Keadaan Umum Daerah Provinsi Jawa Barat 1 Kondisi Geografi dan Topografi Kegiatan Perikanan Provinsi Jawa Barat 1 Unit penangkapan ikan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Daerah penelitian meliputi daerah-daerah di Sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, mencakup empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Barat diwakili oleh Kabupaten Sukabumi dan Garut. Jawa Tengah diwakili oleh Kabupaten Cilacap dan Kebumen. Provinsi DI Yogyakarta diwakili oleh Kabupaten Gunung Kidul. Jawa Timur diwakili oleh Kabupaten Pacitan, Trenggalek dan Kabupaten Malang. Masing-masing kabupaten secara spesifik diwakili oleh satu pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan PPPPI. Kabupaten Sukabumi diwakili oleh Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Palabuhanratu, Kabupaten Garut diwakili Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Cilauteureun, Kabupaten Cilacap diwakili Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Cilacap, Kabupaten Kebumen oleh Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Pasir, Kabupaten Gunung Kidul oleh PPI Sadeng, Kabupaten Pacitan oleh PPI Tamperan, Kabupaten Trenggalek diwakili PPN Prigi dan Kabupaten Malang diwakili oleh PPP Pondokdadap Lampiran 2 dan Lampiran 3.

4.1 Provinsi Jawa Barat

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Provinsi Jawa Barat 1 Kondisi Geografi dan Topografi

Provinsi Jawa Barat terletak di bagian barat Pulau Jawa, letak geografis pada 5 o 50’-7 o 50’ LS dan 104 °48’-104°48’ BT. Luas wilayah 35.746,26 km² atau 3.574.626 ha, atau sekitar 32,80 dari keseluruhan luas Pulau Jawa. Bentuk topografis Provinsi Jawa Barat memiliki ciri utama yaitu bagian busur kepulauan gunung api aktif dan tidak aktif, yang membentang dari ujung Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dibedakan atas wilayah pegunungan curam di Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut dpl, wilayah lereng bukit landai di bagian tengah dengan ketinggian 100-1.500 meter dpl, dataran luas di utara dengan ketinggian 0-10 meter dpl, dan wilayah aliran sungai. 74 2 Kondisi Sosial dan Ekonomi Provinsi Jawa Barat terdiri atas 16 kabupaten dan 10 kota, dengan ibukota provinsi di Bandung. Jumlah penduduk 40.740.000 jiwa pada tahun 2006 dengan kepadatan penduduk 1.391,47 jiwa per km², merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Sebagian besar penduduk Suku Sunda, dengan bahasa daerah Bahasa Sunda. Penduduk sebagian besar beragama Islam yaitu sebesar 96.51 dari total jumlah penduduk BPS Jawa Barat 2007. Kontribusi PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp 231.764,00 milyar, menyumbang sekitar 14-15 dari total PDB nasional. Pendapatan per kapita sekitar Rp 5.476.034,00. Sebagian besar penduduk bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan 31, industri 17, perdagangan, hotel dan restoran 22,5 serta jasa 29. Kontribusi PAD Dinas Perikanan Jawa Barat tahun 2005 sebesar Rp 4.065.467.542,00 Diskan Provinsi Jawa Barat 2005.

4.1.2 Kegiatan Perikanan Provinsi Jawa Barat 1 Unit penangkapan ikan

Kapalperahu di Provinsi Jawa Barat Selatan Jawa terdiri atas perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor Lampiran 4a. Seiring dengan upaya modernisasi kapal perikanan, keberadaan perahu tanpa motor digantikan perannya oleh perahu motor tempel atau kapal motor. Perahu motor tempel cenderung meningkat, mencapai puncaknya tahun 2000 berjumlah 5.087 unit. Tahun 2001 menurun tajam menjadi 2.502 unit, tahun 2003 kembali meningkat menjadi 3.443 unit dan tahun 2006 menurun menjadi 2.515 unit. Jumlah kapal motor cenderung meningkat, mencapai puncaknya tahun 1999 berjumlah 1.334 unit. Tahun 2001 menurun drastis menjadi 143 unit, namun tahun 2003 kembali meningkat menjadi 274 unit dan terus meningkat menjadi 382 unit tahun 2006. Jumlah alat tangkap terus meningkat, puncaknya terjadi pada tahun 2002 yaitu sebanyak 11.411 unit. Tahun 2003 jumlah alat tangkap menurun menjadi 7.106 unit. Kelompok alat tangkap dominan periode tahun 1994-2006 adalah jaring insang dengan jumlah terendah pada tahun 1995 yaitu 2.187 unit dan tertinggi 5.834 unit pada tahun 1998. Alat tangkap dominan berikutnya pancing, dengan jumlah tertinggi tahun 2004 yaitu 7.496 unit Lampiran 4b. Longline dan 75 purse seine jarang beroperasi di Selatan Jawa Barat. Purse seine tidak mengalami perkembangan berarti, yaitu berjumlah 78 unit tahun 1994, terus menurun menjadi 25 unit tahun 2006. Purse seine yang digunakan merupakan jenis mini purse seine, yang banyak dioperasikan oleh nelayan di PPP Cilautereun Garut. 2 Produksi dan nilai produksi Produksi utama dari kelompok ikan pelagis diantaranya yaitu ikan tuna Thunnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, tongkol Euthynnus sp. dan Auxis sp., tenggiri Scomberomorus commersoni, kembung Rastrelliger spp.. Kelompok ikan demersal adalah cucut Charcharinus sp. kakap Lates calcarifer, bawal putih Pampus argentus, bawal hitam Formio niger, layur Trichiurus spp., pari Dasyatis sp., dan pepetek Leiognathus sp.. Jenis udang yang banyak tertangkap lobster Panulirus spp.. Kelompok binatang berkulit keras yang banyak tertangkap adalah rajungan Portunus pelagicus. Jumlah produksi ikan pada periode 1993-2006 berfluktuasi Lampiran 4c. Produksi cukup tinggi pada periode 1993-2000, yaitu rata-rata di atas 40.000 ton. Pada periode 2001-2006, produksi cenderung menurun yaitu rata-rata kurang dari 20.000 ton per tahun. Penurunan produksi terkait dengan berbagai kendala dalam kegiatan operasi penangkapan ikan, diantaranya terkait dengan kenaikan harga BBM. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 1999, yaitu berjumlah 47.852 ton. Pada periode 1994-2006 nilai produksi ikan berfluktuasi Lampiran 4d. Terjadi peningkatan pada periode 1994-2000, menurun tahun 2001, selanjutnya cenderung meningkat hingga tahun 2006. Nilai produksi tertinggi tahun 2000, yaitu Rp 155.755.204,00, menurun drastis menjadi Rp 51.865.100.000,00 tahun 2001. Nilai produksi meningkat tahun 2006 menjadi Rp 112.852.999.000,00. 4.2 Kabupaten Sukabumi 4.2.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi