Keadaan Umum Daerah Provinsi Jawa Tengah Kegiatan Perikanan Provinsi Jawa Tengah

81

4.4 Provinsi Jawa Tengah

4.4.1 Keadaan Umum Daerah Provinsi Jawa Tengah

1 Kondisi Geografi dan Topografi Letak geografis Provinsi Jawa Tengah pada 5 o 40-8 o 30 LS dan 108 o 30- 111 o 30 BT, termasuk Kepulauan Karimunjawa. Luas wilayah 32.548,20 km 2 atau sekitar 25,04 dari luas Pulau Jawa dan 1,70 dari luas wilayah Indonesia. Secara topografis wilayah Jawa Tengah meliputi dataran rendah yang sempit di pantai utara. Disebelah selatannya terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng. Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan, merupakan rangkaian utama pegunungan di wilayah bagian tengah. Dibagian selatan merupakan kawasan pantai yang sempit, dengan lebar sekitar 10-25 km. Perbukitan landai membentang sejajar dengan pantai, dari Kabupaten Cilacap hingga Yogyakarta menyambung hingga Pantai Selatan Jawa Timur. 2 Kondisi Sosial dan Ekonomi, Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah 32.548,20 km² atau 3.254.820 ha. Secara administratif terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota, 545 kecamatan dan 8.490 desakelurahan. Jumlah penduduk tahun 2005 sekitar 31.820.000 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 977 jiwa per km 2 . Penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota. Pertumbuhan penduduk sekitar 0,67 per tahun. Penduduk angkatan kerja sekitar 47. Sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama, yaitu sekitar 42,34 dari jumlah penduduk. Sektor lain adalah perdagangan 20,91, industri 15,71, dan jasa 10,98. Mayoritas penduduk Suku Jawa, dengan bahasa sehari-hari Bahasa Jawa. Sebagian besar penduduk beragama Islam, toleransi agama diantara penduduk sangat tinggi http:id.wikipedia.org wikiJawa_Tengah.

4.4.2 Kegiatan Perikanan Provinsi Jawa Tengah

1 Unit penangkapan Kapalperahu di Provinsi Jawa Tengah Perairan Selatan Jawa terdiri atas perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Jumlah kapalperahu 82 periode tahun 1994-2005 berfluktuasi, dengan kecenderungan meningkat Lampiran 8a. Selama periode tersebut jumlah perahukapal meningkat dari 2.466 unit tahun 1994 menjadi 4.546 unit tahun 2002, menurun menjadi 3.352 pada tahun 2005. Perahu tanpa motor cenderung menurun, yaitu dari 1.009 unit tahun 1994 menjadi 834 unit tahun 2003, menurun drastis menjadi 73 unit pada tahun 2005. Perahu motor tempel cenderung meningkat, dari 1.124 unit tahun 1994 menjadi 3.308 unit tahun 2002, namun kemudian menurun menjadi 1.631 unit pada tahun 2005. Kapal motor berukuran 5–30 GT, meningkat dari 333 unit tahun 1994 menjadi 1.648 unit tahun 2005. Kondisi ini menggambarkan adanya peningkatan skala usaha dari perikanan skala kecil ke perikanan skala menengah. Alat tangkap didominasi oleh jaring insang dan pancing Lampiran 8b. Jaring insang berfluktuasi, dari 2.318 unit tahun 1994 menjadi 4.127 unit tahun 2005 atau meningkat rata-rata 7 per tahun. Alat tangkap pancing berfluktuasi, yaitu dari 1.146 unit tahun 1994, menjadi 889 unit tahun 2002 dan meningkat tajam tahun 2003 menjadi 1.783 unit, kembali menurun menjadi 1.100 unit pada tahun 2005. Pukat kantong cenderung tetap hingga tahun 2002, yaitu berjumlah 570 unit dari 580 unit tahun 1994. Pukat kantong mengalami peningkatan tajam tahun 2003 yaitu berjumlah 1.390 unit. Secara umum terjadi peningkatan jumlah alat tangkap yang signifikan di Jawa Tengah Selatan Jawa pada tahun 2003. 2 Produksi dan nilai produksi Produksi utama dari kelompok pelagis yaitu tuna Thunnnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, tongkol Euthynnus sp., tenggiri Scomberomorus commersoni, kembung Rastrelliger sp. Demersal adalah cucut Charcharinus sp., kakap Lates calcarifer, bawal putih Pampus argentus, bawal hitam Formio niger, layur Trichiurus spp., pari Dasyatis sp.. Udang meliputi udang windu Penaeus monodon, dogol Metapenaeus sp. dan lobster Panulirus sp.. Jumlah produksi ikan periode tahun 1994-2005 berfluktuasi Lampiran 8c. Produksi meningkat periode 1994-1997, yaitu dari 17.182 ton tahun 1994 menjadi 25.053 ton tahun 1997 atau rata-rata meningkat 15 per tahun. Tahun berikutnya produksi menurun sekitar 12 per tahun, hingga menjadi 7.240 ton tahun 2003. Tahun 2005 produksi sedikit meningkat yaitu menjadi 8.572 ton. 83 Nilai produksi ikan di Jawa Tengah berfluktuasi, cenderung menurun pada periode 2000-2003. Nilai produksi berjumlah Rp 122.101.309.000,00 pada tahun 2000, menurun menjadi Rp 60.719.918.000,00 pada tahun 2003 atau menurun sekitar 50 dalam waktu 3 tahun. Nilai produksi meningkat kembali tahun 2005 yaitu berjumlah Rp 90.607.494.000,00 Lampiran 8d.

4.5 Kabupaten Cilacap