
dan berbasis ekonomi rakyat.
2 Sukabumi Dinas Perikanan dan
Kelautan 3 Garut
Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan
PERDA Kabupaten Garut No. 8 tahun 2004
tentang Kelembagaan Dinas. Keputusan
Bupati Garut No. 317 dan No. 330 tahun
2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja. Bersama masyarakat
peternak dan nelayan menuju ketahanan pangan
yang berwawasan agribisnis pada tahun
2010.
4 Jawa Tengah
Dinas Perikanan dan
Kelautan 5 Cilacap Dinas
Kelautan dan Perikanan
PERDA Kabupaten Cilacap No. 36 tahun
2003 tentang Kelembagaan Dinas.
Keputusan Bupati Cilacap No. 18 tahun
2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Mewujudkan Kabupaten
Cilacap sebagai pusat kegiatan perikanan dan
kelautan yang berbasis pembangunan ekonomi
dan sosial
6 Kebumen Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan
PERDA Kabupaten Kebumen No. 25 tahun
2004 tentang Kelembagaan Dinas.
Terwujudnya masyarakat sejahtera melalui
pengembangan potensi dan peningkatan produksi
peternakan, perikanan dan kelautan yang
berwawasan agribisnis dan berbasis sumberdaya
yang tersedia
7 DI Yogyakarta
Dinas Perikanan dan
Kelautan SK Gubernur No.99
tahun 2001 Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Terwujudnya usaha yang
profesional dalam mengelola sumberdaya
perikanan dan kelautan secara rasional untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
162
Tabel 9 Lanjutan
No. Provinsi Kabupaten
Kelembagaan dinas
Dasar Pembentukan Visi
8 Gunung Kidul
Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Perikanan
PERDA Kabupaten Gunung Kidul No. 23
tahun 2000 tentang Kelembagaan Dinas.
Terwujudnya instansi pelayanan pembangunan
pertanian dan perikanan untuk memantapkan
ketahanan pangan dan peningkatan sistem dan
usaha agribisnis di Kabupaten Gunung Kidul.
9 Jawa Timur
Dinas Perikanan dan
Kelautan PERDA Provinsi Jawa
Timur No. 36 tahun 2000 tentang
Kelembagaan Dinas. Pengelolaan sumberdaya
perikanan dan kelautan secara berkelanjutan
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
serta memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.
10 Pacitan Dinas
Kelautan, Perikanan dan
Peternakan PERDA Kabupaten
Pacitan No. .. tahun ..tentang Kelembagaan
Dinas. Terwujudnya masyarakat
kelautan, perikanan dan peternakan yang produktif
melalui optimalisasi sumberdaya yang
berwawasan lingkungan.
11 Trenggalek Dinas Kelautan
dan Perikanan PERDA Kabupaten
Trenggalek No. 8 tahun 2003 tentang
Kelembagaan Dinas Keputusan Bupati
Trenggalek No. 804 tahun 2003 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Terwujudnya masyarakat perikanan yang berdaya,
sejahtera dan berwawasan lingkungan
12 Malang Dinas
Peternakan, Kelautan dan
Perikanan PERDA Kabupaten
Malang No. 4 tahun 2004 tentang
Kelembagaan Dinas. Keputusan Bupati
Malang No. 95 tahun 2004 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja
Terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera
melalui pembangunan peternakan, kelautan dan
perikanan yang berkelanjutan, berdaya
saing, berwawasan agribisnis dan berbasis
sumberdaya lokal
Peran kelembagaan dinas yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai unsur pelaksanan pemerintah provinsikabupaten di bidang perikanan dan
kelautan, memiliki kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang perikanan dan kelautan. Kewenangan dan besarnya porsi pembangunan yang
163
dilakukan oleh dinas, akan dipengaruhi oleh struktur kelembagaan dinas yang ada. Sebagai contoh Struktur Dinas Perikanan Kabupaten Gunung Kidul yang
mencakup 5 subdinas, yaitu Subdinas Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura, Perlindungan, Usaha Tani, Penyuluhan dan Subdinas Perikanan.
Berdasarkan struktur yang demikian, maka porsi pembangunan perikanan akan kecil. Berbeda dengan struktur dinas di Kabupaten Sukabumi, Cilacap, dan
Trenggalek, dimana struktur dinas tidak bergabung dengan sektor lain tetapi berdiri sendiri. Porsi pembangunan perikanan dengan struktur yang demikian,
memiliki porsi pembangunan perikanan yang lebih besar.
3 Kelembagaan di pelabuhan perikanan
Pelabuhan perikanan sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan bisnis perikanan, sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, danatau
bongkar muat ikan Bab I Pasal 1 UU 31 2004. Untuk menunjang peran tersebut, terdapat kelembagaan di pelabuhan perikanan diantaranya yaitu:
a UPT Pelabuhan, berwewenang dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana pokok,
dan penunjang. Menyelenggarakan pelaksanaan teknis terhadap kapal perikanan, ketertiban, kebersihan. Mengkoordinasikan kegiatan instansi terkait
di pelabuhan perikanan. b PERUM Prasara Pelabuhan Perikanan Samudera, berwewenang dan
bertanggungjawab melaksanakan pelayanan barang dan atau jasa dan pengusahaan sarana komersial pelabuhan perikanan.
c Dinas Perikanan, berwewenang dan bertanggungjawab melaksanakan pembinaan teknis perikanan sesuai kewenangan daerah di bidang perikanan.
d Kantor Syahbandar, berwewenang dan bertanggungjawab memberikan perizinan kapal dan melaksanakan pengawasan yang berkaitan dengan
keselamatan bagi kapal perikanan. e Pengawas perikanan, mempunyai wewenang dan tanggungjawab memberikan
perizinan dan melaksanakan pengawasan dokumen kapal. f Kantor Kesehatan Pelabuhan, mempunyai wewenang dan tanggungjawab
melakukan penanganan dan pengawasan kesehatan di pelabuhan perikanan.
164
g Kantor imigrasi, mempunyai wewenang dan tanggungjawab melaksanakan pengawasan terhadap ABK asing yang keluar atau masuk wilayah RI.
h Kantor Bea dan Cukai, berwewenang dan bertanggungjawab melaksanakan pengawasan terhadap barang-barang muatan kapal perikanan dari atau ke luar
negeri yang berkaitan dengan pabean. i Karantina ikan, mempunyai wewenang dan tanggungjawab melaksanakan
karantina ikan baik antar daerah atau antar negara. j POLRIAIRUD, mempunyai wewenang dan tanggungjawab melaksanakan
penangkapan, penyelidikan dan penanggulangan kasus-kasus kriminal.
2 Kelembagaan usaha
Kelembagaan usaha terdiri dari usaha skala besar, skala menengah dan skala kecil. Kelembagaan usaha berperan sebagai pelaksana kegiatan pemanfaatan
sumberdaya baik dalam kegiatan penangkapan, pengolahan, maupun pemasaran. Pada umumnya peran dari kelembagaan usaha lebih menekankan pada
keuntungan, serta sedikit kepeduliannya pada kelestarian sumberdaya. Permasalahan kelembagaan usaha perikanan menurut Dirjen Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran DKP 2005, diantaranya adalah : 1 Usaha perikanan sebagian besar merupakan usaha skala kecil dengan tingkat
produktivitas dan efisiensi usaha yang rendah. 2 Kemampuan permodalan rendah, selalu kalah dengan tatanan ekonomi lokal.
3 Sistem tata niaga perikanan yang tidak berpihak kepada nelayan. 4 Kesulitan akses terhadap faktor produksi, harga jual hasil tangkapan murah.
5 Lembaga usaha belum sepenuhnya mengakomodasikan kebutuhan nelayan. Kelembagaan usaha yang umum adalah dalam bentuk Koperasi Tabel 10.
Kelembagaan usaha lain diantaranya dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama KUB, dan Badan Usaha Milik Rakyat BUMR. Fasilitasi dari pemerintah
diperlukan untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas kelembagaan usaha.
3 Kelembagaa masyarakat
Kelembagaan masyarakat mencakup lembaga swadaya masyarakat, lembaga non pemerintah dan lembaga masyarakat lain yang bersifat independen. Peran
165
aktif lembaga masyarakat adalah sebagai kontrol sosial terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumberdaya. Kontrol sosial sangat besar peranannya dalam
kerangka mengikuti dinamika perubahan teknologi dan transformasi sosial yang terjadi dalam pengelolaan sumberdaya.
Tabel 10 Kelembagaan usaha perikanan yang ada di kabupaten di Selatan Jawa
No. Provinsi Kabupaten
Kelembagaan swasta Keanggotaan
Kegiatan
1 Sukabumi
1. KUD Mandiri Mina Sinar Laut
2. Koperasi Karyawan Mina
Nusantara Nelayan
Pengelola Perikanan
- Penyediaan perbekalan melaut
- Penyaluran BBM dan alat penangkapan ikan
- Penyelenggara pelelangan Ikan
- Pemeliharaan fasilitas - Penyelenggaraan
pemasaran ikan
2 Garut 1.
Forum Komunikasi Usaha Perikanan
FKUB KUB Kabupaten garut
KUB Laut, KUB
Pembudidaya Ikan, KUB
Pemasaran - Menumbuhkembangkan
usaha di bidang perikanan dan kelautan
3 Cilacap
1. KUD Mino Saroyo
2. BUMR PT Mina Mitra
Sejahtera 3. KUB Minowati
4 Kebumen
1. KUD Mino Pawurni Nelayan
5 Gunung Kidul
1. KUD Mina Samodra
Nelayan - Penyediaan
perbekalan - Pengeringan ikan
- Usaha telepon 6
Pacitan 1. KUD Mina
2. Koperasi Nelayan Mina
Upadi Nelayan, bakul
Nelayan - Pengelolaan Tempat
Pelelangan Ikan - Penyediaan
kebutuhan operasi penangkapan
- Usaha simpan pinjam - Penangkapan Ikan
- Usaha kapal fiberglass - Kegiatan perbengkelan
7 Trenggalek
1. KUD Mina Teluk Prigi
SINATI 2. Koperasi Bakul Ikan
KBI Nelayan
Pedagang
8 Malang
1. KUD Mina Jaya Nelayan,
pengolah ikan dan pedagang
- Penyelenggara pelelangan ikan
- Penyedia perbekalan melaut
166
Ostrom 1992 diacu dalam Nikijuluw 2002, menyatakan bahwa ada dua atribut kunci yang merupakan faktor pendorong masyarakat untuk bekerjasama.
Faktor tersebut adalah 1 Jika masyarakat memiliki derajat homogenitas yang tinggi dalam hubungan kekerabatan, etnis, agama, kepentingan, kepercayaan,
budaya, serta strategi pengembangan mata pencarian; dan 2 Jika ketergantungan masyarakat cukup tinggi atas sumberdaya perikanan serta kesempatan yang
kurang bagi masyarakat untuk menggeluti mata pencaharian lain. Kelembagaan masyarakat yang sudah berkembang, diantaranya adalah
Rukun Nelayan. Rukun Nelayan umumnya berfungsi sebagai sarana silaturahmi antar nelayan. Pertemuan anggota, biasanya rutin dilakukan setiap bulan sekali
untuk membahas hal-hal yang terkait dengan kepentingan mereka. Rukun Nelayan cukup efektif untuk membangun rasa kebersamaan, menyelesaikan permasalahan
atau konflik serta berbagai upaya pembangunan perikanan berbasis masyarakat. Sebagai upaya membangun sistem pengawasan pengelolaan sumberdaya
berbasis masyarakat SISWASMAS, telah dibentuk kelompok-kelompok pengawas masyarakat POKWASMAS. Contohnya adalak POKWASMAS Jala
Bahari di Cilacap dan POKWASMAS Prigi Lestari di Trenggalek. Tujuan dibentuknya POKWASMAS adalah meningkatkan kesadaran dan komitmen
masyarakat dalam usaha pelestarian sumberdaya ikan dan habitat serta meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya.
5.3.3 Beberapa Kebijakan dan Program Pembangunan Perikanan