Analisis Kebijakan dan Kelembagaan Perikanan

26 contoh di lokasi tersebut diharapkan sedimentasi dan litoral drift yang ada sekecil mungkin. 6 Terdapat lahan yang cukup untuk rencana pengembangan pelabuhan yang ada dan apabila diperlukan pembebasan lahan, maka harga lahan tersebut tidak mahal dan sesuai dengan rencana tata ruang daerah atau dengan kata lain, lokasi tersebut sesuai dengan rencana pengembangan wilayah. Berdasarkan pemahaman terhadap konsep pembangunan pelabuhan perikanan seperti tersebut di atas, ada 3 tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan pelabuhan perikanan. Ketiga aspek tersebut yaitu: 1 faktor keterkaitan dengan fishing ground forward linkages; 2 aspek teknis pelabuhan, dan 3 keterkaitan dengan aksesibilitas pasar backward linkages.

2.5.3 Analisis Kebijakan dan Kelembagaan Perikanan

Peraturan perundang-undangan sangatlah penting dalam pengembangan perikanan, karena hukum atau peraturanlah yang akan menentukan aturan main dalam pelaksanaan pengembangan perikanan. Analisis kebijakan atau peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk mengkaji sampai seberapa jauh tingkat efektivitas kebijakan atau hukumperaturan perikanan yang ada, mampu berperan dalam mendorong pengembangan perikanan. Ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu berdasarkan pada struktur hukum legal sructure, mandat hukum legal mandate, dan penegakan hukum legal enforcement. Berdasarkan struktur hukum, sistem perundang-undangan haruslah terdapat kesalinghubungan antara yang ada di level bawah dengan yang ada di level atas, kesalinghubungan antara tujuan pengelolaan sumberdaya dengan strategi dan petunjuk pelaksanaan untuk pencapaian tujuan. Berdasarkan mandat hukum, peraturan perundang-undangan harus jelas mendeskripsikan kepada siapa mandat hukum diberikan. Penegakan hukum merupakan pilar utama untuk menegakkan kebijakan atau peraturan. Keterpaduan sistem perundang-undangan perlu dibangun untuk dapat menjamin terlaksananya pengelolaan secara optimal, efisien dan efektif Purwaka 2003. Kelembagaan terkait dengan mandat hukum yang diberikan oleh hukumperaturan yang ada. Nikijuluw 2002 menyatakan, analisis kelembagaan adalah memisahkan hukum atau peraturan kelembagaan dari strategi yang 27 ditetapkan oleh pelaku organisasi. Tujuan analisis kelembagaan yaitu untuk melihat perbedaan kesenjangan antara kelembagaan yang bersifat normatif dengan organisasi yang sangat bernuansa subyektif. Ketika seseorang melaksanakan analisis kelembagaan, mutlak baginya untuk mengkaji aspek-aspek organisasi karena strategi organisasi dapat berpengaruh pada suatu kelembagaan atau bahkan dapat memberi arah supaya terjadi pergantian atau perubahan kelembagaan. Menurut Purwaka 2003, kelembagaan K adalah satu set atau satu perangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur tata kelembagaan institutional arrangement, IA dan mekanismekerangka kerja kelembagaan institutional framework, IF dalam rangka fungsionalisasi kapasitas potensial potencial capacity, PC, daya dukung carrying capacity, CC dan daya tampung absorptive capacity, AC. Analisis kelembagaan dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan kapasitas kelembagaan atau meningkatkan kualitas kinerja, dalam kerangka tata kelembagaan dan kerangka kerja dari kelembagaan yang ada. Selanjutnya dikatakan, kinerja dari suatu kelembagan dapat dilihat melalui beberapa indikator. Indikator kinerja suatu kelembagaan dapat dilihat berdasarkan pendekatan aspek politik, sosial budaya, ekonomi, hukum dan teknologi: 1 Aspek politik, kelembagaan perikanan memiliki bargaining yang kuat dalam penentuan kebijakan-kebijakan perikanan di tingkat lokal maupun nasional, yang tercermin dalam tata kelembagaan, kerangka kerja dan kapasitasnya. 2 Aspek sosial budaya, kelembagaan perikanan akan dapat menumbuhkan kebanggaan pada jati diri dan budaya bangsa yang bernilai luhur yang telah berakar kuat pada adat tradisi masyarakat. Secara sosial, kelembagaan perikanan dapat menumbuhkan jiwa sosial masyarakat yang kuat, bersinergi diantara stakeholder perikanan dan menjauhkan konflik. 3 Aspek ekonomi, kelembagaan perikanan secara nyata memberikan kontribusi ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan khususnya, dan masyarakat sekitar secara umum. 4 Aspek hukum, kelembagaan perikanan memperoleh mandat yang jelas dari hukumperaturan yang ada, baik tata kelembagaan, kerangka kerja maupun kapasitas kelembagaannya. Hal ini terkait dengan aspek legal, pengaturan operasional dan teknis, dengan tugas pokok dan fungsi tupoksi yang jelas. 28 5 Aspek teknologi, pemanfatan dan tanggap terhadap dinamika perubahan teknologi yang tercermin pada tata kelembagaan, kerangka kerja dan kapasitas kelembagaannya untuk dapat mengembangkan perikanan secara produktif, efisien, berkualitas dan aman.

2.5.4 Analisis untuk Perumusan Kebijakan Strategis Pengembangan