32
peubah bebas. Subelemen pada sektor 4, jika: nilai DP 0,5X dan nilai D ≤
0,5X, X adalah jumlah subelemen.
2.6 Beberapa Penelitian yang Sudah Dilakukan
Beberapa penelitian berkaitan dengan pengembangan perikanan tangkap di Selatan Jawa, diantaranya yaitu Wiyono et al. 2006 melakukan penelitian
mengenai Fishing Strategy for Target Species of Small-Scale Fisheries in Pelabuhanratu Bay, Indonesia. Hasil penelitian menyatakan, penangkapan ikan di
Teluk Pelabuhanratu bersifat musiman. Selama musim kemarau, nelayan menggunakan lebih banyak jenis alat tangkap, dengan komposisi jenis ikan hasil
tangkapan lebih beragam. Pada musim hujan, nelayan lebih intensif menggunakan hand line, dengan variasi jenis hasil tangkapan lebih rendah yaitu lebih ditujukan
untuk menangkap ikan layur. Suherman 2007 meneliti mengenai Rekayasa Model Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Cilacap. Hasil penelitian menyatakan, prioritas pengembangan PPS Cilacap perlu dilakukan, yaitu melalui pengerukan
alur pelayaran dan kolam pelabuhan, perluasan darmaga, pengembangan kedua TPI, pengembangan area industri, serta penambahan fasilitas SPBU dan logistik.
Strategi yang diterapkan adalah optimalisasi pemanfaatan potensi SDI sekaligus pengamanan wilayah perairan Indonesia, menyediakan fasilitas yang memenuhi
standar internasional, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas PP, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta pengawasan dan penegakan hukum.
Jatmiko, et al. 2007 melakukan penelitian Model Pengembangan Agroindustri Perikanan Berbasis Partisipasi Masyarakat: Studi Kasus Daerah
Cilacap-Jawa Tengah. Hasil penelitian menyatakan produk jelly fish terpilih sebagai produk unggulan, berdasarkan pada pertimbangan ketersediaan teknologi,
nilai tambah dan kontinuitas bahan baku terjamin. Pengembangan agroindustri perlu dilakukan secara terpadu oleh semua pelaku sistem yang terlibat.
Mahyuddin 2007 meneliti mengenai Pola Pengembangan Pelabuhan Perikanan dengan Konsep Tryptique Portuaire: Kasus Pelabuhan Perikanan
Nusantara PPN Palabuhanratu. Penelitian menyatakan PPN Palabuhanratu dapat dikembangkan melalui optimalisasi fungsi PP. Dalam rangka memenuhi target
33
peningkatan produksi dari 6.601 ton menjadi 19.000 ton, maka beberapa kapasitas dari fasilitas PP perlu ditingkatkan. Prioritas pengembangan diarahkan pada
peningkatan jumlah kapal, peningkatan jumlah produksi, peningkatan pendapatan pelabuhan, peningkatan tenaga kerja dan peningkatan PAD.
Sutisna 2007 melakukan penelitian mengenai Model Pengembangan Perikanan Tangkap di Pantai Selatan Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian
menyatakan sumberdaya ikan unggulan Jawa Barat adalah lobster, udang, tuna, cakalang, dan layur. Jenis unit penangkapan pilihan yang dapat dikembangkan
adalah purse seine, payang, pancing, gillnet dan trammel net. Beberapa penelitian di atas memiliki cakupan penelitian yang terbatas, yaitu
Wiyono et al. 2006 pada perikanan skala kecil, Jatmiko et al. 2007 pada bidang agroindustri perikanan, Suherman 2007 dan Mahyuddin 2007 pada
lingkup pelabuhan perikanan, serta Sutisna 2007 dalam lingkup perikanan Jawa Barat dan belum terintegrasi dalam satu sistem perikanan. Penelitian yang penulis
lakukan memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu sistem perikanan. Penelitian mencakup seluruh komponen sistem perikanan di Wilayah Selatan Jawa, dengan
membuat model pengembangan terpadu dan spesifik wilayah. Hasil penelitian dari peneliti terdahulu, dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian yang
penulis lakukan.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pendekatan Masalah