Keadaan Umum Daerah Provinsi Jawa Timur 1 Kondisi geografi dan topografi Kegiatan Perikanan Propinsi Jawa Timur

92 calcarifer, bawal putih Pampus argentus, dan layur Trichiurus spp.. Jenis ikan berkulit keras yaitu rajungan Portunus pelagicus. Rumput laut banyak dibudidayakan nelayan di Kabupaten Gunung Kidul. Jumlah produksi ikan berfluktuasi Lampiran 13b. Produksi tahun 1994 berjumlah 794 ton, meningkat menjadi 940 ton tahun 1997 atau meningkat sekitar 18 dalam waktu 3 tahun. Produksi menurun tahun 1998 menjadi 726 ton atau turun 23, meningkat kembali hingga menjadi 782 ton pada tahun 2003 dan menurun menjadi 581 ton pada tahun 2004. Nilai produksi periode tahun 1994-2004 berfluktuasi Lampiran 13c. Nilai produksi berjumlah Rp 1.051.290.000,00 pada tahun 1994, meningkat menjadi Rp 4.417.250.000,00 tahun 1998 atau meningkat sekitar 320 selama 4 tahun. Nilai produksi menurun tahun 1999 menjadi Rp 3.639.719.000,00 atau turun 18 dari nilai produksi tahun 1998. Nilai produksi kembali meningkat pada tahun 2000 menjadi Rp 9.714.385.000,00 atau meningkat sekitar 167 dari tahun 1999. Selanjutnya nilai produksi berfluktuasi, meningkat menjadi Rp 7.206.040.000,00 pada tahun 2003, dan menurun menjadi Rp 2.479.936.200,00 pada tahun 2004.

4.9 Provinsi Jawa Timur

4.9.1 Keadaan Umum Daerah Provinsi Jawa Timur 1 Kondisi geografi dan topografi

Provinsi Jawa Timur secara geografis terletak pada 110°54’ BT sampai dengan 115°57’ BT dan 5° 37’ LS sampai dengan 8°48’ LS. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, timur Selat Bali, barat Provinsi Jawa Tengah, serta selatan Samudra Hindia. Luas wilayah 47.157,72 km 2 . Terdiri atas 229 pulau, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Secara topografi, Jawa Timur terbagi atas empat wilayah. Dataran tinggi di bagian tengah yang merupakan wilayah subur dan telah berkembang, dataran rendah bagian utara merupakan wilayah dengan kesuburan sedang dan tingkat perkembangan sedang, pegunungan kapur selatan merupakan wilayah tandus, tidak subur dan belum berkembang, serta wilayah kepulauan di Perairan Laut Jawa dengan aksesibilitas rendah dan belum berkembang . 93 2 Kondisi sosial dan ekonomi Secara administrasi Provinsi Jawa Timur terdiri atas 29 daerah kabupaten, 8 daerah kota, 637 kecamatan, 660 kelurahan dan 8.418 desa. Persebaran geografis permukiman penduduk dipengaruhi oleh nilai ekonomis lokasi terhadap fasilitas, baik jalan maupun fasilitas perhubungan lainnya. Jumlah penduduk tahun 2004 sebesar 36.535.527 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 787 jiwa per km 2 . Jawa Timur potensial menyediakan tenaga kerja guna mendukung program-program pembangunan yang ada. Secara nasional merupakan pemasok pangan terbesar, dengan kegiatan pertanian merupakan lapangan usaha yang sangat menentukan. Lapangan usaha lainnya adalah bidang industri, perdagangan dan jasa www.jatim.go.id.

4.9.2 Kegiatan Perikanan Propinsi Jawa Timur

1 Unit penangkapan ikan Kapal perahu di Provinsi Jawa Timur Perairan Selatan Jawa terdiri atas perahu tanpa motor, motor tempel dan kapal motor. Armada penangkapan selama periode tahun 193-2006 didominasi oleh jenis perahu tanpa motor dan perahu motor tempel Lampiran 14a. Jumlah perahukapal berfluktuasi, cenderung meningkat. Perahukapal tahun 1993 berjumlah 12.839 unit, meningkat menjadi 14.178 unit pada tahun 2006. Keberadaan perahu tanpa motor terus menurun, digantikan oleh perahu motor tempel dan kapal motor. Perahu tanpa motor berfluktuasi, dari 8.203 unit tahun 1993 menurun menjadi 1.734 unit tahun 2006. Perahu motor tempel berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat, yaitu dari 4.524 unit pada tahun 1993 menjadi 11.077 unit pada tahun 2006. Perahu motor tempel dominan digunakan nelayan, yaitu sekitar 40-70 dari jumlah total perahukapal selama periode 1994-2006. Jumlah kapal motor meningkat dari 112 unit pada tahun 1993, menjadi 1.367 unit pada tahun 2006. Jumlah alat tangkap berfluktuasi, dengan peningkatanpenurunan sekitar 10-40 periode 1993-2006 Lampiran 14b. Peningkatan cukup tajam terjadi tahun 2000, yaitu 34.764 unit atau naik sekitar 81 dari tahun sebelumnya. Alat tangkap dominan adalah jaring insang dan pancing. Jaring insang pada tahun 1993 berjumlah 5.924 unit, meningkat menjadi 8.135 unit tahun 2003 dan menurun 94 menjadi 2.454 unit tahun 2006. Pancing berjumlah 3.899 unit pada tahun 1993 meningkat menjadi 28.568 unit tahun 2000, menurun menjadi 6.580 unit tahun 2006. Pukat cincin 1.913 unit tahun 1993, menurun menjadi 142 unit tahun 2006. Nelayan di Selatan Provinsi Jawa Timur digolongkan dalam dua kategori yaitu nelayan asli dan andon. Nelayan andon berasal dari Pantai Utara Jawa atau Sulawesi Selatan. Nelayan andon ini, khususnya dijumpai di PPP Pondokdadap. Perkembangan nelayan periode 1993-2006 berfluktuasi cenderung menurun, yaitu dari 81.022 orang tahun 1993 menjadi 51.376 orang tahun 2006 Lampiran 14c. 2 Produksi dan nilai produksi Produksi ikan mencakup berbagai ragam jenis ikan. Produksi utama kelompok pelagis yaitu tuna Thunnnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, tongkol Euthynnus sp. dan Auxis sp., tenggiri Scomberomorus commersoni, kembung Rastrelliger sp, layang Decapterus sp., selar Caranx sp., teri Stolephorus sp. tigawaja Otolithus sp., dan ikan kuwe Carangoides spp.. Kelompok demersal seperti cucut Charcharinus sp., kakap Lates calcarifer, ikan merah Lutjanus sp., bawal putih Pampus argentus, bawal hitam Formio niger, layur Trichiurus spp., pari Dasyatis sp., manyung Tachysurus sp., dan pepetek Leiognathus sp.. Jenis udang adalah lobster Panulirus sp.. Produksi ikan selama periode 1993-2006 berfluktuasi, meningkat tajam pada tahun 2003 Lampiran 14d. Produksi tahun 2003 berjumlah 158.401 ton, atau naik 124 dari tahun 2000, menurun menjadi 110.344 ton pada tahun 2006. Peningkatan jumlah produksi tidak searah dengan jumlah kapal, mengindikasikan terdapat peningkatan produktivitas unit penangkapan. Nilai produksi relatif datar periode 1993-1997, meningkat di tahun 1998 dan melonjak tajam di tahun 2003 Lampiran 14e. Nilai produksi tahun 1993 sebesar Rp 35.126.713.100,00, menurun menjadi Rp 23.137.596.000,00 pada tahun 1995. Tahun 1999 naik menjadi Rp 200.620.285.000,00. Nilai produksi menurun tahun 2000, dan meningkat kembali tahun 2003 menjadi Rp 407.217.814.000,00 atau naik sekitar 164. Nilai produksi tahun 2006 mencapai Rp 455.858.040.000,00. Fluktuasi nilai produksi searah dengan fluktuasi produksi, dengan persentase lebih tinggi, atau dapat dikatakan terdapat perbaikan harga ikan di Jawa Timur. 95

4.10 Kabupaten Pacitan