7 PERMODELAN SISTEM
7.1 Verifikasi
Verifikasi untuk penyusunan permodelan sistem dilakukan melalui penelitian yang dilakukan di 8 kabupaten yang berlokasi di Selatan Jawa. Data
dan informasi yang dikumpulkan berasal dari tingkat provinsi, kabupaten dan pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan PPPPI. Data dan informasi
dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan, wawancara dan pengumpulan data sekunder dari berbagai instansi yang terkait.
Wawancara melibatkan sekitar 117 responden, mewakili para pelaku sistem perikanan tangkap meliputi: Pemerintah DaerahBAPPEDA, Dinas Perikanan
Provinsi, Dinas Perikanan Kabupaten, Pengelola PPPPI, KUD, Penyuluh Perikanan, Badan Usaha, PedagangEksportir, Pengolah Ikan, Pemilik
KapalNelayan longline, pancing tonda, purse seine, gillnet multifilament, gillnet monofilament, payang, trammel net, rawai dan bagan Lampiran 26.
7.2 Analisis Sumberdaya Ikan Unggulan
Rancangan model didahului dengan penentuan jenis ikan unggulan, yang akan dijadikan dasar bagi daerah untuk mengembangkan perikanan di wilayahnya.
Selanjutnya variabel-variabel model pengembangan, akan disesuaikan dengan karakteristik sumberdaya perikanan untuk ikan unggulan tersebut.
Hasil analisis ikan unggulan menyatakan, ikan tuna merupakan ikan unggulan utama untuk Sukabumi, Cilacap dan Malang. Cakalang unggulan kedua
untuk Sukabumi dan Malang, serta unggulan ketiga untuk Cilacap dan Trenggalek, Lobster merupakan unggulan pertama untuk Kebumen, kedua untuk
Pacitan dan unggulan kelima untuk Gunung Kidul. Layur merupakan komoditas unggulan untuk beberapa kabupaten, diantaranya yaitu unggulan kedua untuk
Gunung Kidul dan Kebumen, keempat untuk Sukabumi dan kelima untuk Pacitan dan Trenggalek. Trenggalek memiliki komoditas unggulan ikan teri. Garut dan
Pacitan memiliki komoditas unggulan pertama bawal putih. Cilacap merupakan kabupaten satu-satunya di Selatan Jawa yang memiliki komoditas ikan unggulan
dari jenis udang, yaitu udang windu dan udang dogol Tabel 12.
191
Tabel 12 Hasil analisis komoditas ikan unggulan untuk setiap kabupaten
Nama ikan LQ
Produksi LQ Nilai
produksi Peluang Olahan
CPI Jumlah Prioritas
Sukabumi Tuna
3,11 2,94
3 225,33
199,08 300 724,42 1 Cakalang
3,03 2,69
2 219,11
182,43 200 601,54 2 Cucut
1,65 2,00
2 119,59
135,28 200 454,87 3 Layur
1,54 1,67
2 111,64
113,02 200 424,66 4 Rumput Laut 1,94
1,48 1
140,17 100,00 100 340,17
Pari 1,38
1,54 1
100,00 104,20
100 304,20 6
Garut
Bawal Putih 11,06
2,18 2
1.017,84 150,88 200 1.368,72 1
Kerapu 3,18 3,97 2
293,06 275,11
200 768,17
2 Cucut
2,94 3,51 2 270,86
242,66 200
713,52 3
Kakap 3,34 2,32 2
307,65 160,49
200 668,14
4 Pari
2,10 1,91 1 193,04
132,15 100
425,20 5
Tongkol 1,09 1,44
1 100,00
100,00 100
300,00 6
Cilacap Tuna
1,11 1,21 3 109,41
107,56 300
516,97 1
Udang windu 1,11
1,21 3
109,41 107,56 300 516,97 2
Cakalang 1,11 1,20 3 109,03
106,85 300
515,87 3
Udang dogol 1,01
1,13 3
100,00 100,43 300 500,43 4
Cucut 1,05 1,12 2
103,78 100,00
200 403,78
5 Cumi-Cumi
1,09 1,19 1 107,93
105,82 100
313,75 6
Kebumen Lobster
6,45 6,18
3 292,86
175,44 300
768,29 1 Layur
5,71 7,97 2 259,24
226,37 200
685,61 2
Kembung 7,24 5,59 1 328,63
158,86 100
587,49 3
Bawal putih 4,13
3,52 2
187,56 100,00 200 487,56 4
Kakap 2,20 3,95 2
100,00 112,10
200 412,10
5 Pari
4,36 3,85 1 197,90
109,36 100
407,25 6
Gunung Kidul Cucut
1,24 1,24
2 102,54
117,34 200
419,87 1 Layur
1,21 1,14 2 100,00
107,85 200
407,85 2
Tongkol 1,56 1,35 1 128,61
127,37 100
355,98 3
Rumput laut 1,54
1,36 1
126,84 128,61 100 355,45 4
Lobster 1,26 1,39 1
104,10 130,78
100 334,88
5 Kembung 1,29 1,06 1
106,35 100,00
100 306,35
6
Pacitan
Bawal putih 12,62
8,52 2
475,40 575,85 200 1.251,25
1 Lobster
12,2 6,49 3 452,72
438,61 300
1.191,33 2
Kakap 9,95 4,24 2
374,74 286,33
200 861,07
3 Cucut
6,25 2,97 2 235,32
200,52 200
635,84 4
Layur 2,65 1,48 2
100,00 100,00
200 400,00
5 Pari
4,12 2,09 1 155,25
141,07 100
396,32 6
Trenggalek
Bawal hitam
4,43 4,26 1 275,98 284,93
100 660,91
1 Teri
4,88 2,41 1 303,64 160,99
100 564,63 2
Cakalang 2,40 1,63 3 149,41 108,68
300 558,09
3 Peperek 2,84 2,10 1 176,44
140,45 100
416,89 4
Layur 1,61 1,50 2 100,00
100,00 200
400,00 5
192 Kuwe
1,87 1,56 1 116,45 104,27
100 320,70
6
Tabel 12 Lanjutan
Nama ikan LQ
Produksi LQ Nilai
produksi Peluang Olahan
CPI Jumlah Prioritas
Malang Tuna 12,79
10,90 3 765,29
745,76 300
1.811,06 1
Cakalang 6,65
4,65 3
397,87 318,05 300 1.015,92 2
Merah 7,09
3,44 1
424,25 235,49 100
759,74 3
Cucut 2,64
2,22 2
157,82 151,92 200
509,74 4
Layang 2,68
1,46 1
160,30 100,00 100
360,30 5
Tongkol 1,67
1,49 1
100,00 102,17 100
302,17 6
Sumber: Hasil olahan data
Jenis ikan unggulan tersebut, menjadi acuan komoditas unggulan untuk pengembangan perikanan bagi setiap kabupaten. Pengembangan perikanan tuna
berbeda dengan jenis ikan lainnya seperti cakalang, tongkol, cucut, layur, bawal putih, udang dan lobster, yang relatif tidak berbeda dalam aspek usaha, kebutuhan
fasilitas pelabuhan, aksesibilitas pasar, serta kebijakan dan kelembagaan. Perbedaan tersebut, pertama berkaitan dengan sifat dan keberadaan sumberdaya
tuna yang berada di perairan lepas pantai dan melakukan migrasi jarak jauh, kondisi ini menyebabkan kebutuhan teknologi penangkapan ikan yang tinggi dan
kerjasama antar wilayah untuk pengelolaannya. Kedua, tuna sebagai komoditi ekspor yang mensyaratkan kualitas tinggi, membutuhkan proses dan fasilitas
penanganan yang baik saat di atas kapal, di pelabuhan dan selama pendistribusian. Berdasarkan kondisi tersebut, rancangan sistem dikembangkan dalam dua
model. Kedua model tersebut yaitu: 1 model pengembangan perikanan lepas pantai SIMPELA, dan 2 model pengembangan perikanan pantai SIMPETAI.
7.3 Model Pengembangan Perikanan Lepas Pantai