Keadaan Umum Daerah Kabupaten Cilacap Kegiatan Perikanan Kabupaten Cilacap

83 Nilai produksi ikan di Jawa Tengah berfluktuasi, cenderung menurun pada periode 2000-2003. Nilai produksi berjumlah Rp 122.101.309.000,00 pada tahun 2000, menurun menjadi Rp 60.719.918.000,00 pada tahun 2003 atau menurun sekitar 50 dalam waktu 3 tahun. Nilai produksi meningkat kembali tahun 2005 yaitu berjumlah Rp 90.607.494.000,00 Lampiran 8d.

4.5 Kabupaten Cilacap

4.5.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Cilacap

1 Kondisi Geografi dan Topografi Kabupaten Cilacap merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan, secara geografis terletak pada 108 o 4’30”-109 o 30’30” BT dan 7 o 30’- 7 o 45’20” LS. Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah, yaitu sekitar 56,6 dari luas Wilayah Jawa Tengah. Luas wilayah 225.360,840 Ha, panjang garis pantai 202 km Dislutkan Kabupaten Cilacap 2006. Bentuk topografis berupa dataran rendah, dataran tinggi dan pantai. Bagian selatan merupakan dataran rendah, terdapat Pulau Nusakambangan dengan cagar alam Nusakambangan dan Segara Anakan. Kedalaman perairan sekitar 10 m pada jarak sekitar 2,5 km dari garis pantai. Tinggi pasang surut sekitar 2,1 m, dengan kecepatan arus sedang dan potensi sedimentasi tinggi PT Perencana Jaya 2004. 2 Kondisi Sosial dan Ekonomi, Luas wilayah Kabupaten Cilacap 2.142,59km². Secara administratif terdiri atas 24 kecamatan, yang terbagi atas beberapa desakelurahan. Kultur masyarakat di wilayah bagian barat banyak dipengaruhi oleh Kultur Sunda, hal ini karena pengaruh masa lalu di mana daerah ini pernah dikuasai Kerajaan Sunda. Jumlah penduduk tahun 2005 sekitar 1.716.188 jiwa, laki-laki 857.462 jiwa dan perempuan 858.7260 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata 767 jiwa per km 2 , pertumbuhan penduduk sekitar 0,31. Angka ketergantungan sebesar 54,02, berarti setiap 100 orang usia produktif menanggung 54 orang usia non produktif. Pertanian merupakan sektor utama perekonomian penduduk. Subsektor perikanan laut merupakan mata pencaharian utama masyarakat di pesisir selatan. 84 Cilacap merupakan tiga kawasan industri utama di Jawa Tengah selain Semarang dan Surakarta. Potensi perikanan laut yang besar masih belum dimanfaatkan secara optimal. Produk Domestik Regional Brutto PDRB sebesar Rp 7.999,12 milyar pada tahun 2003, banyak disumbang oleh sektor pertanian dan industri.

4.5.2 Kegiatan Perikanan Kabupaten Cilacap

1 Unit penangkapan ikan Kapalperahu di Kabupaten Cilacap meliputi jenis perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Periode 1994-2005, kapal didominasi oleh perahu motor tempel, yaitu sekitar 40 Lampiran 9a. Jumlah berfluktuasi, tahun 1994 berjumlah 2.099 unit, meningkat menjadi 2.788 unit tahun 2005 atau rata-rata meningkat 3 per tahun. Keberadaan perahu tanpa motor digantikan perannya oleh perahu motor tempel dan kapal motor. Perahu tanpa motor terus menurun, dari 892 unit tahun 1994 menjadi 151 unit tahun 2005 atau rata-rata turun 8 per tahun. Perahu motor tempel meningkat, dari 874 unit tahun 1994 menjadi 2.297 unit tahun 2005. Jumlah kapal motor cenderung tetap, yaitu dari 333 unit pada tahun 1994 menjadi 340 unit tahun 2005. Kapal perikanan di PPS Cilacap adalah kapal motor berukuran 10 GT, 10- 20 GT, 20-30 GT, dan 30 GT Lampiran 10a. Secara umum jumlah kapal menurun, yaitu dari 7.366 unit tahun 1994 menjadi 2.830 tahun 2006. Penurunan terjadi sejak tahun 2003, terkait dengan pendangkalan kolam pelabuhan. Ukuran kapal dominan 10-20 GT, jumlahnya meningkat periode 1996-1998, dari 3.394 unit tahun 1996 menjadi 4.561 tahun 1998, selanjutnya menurun hingga menjadi 645 unit tahun 2006. Kapal 20-30 GT berjumlah 2.153 unit tahun 1998, menurun menjadi 1.789 unit tahun 2006. Kapal motor 30 GT cenderung tetap periode 1996-2000, yaitu sekitar 1.400 unit, menurun menjadi 229 unit pada tahun 2006. Jenis alat tangkap di Kabupaten Cilacap meliputi trammel net, sirang, gillnet, pancing, payang, lampara dasar atau arad, dan jaring apong. Jenis alat tangkap dominan yang digunakan nelayan di Cilacap selama periode tahun 1998- 2006 adalah pancing, jaring sirang, trammel net dan gillnet. Alat tangkap yang ada di PPS Cilacap adalah gillnet, trammel net, dan longline Lampiran 10b. Jenis alat tangkap dominan adalah trammel net. Alat 85 tangkap longline dioperasikan mulai tahun 1998 berjumlah 252 unit, meningkat menjadi 3.773 unit tahun 2001. Alat tangkap longline menurun tajam menjadi 426 unit tahun 2003, hal ini terkait dengan pendangkalan kolam pelabuhan. Tahun 2004-2006 kapal longline terus menurun, yaitu berjumlah 68 unit. Jumlah nelayan di Cilacap pada tahun 1998-2006 cenderung meningkat, dengan persentase yang kecil yaitu sekitar 3. Jumlah nelayan meningkat dari 18.032 orang tahun 1998, menjadi 20.905 orang tahun 2006. Nelayan Cilacap merupakan nelayan asli dan nelayan andon yang sudah lama menetap di Cilacap. Nelayan Cilacap sekitar 30 berada di PPS Cilacap. Jumlah nelayan di PPS Cilacap meningkat, dari 6.078 orang tahun 1998 menjadi 11.642 tahun 1999. Jumlah nelayan menurun tajam menjadi 2.745 tahun 2003, selanjutnya meningkat kembali menjadi 8.245 pada tahun 2006 Lampiran 10c. Penurunan jumlah nelayan searah dengan penurunan jumlah kapal yang beroperasi di PPS Cilacap. 2 Produksi dan nilai produksi Produksi ikan di Kabupaten Cilacap meliputi berbagai jenis ikan. Produksi utama dari kelompok pelagis yaitu tuna Thunnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, tongkol Euthynnus sp. dan Auxis sp., tenggiri Scomberomorus commersoni, dan kembung Rastrelliger sp. Kelompok demersal seperti cucut Charcharinus sp, kakap Lates calcarifer, bawal putih Pampus argentus, bawal hitam Formio niger, layur Trichiurus spp., dan pari Dasyatis sp.. Udang meliputi jenis udang windu Penaeus monodon, udang dogol Metapenaeus sp. dan udang krosok Metapenaeus burkenroadi. Perairan Cilacap merupakan penghasil udang utama di Selatan Jawa. Produksi ikan di Kabupaten Cilacap periode tahun 1994-2005 berfluktuasi, cenderung menurun di periode akhir Lampiran 9c. Pada periode 1994-1999 produksi cenderung meningkat, yaitu dari 20.112 ton pada tahun 1994 menjadi 35.528 ton pada tahun 1999 atau meningkat rata-rata 15 per tahun. Selanjutnya produksi terus menurun hingga menjadi 7.616 ton pada tahun 2005. Produksi ikan di PPS Cilacap cenderung menurun pada periode 1996-2006 Lampiran 10d. Produksi menurun dari 10.140 ton tahun 1996, menjadi 1.721 ton pada tahun 2004 yang merupakan produksi terendah. Penurunan produksi 86 disebabkan penurunan jumlah kapal yang mendaratkan ikannya di PPS Cilacap. Penurunan jumlah kapal, khususnya terjadi pada kapal longline yang melakukan bongkar di PPS Cilacap, karena faktor pendangkalan pada alur masuk pelabuhan. Searah dengan produksi, nilai produksi ikan di Cilacap juga menurun tahun 2000-2003 Lampiran 9d. Nilai produksi tertinggi Rp 149.833.671.000,00, terjadi pada tahun 2000. Nilai produksi menurun tajam menjadi Rp 30.325.334.000,00 tahun 2003. Hal ini terkait penurunan jumlah kapal yang beroperasi di tahun tersebut. Tahun 2005 nilai produksi meningkat, menjadi Rp 78.929.726.000,00. Nilai produksi ikan di PPS Cilacap berfluktuasi, cenderung menurun pada periode 2000-2005. Nilai produksi berjumlah Rp 44.370.000.000,00 pada tahun 2000, menurun menjadi Rp 17.235.000.000,00 pada tahun 2005 atau menurun sekitar 61,16 dalam waktu 5 tahun. Nilai produksi meningkat tajam tahun 2006 yaitu berjumlah Rp 47.499.000.000,00 Lampiran 10e.

4.6 Kabupaten Kebumen