Kebijakan Strategis Kesimpulan .1 Implikasi Karakteristik Wilayah terhadap Kinerja Perikanan

329 bergabung dengan dinas dari sektor lain. Kondisi ini menjadikan porsi anggaran untuk pembangunan perikanan kecil. Kelembagaan usaha seperti KUD Mina dan kelembagaan masyarakat nelayan lainnya, diharapkan dapat ditingkatkan fungsi dan perannya bagi pengembangan perikanan pantai di masing-masing wilayah. Model pengembangan perikanan lepas pantai membentuk pola sentra industri Satellite Flat Form. Pengembangan perikanan tuna perlu mendatangkan investor bermodal kuat, dalam hal ini dapat menarik pengusaha dari PPS Nizam Zachman Jakarta atau dari Benoa Bali. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam menjalin kerjasama dengan negara eksportir, khususnya dalam mengatasi hambatan teknis dalam perdagangan ekspor tuna. Pengembangan perikanan pantai membentuk pola Marshalian. Skala usaha yang dikembangkan adalah skala kecil dan menengah. Penguatan modal dapat dilakukan melalui pembentukan kelompok-kelompok nelayan atau koperasi, sehingga akses terhadap permodalan akan lebih mudah dilakukan. Penjualan produk dapat difokuskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, dalam bentuk ikan segar maupun produk-produk olahan.

10.1.3 Kebijakan Strategis

Kebijakan strategis untuk pengembangan perikanan di Selatan Jawa merekomendasikan, pengelolaan dan pengembangan perikanan lepas pantai dilakukan oleh pemerintah. Kelembagaan perlu dibentuk, dengan otoritas penuh untuk melakukan pengelolaan perikanan. Pengelolaan perikanan lepas pantai dilakukan secara terpadu untuk seluruh Perairan Selatan Jawa, dengan basis penangkapan di PPS Cilacap dan PPN Palabuhanratu. Pembagian share manfaat perlu diberikan kepada kabupaten lain yang tidak memiliki pelabuhan perikanan. Sementara itu, pengembangan perikanan pantai dapat dilakukan oleh seluruh kabupaten dengan fokus pada komoditas unggulan daerah. Kebijakan strategis yang perlu dilakukan dalam pengembangan perikanan lepas pantai, pertama adalah peningkatan sistem usaha perikanan tuna, yang disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana, penerapan standar kualitas produk, peningkatan peran kebijakan dan kelembagaan, serta peningkatan kinerja SDM. Kedua, peningkatan koordinasi antar sektor dan antar daerah, peningkatan 330 kerjasama regional dan internasional, serta penegakan hukum. Kebijakan strategis pada pengembangan perikanan pantai, pertama yaitu membangun sistem usaha perikanan pantai, disertai peningkatan teknologi penangkapan, kualitas nelayan, fasilitas dan pelayanan PPPPI, kesadaran akan pentingnya menghasilkan produk bermutu tinggi, serta diversifikasi produk olahan. Kedua, peningkatan koordinasi antar sektor maupun antar daerah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Keberhasilan penerapan model perlu memperhatikan tujuh elemen sistem, yaitu sektor masyarakat yang terpengaruh, kebutuhan untuk terlaksananya program, kendala utama, tujuan utama program, tolok ukur keberhasilan program, aktivitas yang perlu dilakukan dan lembaga yang terlibat dalam program. Elemen kunci pada pengembangan perikanan lepas pantai maupun pantai, diantaranya yaitu pengusaha perikanan, nelayan, ketersediaan sumberdaya ikan, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, keberpihakan pemerintah, permasalahan harga BBM, serta peningkatan peran dan efektivitas kebijakan dan kelembagaan perikanan.

10.2 Saran