364
Lampiran 18 Statistik perikanan Kabupaten Malang periode 1994-2006
50 100
150 200
250 300
350 400
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
Tahun
J u
m la
h k
a p
a l
u
PTM M
T KM
a.
Perkembangan jumlah kapalperahu
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
1994 1995
1996 1997
1998 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
Tahun Ju
m la
h a
la t ta
n g
k
Purse Seine Gill Net
Payang Pancing
Tonda Rawai
Jaring angkat Lain-lain
b. Perkembangan jumlah alat tangkap
500 1000
1500 2000
2500
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
Tahun J
u m
la h
n e
la y
c. Perkembangan jumlah nelayan
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 Tahun
pr odu
ks i i
kan to
d. Perkembangan jumlah produksi ikan
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 Tahun
ni la
i pr oduks
i t
ah
e. Perkembangan jumlah nilai produksi ikan Sumber:
1 Diskan Provinsi Jawa Timur 1994-2000 2 Diskanlut Provinsi Jawa Timur 2001-2006
3 Dislutkan Kabupaten Malang 1997-1999 4 Dislutkan Kabupaten Malang 2002-2005
Juml ah ka
p al
unit
Ju m
la h
n el
ay an
o ra
n g
P ro
d u
k si
i k
an to
n A
la t
ta n
g k
ap u
n it
N ila
i p
ro d
uk si
R p x ju
ta
365
Lampiran 19 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPN Palabuhanratu, tahun 2006
Fasilitas Ukuran Kapasitas Kondisi
Pemanfaatan Fasilitas Pokok
Alur dan kolam pelabuhan
Alur : 294 m Kolam : sekitar 3 ha
kedalaman -2,-5 dan -3 m
Baik Alur masuk pelabuhan dapat digunakan
untuk kapal 100 GT. Terdapat dua kolam pelabuhan, Satu
kolam dikhususkan untuk kapal longline. Kolam lainnya digunakan untuk kapal
berukuran sedang dan kecil, namun dominasi kapal kecil lebih besar.
Dermaga 509 m 410 m
Baik Darmaga belum dipisahkan antara
darmaga bongkar dan darmaga muat.
Pemecah gelombang 125 m, 294 m, 200 m,
50 m Baik
Berfungsi dengan baik untuk melindungi kapal-kapal ikan berlabuh dan bersandar
di dermaga dari hantaman gelombang Penangkap pasir
75 m Baik Dimanfaatkan
Turap penahan tanah 200 m
Baik Dimanfaatkan Jalan kompleks
pelabuhan Baik Dimanfaatkan
Tempat parkir Baik Dimanfaatkan
Fasilitas Fungsional
Tempat Pelelangan Ikan TPI
920 m
2
Baik Kurang
dimanfaatkan Pabrik Es Gdg.
Cold Storage Tangki bahan bakar
320 m
3
, 208 m
2
Baik Dimanfaatkan
Tangki air tawar 400 m3
Baik Dimanfaatkan, diisi oleh PDAM Galangan kapal
ada Baik Dimanfaatkan
Bengkel ada Baik
Dimanfaatkan Slipway
ada Baik Dimanfaatkan
Penjemuran jaring 3000 m
2
Baik Dimanfaatkan
Penjemuran ikan ada Baik
Dimanfaatkan Ruang mesin
ada Baik Dimanfaatkan
Pasar ikan 352 m
2
Baik Untuk penjualan produksi hasil perikanan Gudang keranjang ikan 74 m
2
Baik Untuk menyimpan keranjang ikan Gudang jaring
500 m
2
Baik Dimanfaatkan
Fasilitas komunikasi ada Baik
Dimanfaatkan
Fasilitas Penunjang
Kantor Pengelola PPPPI
528 m2 Baik
Berfungsi sebagai pusat administrasi pelabuhan, kantor syahbandar, bea cukai,
imigrasi, kepolisian dan kesehatan Kantor syahbandar
Baik Dimanfaatkan
Ruang operator 190 m2
Baik Dimanfaatkan Mess
2 unit Baik Dimanfaatkan
Mushola 1 unit
Baik Dimanfaatkan MCK
45 m2 Baik Dimanfaatkan
Poliklinik Baik Dimanfaatkan
Sumber: PPN Palabuhanratu 2006 dan hasil pengamatan lapang
366
Lampiran 20 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPP Cilautereun tahun 2006
Fasilitas Pokok Ukuran Kapasitas
Kondisi Pemanfaatan
Prasarana Perairan
1 Alur dan kolam pelabuhan
Alur ada yaitu mulut muara sungai
Kolam = 350 m, Kolam = 100 m
Baik Alur masuk pelabuhan berupa
muara sungai, hanya dapat dimasui kapal ukuran kecil pada
saat air surut
Pra dan Sarana Tambat
2 Dermaga 400 m
baik Darmaga berfungsi dengan baik
untuk tempat bertambat 3 Tiang penambat kapal
- Rusak Tidak digunakan maksimal
Pra dan Sarana Pelindung
7 Pemecah gelombang 200 m
2
Rusak Dimanfaatkan 8 Penangkap pasir
247 m -
Dimanfaatkan 9 Turap penahan tanah
247 m -
Dimanfaatkan
Prasarana Transportasi
11 Jalan kompleks pelabuhan
150 m Baik
Dimanfaatkan 12 Jembatan
- - Sedang dibangun
13 Tempat parkir 50x50 m
Baik Dimanfaatkan selain oleh
pedagang, pengisi perbekalan, juga oleh pengunjung wisata
Fasilitas Fungsional
Tempat Pelelangan Ikan TPI 160 m2
Baik Tidak dimanfaatkan untuk
pelelangan Tangki bahan bakar
9 m2 -
Tidak dimanfaatkan Tangki air tawar
4 x 4 m2 Sedang Tidak operasi
Galangan kapal 25 x 25 m2
Baik Tradisional Bengkel
87 m Baik
Mesin, las Slipway
25 x 25 m2 Baik
Tidak dimanfaatkan Tempat penjemuran jaring
ada -
Jaring biasanya dijemur dekat tempat parkir kendaraan
Tempat penjemuran ikan ada
- Ikan dijemur di pinggir pantai
Ruang mesin -
- Tidak dimanfaatkan
Fasilitas komunikasi -
Baik
Fasilitas Tambahan
Kantor Pengelola PPPPI 12 x 10 m2
Rusak Dimanfaatkan Kantor syahbandar
6 – 8 m2 Rusak Dimanfaatkan
Mess 64 m2
Rusak Tidak dimanfaatkan Mushola
255 m2 Baik
Dimanfaatkan MCK
9 m Rusak Dimanfaatkan
Sumber: PPP Cilautereun 2006 dan hasil pengamatan lapang
367
Lampiran 21 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPS Cilacap tahun 2006
Fasilitas Pokok Ukuran Kapasitas Kondisi
Pemanfaatan
1 Alur dan kolam pelabuhan
2 Areal Pelabuhan 7,74 Ha
33,00 Ha Baik
Baik Alur pelabuhan mengalami
pendangkalan sehingga menghambat kapal untuk masuk
dan keluar pelabuhan
3 Dermaga - pendaratan
- tambatan - pemeriksaan
2 unit a. 171,2 m 8 unit a. 78,8 m
2
240 m2 Baik
Dimanfaatkan 4 Tiang penambat kapal
6 per dermaga Dimanfaatkan
5 Pelampung tambat -
Dimanfaatkan 6 Bollard
6 per dermaga Dimanfaatkan
7 Pier Dimanfaatkan
8 Pemecah gelombang breakwater
utara selatan
247,57 m 146,84 m
Baik Berfungsi melindungi kolam
pelabuhan dari hempasan gelombang
9 Turap penahan tanah 116 m
Dimanfaatkan 10 Groin
146 m Dimanfaatkan
11 Revetment 1.120.64 m
348 m 2.968 m
1.500 m Dimanfaatkan
11 Jalan kompleks pelabuhan
3.830 m Baik
Dimanfaatkan 12 Jembatan
1 Baik
Dimanfaatkan 13 Tempat parkir
168 m
2
Baik Dimanfaatkan
Fasilitas Fungsional
Tempat Pelelangan Ikan TPI 2, barulama
1264 m
2
sebelah timur
420 m2 sebelah barat baik
Berfungsi dengan baik untuk pemasaran hasil tangkapan.
TPI sebelah timur untuk kapal30 GT, sebelah barat
untuk kapal30 GT
Gudang trays 100 m
2
Pabrik Es Baik
Dimiliki oleh perusahaan- perusahaan yang berada di
sekitar kompleks pelabuhan
Cold torage Baik
Dimiliki oleh perusahaan- perusahan yang berada disekitar
kompleks pelabuhan
Tangki bahan bakar 2 SPBB
8000 liter dan 7 m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
pelayanan kebutuhan BBM nelayan
Tangki air tawar 65 m
3
dan 4 m
3
Baik Berfungsi dengan baik untuk
menampung air sebagai pelayanan kepada pengguna
pelabuan
Galangan kapal 5 unit
Baik Berfungsi untuk pembangunan
kapal-kapal perikanan
368
Tabel 21 Lanjutan
Fasilitas Pokok Ukuran Kapasitas
Kondisi Pemanfaatan
Bengkel 75 m
Slipway 3120 m
2
Berfungsi dengan baik untuk perbaikan kapal, dengan rata-
rata 15 kapal per hari Tempat penjemuran jaring
1.000 m
2
Baik Dimanfaatkan
- Tempat pengolahan ikan
120 m
2
Baik Dimanfaatkan
- Ruang mesin, pompa air
5 unit Baik
Dimanfaatkan Fasilitas komunikasi
Baik Dimanfaatkan
Shelter nelayan 120 m
2
Baik Digunakan untuk tempat
istirahat nelayan Balai pertemuan nelayan
400 m Baik
Digunakan untuk rapat-rapat dan pertemuan dengan nelayan
Rambu suar 2 buah
Baik Berfungsi memandu kapal
memasuki kolam pelabuhan Instalasi penampung air
limbah 1 unit
Baik Berfungsi mengolah limbah
pelabuhan
Pagar kompleks 2.500m
400 m 500 m
Berfungsi Saluran drainase
244 m Berfungsi
Fasilitas Penunjang
Kantor Pengelola PPPPI 544 m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
kegiatan administrasi pelabuhan Kantor syahbandar
36 m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
kantor operasional syahbandar Ruang operator
Dimanfaatkan Mess
14 unit Baik
Ditempati oleh staf pelabuhan Mushola
Baik Dimanfaatkan
MCK 66 m
2
Baik Dimanfaatkan
Laboratorium BMHP 200 m
2
Baik Dimanfaatkan
Kawasan industri 1,85 ha
Belum optimal Zona pengembangan
14,98 ha Belum optimal
Sumber: PPS Cilacap 2006 dan hasil pengamatan lapang
369
Lampiran 22 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPI Pasir, Kabupaten Kebumen
tahun 2005
Fasilitas Pokok Ukuran
Kapasitas Kondisi Pemanfaatan
1 Alur dan kolam pelabuhan
Alur : panjang 50 m, kedalaman
6 m Kolam : 600 m x
175 m mengalami
pendangka lan
Kolam pelabuhan sudah tidak dapat difungsikan lagi
2 Dermaga 435 m kapal 5
GT, 25 unit Mengalam
i pendangka
lan Darmaga sudah tidak berfungsi
3 Tiang penambat kapal Sudah tidak berfungsi
4 Pelampung tambat Sudah tidak berfungsi
5 Pemecah gelombang 75 m x 5 m
Berupa tetrapod
berasalal dari semen
corTidak berfungsi
Tidak berfungsi, hancur diterjang stunami
6 Jalan kompleks pelabuhan
Ada Dimanfaatkan
7 Jembatan Ada
Dimanfaatkan 8 Tempat parkir
Ada Dimanfaatkan
Fasilitas Fungsional
1 Tempat Pelelangan Ikan TPI
Luas gedung 30 x 10 m, luas
lantai lelang 23 m x 10m
Tidak berfungsi
dengan baik
Tidak berfungsi
2 Pabrik Es mini Ada
Tidak berfungsi
dengan baik
Baru dibangun tahun 2004 dengan dana 75 juta
5 Tangki air tawar Ada
Air sumur gali diameter 1 m kealaman 5 m
6Tempat penjemuran jaring Ada Dimanfaatkan
7 Tempat penjemuran ikan Ada Dimanfaatkan
8 Ruang mesin 10 unit ukuran
3x3 dan 1 unit ukuran 4x4 m
Dimanfaatkan 9 Gudang jaring
Ada Dimanfaatkan
Fasilitas komunikasi Tidak ada
Dimanfaatkan
Fasilitas Tambahan
1 Kantor Pengelola PPPPI Ada Dimanfaatkan
2 Ruang operator Tidak ada
Dimanfaatkan 3 Mushola
Ada Dimanfaatkan
4 MCK Ada
Dimanfaatkan Sumber: PPI Pasir 2005 dan hasil pengamatan lapang
370
Lampiran 23 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPI Sadeng, Kabupaten Gunung
Kidul tahun 2005
Fasilitas Pokok Keberadaan
Ukuran Kapasitas
Kondisi Pemanfaatan Prasarana Perairan
1 Alur dan kolam pelabuhan
Ada Lebar 40 m
Baik Dimanfaatkan
Pra dan Sarana Tambat
2 Dermaga Ada
4 tahap. 150 m
50 m.100 m baik Dimanfaatkan
3 Tiang penambat kapal Ada
kapal 30 GT Baik
Dimanfaatkan 4 Pelampung tambat
Ada Optimalisasi
dari jalur 1 baik Dimanfaatkan
Pra dan Sarana Pelindung
7 Pemecah gelombang Ada 150
m Dimanfaatkan
9 Turap penahan tanah Dimanfaatkan
Prasarana Transportasi
11 Jalan kompleks pelabuhan
Ada Dimanfaatkan
12 Jembatan Ada
Dimanfaatkan 13 Tempat parkir
Ada Dimanfaatkan
Fasilitas Fungsional
Tempat Pelelangan Ikan TPI Ada
Dimanfaatkan Pabrik Es
Ada Dimanfaatkan
Cold Strogae Tangki bahan bakar
Ada Dimanfaatkan
Tangki air tawar Ada
100 tangkihari
Dimanfaatkan Bengkel
Ada Dimanfaatkan
Tempat penjemuran jaring Ada
Dimanfaatkan Tempat penjemuran ikan
Dimanfaatkan Ruang mesin
Ada Dimanfaatkan
Gudang jaring Ada
Dimanfaatkan Fasilitas komunikasi
Fasilitas Tambahan
Kantor Pengelola PPPPI Ada Rusak
Dimanfaatkan Kantor syahbandar
Ruang operator Ada
Baik Dimanfaatkan
Mess Ada Rusak
Dimanfaatkan Mushola
Ada Rusak Dimanfaatkan
MCK Ada Rusak
Dimanfaatkan Sumber: PPI Sadeng 2005 dan hasil pengamatan lapang
371
Lampiran 24 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPN Prigi, Kabupaten Trenggalek
tahun 2005
Fasilitas Pokok Ukuran
Kapasitas Kondisi Pemanfaatan
1 Lahan
2 Kolam pelabuhan
o Sebelah barat
o Sebelah Timur
11,5 ha 16 ha
Baik Baik
Lahan tanah ada yang diusahakan oleh Perum
Prasarana untuk pertokoan dan penjemuran ikan
Kolam pelabuhan berfungsi dengan baik untuk berlabuh
kapal dengan kedalaman sekitar 3 m. Terdapat dua kolam yaitu
di sebelah barat untuk berlabuh kapal 30 GT dan di sebelah
timur untuk berlabuh kapal- kapal berukuran kecil 3 GT.
3 Dermaga 552
m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
tempat bertambat kapal 4
Revetment 830 m
2
5 Pemecah gelombang
breakwater 710 m
2
Baik Berfungsi maksimal untuk
melindungi kapal dari hempasan gelombang
6 Jalan kompleks
pelabuhan Panjang : 1.123.5
m; lebar : 6 m Baik,
beraspal Berfungsi dengan baik untuk
lalu lintas transportasi keluar masuk pelabuhan
7 Tempat parkir
168 m
2
Baik, beraspal
Berfungsi dengan baik untuk parkir kendaraan yang
memanfaatkan fasilitas pelabuhan
Fasilitas Fungsional
1 Kantor 655
m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
kegiatan administrasi dan pengelolaan pelabuhan
2 Gedung TPI :
o Sebelah Barat
940 m
2
Baik Dimanfaatkan
o Sebelah Timur
400 m
2
Baik Dimanfaatkan
3 Pabrik Es
20 tonhari Baik
Belum beroperasi 4
SPDN BBM 50 ton
Baik Berfungsi dengan baik untuk
menyediakan kebutuhan solar nelayan
5 Tower Air
30 ton Baik
Sumber air berasal dari sumur artesis dengan kedalaman sekitar
90 m, dalam kondisi baik 6
Bak Air 40 ton
Baik 7
Bengkel 120 m
2
Baik 8
Jaringan Listrik PLN 250 KVA
Baik Berfungsi dengan baik, selain
untuk penerangan jalan dan perumahan, juga dimanfaatkan
untuk kebutuhan pabrik esm bengkel, cold storage dan
perkantoran
9 MCK 90
m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
pelayanan pengguna pelabuhan
372
Tabel 24 Lanjutan
Fasilitas Pokok Ukuran
Kapasitas
Kondisi Pemanfaatan
10 Pos Keamanan : o
Pos Satpam 26 m
2
Baik Berfungsi dengan baik, sebagai
tempat pemungutan pas masuk pelabuhan dan keamanan
pelabuhan
o Pos Terpadu
120 m
2
Baik Dimanfaatkan
11 Telepon 7 unit
Baik Dimanfaatkan
12 Lampu Suar 4 unit
Baik Berfungsi dengan baik untuk
memandu nelayan atau kapal masuk ke pelabuhan
Fasilitas Penunjang
1 Rumah Kepala Dinas
1 unit 70 m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
tempat kepala Perum Prasarana Pelabuhan Perikanan Samudera
cabang Prigi
2 Rumah Dinas
4 unit 120 m
2
4 unit 50 m
2
Baik Berfungsi dengan baik dan
dihuni oleh Kepala Pelabuhan staf PPN dan para pelaksana
Perum Prasarana, 1 unit rumah dimanfaatkan untuk kantor dan
mess Satpolairud
3 Guest House
1 unit 150 m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
sarana akomodasi tamu 4
Balai Pertemuan Nelayan
300 m
2
Baik Berfungsi dengan baik untuk
tempat pertemuan nelayan, dengan kapasitas sekitar 200
orang. Fasilitas juga digunakan untuk pertemuan dan rapat-rapat
instansilembaga lain seperti HNSI dan Koperasi Mina
5 Kios BAP
54 m
2
Baik Dimanfaatkan
oleh Perum
Prasarana untuk tempat pelayanan perbekalan BBM dan
alat tangkap 6
Gudang 200 m
2
Baik Dimanfaatkan
7 Kios Tertutup
16 unit x 24 m
2
Baik Dimanfaatkan 8
Kios Terbuka 14 unit x 22,5 m
2
Baik Dimanfaatkan 9
Gudang pengepakan 180 m
2
Baik Dimanfaatkan
10 Kendaraan Dinas o
roda 2 10 unit
Baik Dimanfaatkan
o roda 3
3 unit Baik
Dimanfaatkan o
roda 4 1 unit
Baik Dimanfaatkan
11 Bangunan Parkir 120 m
2
Baik Dimanfaatkan
Sumber: PPN Prigi 2005 dan hasil pengamatan lapang
373
Lampiran 25 Jenis fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, kondisi serta pemanfaatannya di PPP Pondokdadap, Kabupaten
Malang tahun 2005
Fasilitas Pokok Ukuran
Kapasitas Kondisi Pemanfaatan
1 Alur dan kolam pelabuhan
Baik, alami
Digunakan dengan baik untuk alur keluar masuk pelabuhan
2 Dermaga 4 unit
Baik Berupa dermaga phonton, dengan
frekuensi penggunaan yang tinggi 3 Tiang penambat kapal
Berfungsi baik 4 Tanah
5 Ha Sebagian besar sudah digunakan
untuk pembangunan fasilitas 5 Pemecah gelombang
Tidak ada Lokasi terlindung secara alami oleh
P. Sempu 6 Turap penahan tanah
1900 m
2
Berfungsi dengan
baik 7 Jalan kompleks
pelabuhan 300 m
2
Cukup Jalan dimanfaatkan dengan baik
untuk memasok perbekalan kapal dan distribusi ikan
9 Tempat parkir 2.000 m
2
Cukup Luas area parker cukup
Fasilitas Fungsional
Tempat Pelelangan Ikan TPI 720 m2
Baik Pelelangan ikan berjalan baik
Gudang es 200 m2
Baik Berupa ruangan untuk menyimpan
es, dimanfaatkan dengan baik Tangki bahan bakar
1 Unit 1m3 Baik
Kebutuhan solar belum dapat dipepuhi oleh sarana yang ada
Tangki air tawar 16 m2
Baik Memenuhi kebutuhan air tawar di
pelabuhan Bengkel 60
m2 Baik
Digunakan untuk memperbaiki peralatan kapal yang rusak
Gedung genset 60 m2
Baik Tersedia 2 unit genset 65 kva
Los ikan segar 84 m2 7 unit
Baik Dimanfaatkan untuk penanganan
tuna berukuran besar sebelum dikirim ke Surabaya atau Bali
Gudang penyimpan garam 204 m2
Baik Dimanfaatkan
Gedung pemindangan 450 m2 3
unit Baik Dimanfaatkan
Fasilitas komunikasi Radio SSB
Baik Dimanfaatkan, tidak ada sinyal HP
Balai pertemuan nelayan 130 m2
Baik Dimanfaatkan untuk acara
pertemuan nelayan dan kegiatan masyarakat lainnya
Fasilitas Tambahan Kantor Pengelola PPPPI
150 m baik
Dimanfaatkan Mess
3 unit tipe 150,120, 70
70 baik Dimanfaatkan Mushola ada
Baik Dimanfaatkan
MCK 60 m2
Baik Dimanfaatkan
Kios 38 m2
Baik Dimanfaatkan untuk tempat
berjualan makanan Pos Keamanan
2 unit Baik
Dimanfaatkan Mess Nelayan
8 unit Baik
Dimanfaatkan untuk tempat tempat tinggal nelayan
Sumber: PPP Pondokdadap 2005 dan hasil pengamatan lapang
374
Lampiran 26 Karakteristik responden penelitian
No. Responden Jumlah
orang
1. Longline
13 2.
Purse seine 14
3. Gillnet multifilament
8 4.
Gillnet monofilament 30
5. Trammel net
8 6. Payang
3 7. Rawai
2 8. Pancing
tonda 11
9. Pedagang 13
10. Pengolah ikan
6 11. Pengelola
PPPPI 6
12. PEMDABAPPEDA 3
13. Dinas Provinsi
2 14. Dinas
Kabupaten 3
15. Penyuluh lapangan
1 16. PMU
3 17. KUD
2 18. Tokoh
Masyarakat 2
19. Responden grup
pakar 5
375
Lampiran 27 Kecenderungan nilai CPUE Perikanan Tuna
50 100
150 200
250 300
350 400
2000 2001
2002 2003
2004
Tahun CP
UE k
g t
ri p
a. CPUE tuna dengan alat tangkap tonda di PPP Pondokdadap
1 2
3 4
5 6
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
Tahun CP
UE to
n t
ri p
b. CPUE tuna di PPN Palabuhanratu
376
Lampiran 28 Perhitungan kelayakan finansial perikanan tuna longline 1.
Deskripsi umum unit penangkapan Panjang kapal
21,02 – 26,42 m Lebar kapal
5,10 – 7,24 m Dalam kapal
1,30 – 3,27 m Draft kapal
0,90 – 2,90 m Tonnage GT
33 – 137 GT Material
konstruksi Kayu
Tahun pembuatan 1996 – 2004
Mesin utama 250 – 400 PK
Kapasitas palkah 8 – 40 ton
2. Biaya investasi
kapal Rp 800.000.000,00
Alat tangkap Rp 125.000.000,00
Mesin kapal Rp 125.000.000,00
Modal Kerja Rp 50.000.000,00
Investasi total Rp 1.100.000.000,00
3. Biaya tetap
Biaya perawatan
- kapal Rp 100.000.000,00
- alat tangkap Rp 100.000.000,00
- mesin kapal Rp 75.000.000,00
Biaya penyusutan - kapal
Rp 80.000.000,00 - alat tangkap
Rp 12.500.000,00 - mesin kapal
Rp 12.500.000,00 Biaya kantor
Rp 125.000.000,00 Biaya tetap total
Rp 505.000.000,00 4. Biaya
variabel Biaya operasi per trip
Solar : 25.000 l x Rp 4.300,00 Rp 107.500.000,00
Olie : 400 l x Rp 8.000,00 Rp 3.200.000,00
Es : 350 balok x Rp 8.000,00 Rp 2.800.000,00
Umpan : - layang : 50 dus x Rp 125.000,00 Rp 6.250.000,00
- lemuru : 100 dus x Rp 85.000,00 Rp 8.500.000,00
- bandeng :50 dus x Rp 90.000,00 Rp 4.500.000,00
Gasminyak tanah : 100 l x Rp 3.000,00 Rp 300.000,00
Air tawar : 10 ton x Rp 18.000,00 Rp 180.000,00
Konsumsi ABK Rp 15.000.000,00
Biaya perizinan dan perjalanan Rp 5.000.000,00
Gaji dan premi ABK Rp 36.400.000,00
Total biaya operasi per trip Rp 192.330.000,00
Pendapatan Nakhoda 10 x pendapatan bersih Rp 14.967.000,00
Total biaya variabel Rp 1.243.782.000,00
Biaya total Rp 1.748.782.000,00
377
Lampiran 28 Lanjutan Penerimaan Usaha
No. Tujuan pemasaran
Jumlah hasil tangkapan
kg Harga
Rpkg Penerimaan
Rp x 1.000 1.
2. Ekspor
Lokal 4.000
4.000 76.000
10.000 304.000,00
40.000,00 Sub Total
344.000,00 3.
Retribusi 5 x penerimaan lokal
2.000,00 Sub Total
342.000,00 4.
Biaya operasi per trip 192.330,00
Pendapatan bersih per trip 149.670,00
5. Pendapatan Nakhoda 10 x
pendapatan bersih 14.967,00
6. Pendapatan ABK
- Gaji - Premi
2.427,00 1.700,00
727,00
Kelayakan Usaha
No. Kriteria Nilai
1. Keuntungan usaha
Rp 303.218.000,00 2.
NPV Rp 889.518.836,00
3. BC
1,81 4.
IRR 31,00
Kelayakan Usaha Hasil Simulasi No.
Kriteria 5 Trip per tahun
Turun Produksi turun 5
Turun 1.
Keuntungan usaha
Rp 168.515.000,00 44,42 Rp 210.878,000,00 30,45
2. NPV
Rp 5.685.568,00 99,36 Rp 283.643.956,00 68,11 3.
BC 1,01 44,20
1,26 30,39 4.
IRR 9,00 70,96
14,00 54,84 No.
Kriteria Subsidi BBM 10
Naik Kualitas ekspor naik
menjadi 60 Naik
1. Keuntungan
usaha Rp 361.268.000,00
19,14 Rp 590.498.000,00 94,74
2. NPV
Rp 1.270.405.090,00 42,82 Rp 2.774.462.906,00 211,91 3.
BC 2,15 18,78
3,52 94,48 4.
IRR 37,00 19,35
51,00 64,52
Lampiran 29 Input analisis keterkaitan dengan fishing ground forward linkages daya tarik PPPPI bagi pendaratan kapal longline
No. PPPPI Fasilitas
perairan - alur masuk pelabuhan
- kedalaman kolam pelabuhan
Fasilitas darat - fasilitas bongkar muat
- fasilitas penanganan ikan Potensi pemasaran
- keberadaan industri pengolah tuna - keberadaan eksportir
- akses pasar 1.
PPN Palabuhanratu - alur masuk: 294 m
- kedalaman kolam: - 3 m - fasilitas tangki BBM: 320 m
3
, 208 m
2
- tidak ada fasilitas tempat penanganan tuna - industri pengolah tuna tidak ada
- ekspor melalui eksportir yang ada di Jakarta - akses pasar tinggi
2. PPP Cilautereun
- alur masuk dangkal - kedalaman kolam dangkal,
luas kolam: 350 m, 100 m - fasilitas tangki BBM: 9 m
2
- tidak ada tempat penanganan tuna - industri pengolah tuna tidak ada
- ekspor melalui eksportir di Jakarta - akses pasar rendah
3. PPS Cilacap
- alur masuk: lebar 40 m - kedalaman kolam pelabuhan: - 3 m
- fasilitas tangki BBM: 8000 l, 7 m
2
- pabrik es, cold storage - industri pengolah tuna cukup banyak
- eksportir cukup banyak, dapat langsung dari Cilacap atau melalui Jakarta
- akses jalan tinggi 4.
PPI Pasir - alur masuk pelabuhan tidak
berfungsi - kolam pelabuhan tidak berfungsi
- tidak ada fasilitas tangki BBM - tidak ada tempat penanganan tuna
- tidak ada industri pengolah tuna - eksportir tidak ada
- akses pasar rendah 5.
PPI Sadeng - alur masuk lebar: 40 m
- kolam pelabuhan dangkal - fasilitas BBM ada
- tersedia pabrik es, tempat khusus penanganan tuna tidak ada
- industri pengolah tuna tidak ada - eksportir tidak ada, tuna dibawa pengumpul
ke Surabaya atau Jakarta - akses pasar rendah
6. PPI Tamperan
- alur masuk dangkal - kolam pelabuhan dangkal
- fasilitas tangki BBMtidak ada - tidak ada tempat penanganan ikan
- industri pengolah tuna tidak ada - eksportir tidak ada
- akses pasar rendah 7.
PPN Prigi - alur masuk lebar
- kolam pelabuhan: - 3 m - fasilitas tangki BBM 50 ton
- pabrik es di luar pelabuhan - industri pengolah tuna tidak ada
- eksportir tuna tidak ada, ikan tuna dibawa oleh pengumpul ke Surabaya atau Bali
- akses pasar rendah 8.
PP Pondokdadap - alur masuk cukup lebar
- kolam pelabuhan dangkal - TPI 720 m
2
, tangki solar 1 unit: 1m
3
- gedung penyimpan es 200 m
2
, tempat penanganan tuna
- industri pengolah tuna tidak ada - eksportir tidak ada, ikan tuna dibawa
pengumpul ke Surabaya atau Bali - akses pasar rendah
37 8
Lampiran 30 Hasil analisis keterkaitan dengan fishing ground forward linkages daya tarik PPPPI bagi pendaratan kapal longline
No. PPPPI Fasilitas
perairan - alur masuk pelabuhan
- kedalaman kolam pelabuhan
Fasilitas darat - fasilitas bongkar muat
- fasilitas penanganan ikan Potensi pemasaran
- keberadaan industri pengolah tuna
- keberadaan eksportir - akses pasar
Tingkat daya tarik
1. PPN Palabuhanratu -
memenuhi - memenuhi
- memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- memenuhi tinggi
2. PPP Cilautereun
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi rendah
3. PPS Cilacap
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi tinggi
4. PPI Pasir
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi rendah
5. PPI Sadeng
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi rendah
6. PPI Tamperan
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi rendah
7. PPN Prigi
- memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
rendah 8. PP
Pondokdadap -
memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi rendah
Kriteria keputusan : 51 - 100 memenuhi kriteria : tingkat kelayakan teknis tinggi 0 - 50 memenuhi kriteria : tingkat kelayakan teknis rendah
37 9
Lampiran 31 Penilaian analisis aspek teknis lokasi pelabuhan pada pengembangan perikanan lepas pantai
No. PPPPI Perairan
- profil perairan lokasi pelabuhan - aspek oseanografi perairan
Penilaian Darat - bentuk topografi lahan
- luas lahan yang telah disediakan untuk pembangunan pelabuhan
Penilaian Kelayakan teknis
1. PPN Palabuhanratu
- teluk yang luas, lokasi pelabuhan cukup terlindung - pengaruh gelombang tidak begitu besar
- baik - baik
- lahan datar di sekitar lokasi pelabuhan cukup luas
- luas lahan yang tersedia 10,6 ha - baik
- baik tinggi
2. PPP Cilautereun
- sungai, lokasi pelabuhan tidak cukup terlindung - pengaruh hempasan gelombang tidak begitu besar
- tidak baik - baik
- lahan datar di sekitar lokasi pelabuhan cukup luas
- luas lahan yang tersedia terbatas - baik
- tidak baik rendah
3. PPS Cilacap
- teluk yang luas, lokasi pelabuhan cukup terlindungi oleh P. Nusakambangan
- pengaruh hempasan gelombang tidak begitu besar - baik
- baik - lahan datar di sekitar pelabuhan cukup
luas - luas lahan : 33,00 ha
- baik - baik
tinggi 4.
PPI Pasir - teluk sempit, lokasi pelabuhan tidak cukup
terlindung - pengaruh hempasan gelombang cukup besar
- tidak baik - tidak baik
- lahan datar di sekitar pelabuhan sempit, lahan di belakang pelabuhan berbukit
- luas lahan yang tersedia terbatas - tidak baik
- tidak baik rendah
5. PPI Sadeng
- teluk sempit, lokasi pelabuhan tidak cukup terlindung
- pengaruh hempasan gelombang cukup besar - tidak baik
- tidak baik - lahan datar di sekitar pelabuhan sempit,
lahan di belakang pelabuhan berbukit - luas lahan terbatas
-tidak baik - tidak baik
rendah 6.
PPI Tamperan - teluk sempit, lokasi pelabuhan tidak cukup
terlindung - pengaruh hempasan gelombang cukup besar
- tidak baik - tidak baik
- lahan datar di sekitar lokasi pelabuhan cukup luas
- luas lahan yang tersedia terbatas - baik
- tidak baik rendah
7. PPN Prigi
- teluk yang luas, lokasi pelabuhan terlindung - pengaruh hempasan gelombang tidak begitu besar
- baik - baik
- lahan datar di sekitar lokasi pelabuhan cukup luas
- luas lahan tersedia 11,5 ha - baik
- baik tinggi
8. PP Pondokdadap
- perairan terbuka,lokasi pelabuhan sedikit terlindungi oleh P. Sempu
- pengaruh hempasan gelombang tidak begitu besar - baik
- baik - lahan datar di sekitar pelabuhan sempit,
lahan di belakang pelabuhan berbukit - luas lahan : 5 ha
- tidak baik - tidak baik
rendah
Kriteria keputusan : 51 - 100 baik : tingkat kelayakan teknis tinggi 0 - 50 baik : tingkat kelayakan teknis rendah
380
Lampiran 32 Input untuk analisis keterkaitan dengan pasar backward linkages tingkat aksesibilitas lokasi PPPPI perikanan lepas pantai
No. PPPPI Jarak
Waktu Biaya
Prasarana jalan
Sarana transportasi
Hambatan perjalanan
1. PPN Palabuhanratu
PPN Palabuhanratu- Bandung: 155 km
Jakarta: 145 km PPN Palabuhanratu-
Bandung: 4-5 jam Jakarta: 4-5 jam
PPN Palabuhanratu- Bandung: 4-5 jam
Jakarta: 4-5 jam -Jalan hotmix, lebar
jalan 5-6 m; - Jalan tol
- Kondisi: baik Truk, colt, mini
bus Jalan sempit,
Berkelok-kelok, kemacetan 2.
PPP Cilautereun PPP Cilautereun-
Pamempeuk: 5 km, Garut: 84 km
Bandung : 190 km Jakarta :
PPP Cilautereun- Pamempeuk: 15’ Garut :
3-4 jam Bandung: 4-5 jam
Jakarta: 6-7 jam PPP Cilautereun-
Pamempeuk: 15’, Garut: 3-4 jam
Bandung: 4-5 jam Jakarta: 6-7 jam
- Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt, mini bus
Jalan sempit, berkelok-kelok, sebagian ruas jalan rusak
3. PPS Cilacap
PPS Cilacap - Cilacap: 2 km
Semarang: 251 km Jakarta: 350 km
PPS Cilacap- Cilacap: 5 menit
Semarang: 5-6 jam Jakarta: 7-8 jam
PPS Cilacap- Cilacap: 5 menit
Semarang: 3-4 jam Jakarta: 7-8 jam
- Jalan hotmix, lebar jalan 8-9 m;
- Jalan tol - Kondisi : baik
Truk, colt, mini bus, bus, container,
Pada beberapa ruas jalan kadang terjadi kemacetan
4. PPI Pasir
PPI Kebumen- Kebumen: 45 km
Semarang: 200 km Jakarta: 400 km
PPI Kebumen- Kebumen: 1-1,5 jam
Semarang: 4-5 jam Jakarta: 8-9 jam
PPI Kebumen- Kebumen: 1-1,5 jam
Semarang: 4-5 jam Jakarta: 8-9 jam
- Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt Jalan sempit, berkelok-kelok,
sebagian ruas jalan rusak
5. PPI Sadeng
PPI Sadeng- Wonosari: 46 km
Yogyakarta: 90 km Sadeng-
Wonosari: 1-1,5 jam Yogyakarta: 2-3 jam
Sadeng- Wonosari: 1-1,5 jam
Yogyakarta: 2-3 jam - Jalan hotmix, lebar
jalan 5-6 m; sebagian ada yang rusak
- Jalan tol Truk, colt
Jalan sempit, berkelok-kelok, sebagian ruas jalan rusak
6. PPI Tamperan
PPI Tamperan- Surabaya: 256 km
Surakarta: 117 km Yogyakarta: 114 km
PPI Tamperan- Surabaya: 6-7 jam
Surakarta: 3-4 jam Yogyakarta: 3-4 jam
PPI Tamperan- Surabaya: 6-7 jam
Surakarta: 3-4 jam Yogyakarta: 3-4 jam
Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt, mini bus, bus, container
Jalan sempit, berkelok-kelok, sebagian ruas jalan rusak
7. PPN Prigi
PPN Prigi- Watulimo: 4 km
Trenggalek: 47 km Surabaya: 260 km
PPN Prigi Watulimo: 10 menit
Trenggalek: 1-2 jam Surabaya: 6-7 jam
PPN Prigi- Watulimo: 4 km
Trenggalek: 47 km Surabaya: 260 km
Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Surabaya: 260 km Truk, colt, mini
bus Jalan sempit, berkelok-kelok,
sebagian ruas jalan rusak
8. PPP Pondokdadap
PPP Pondokdadap- Kepanjen: 75 km
Malang: 69 km Surabaya: 157 km
PPI Pondokdadap- Kepanjen: 2-3 jam
Malang: 2-3 jam Surabaya: 5-6 jam
PPI Pondokdadap- Kepanjen: 75 km
Malang: 69 km Surabaya: 157 km
Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt Jalan sempit, berkelok-kelok,
sebagian ruas jalan rusak
38 1
Lampiran 33 Hasil analisis keterkaitan dengan pasar backward linkages tingkat aksesibilitas lokasi PPPPI perikanan lepas pantai
No. PPPPI jarak
waktu biaya
Kualitas Prasarana
jalan Sarana
transportasi Hambatan
perjalanan Tingkat
aksesibilitas 1.
PPN Palabuhanratu dekat baik
cepat baik kecil baik
baik baik
tinggi tidak baik tinggi
2. PPP Cilautereun
jauh tidak baik lama tidak baik besar tidak baik baik
jelek tinggi tidak baik
rendah 3.
PPS Cilacap jauh tidak baik lama tidak baik
besar baik baik
baik rendah baik
tinggi 4.
PPI Pasir jauh tidak baik lama tidak baik
besar tidak baik jelek jelek
tinggi tidak baik rendah
5. PPI Sadeng
dekat baik cepat baik
kecil baik jelek
jelek tinggi tidak baik
rendah 6.
PPI Tamperan jauh tidak baik lama tidak baik
besar tidak baik baik jelek
tinggi tidak baik rendah
7. PPN Prigi
jauh tidak baik lama tidak baik besar tidak baik jelek
jelek tinggi tidak baik
rendah 8.
PPP Pondokdadap dekat baik
cepat baik kecil baik
jelek jelek
tinggi tidak baik rendah
Pengukuran : Zona PPPPI dari dan menuju tujuan pasar primer: PPN Palabuhanratu, PPP Cilautereun, PPS Cilacap, PPI Pasir: Jakarta
PPI Sadeng: Yogyakarta PPI Tamperan: Surakarta, Yogyakarta
PPN Prigi, PPP Pondokdadap: Surabaya
Kriteria keputusan : 51 - 100 nilai baik = tingkat aksesibilitas tinggi 0 - 50 nilai baik = tingkat aksesibilitas rendah
38 2
Lampiran 34 Input untuk analisis keterkaitan dengan pasar backward linkages peluang bangkitan pergerakan lokasi PPPPI di masa datang pada pengembangan perikanan lepas pantai
No. PPPPI Peruntukan
lahan Jumlah
Penduduk tingkat Kecamatan jiwa
Perkembangan sektor perikanan
- keberadaan - perkembangan
- jumlah produksi Perkembangan
sektor industri - keberadaan
- perkembangan Perkembangan
sektor pariwisata - keberadaan
- perkembangan Perkembangan
sektor perdagangan
- keberadaan - perkembangan
Keberadaan pusat
pemerintahan
1. PPN Palabuhanratu
Peruntukan lahan: perikanan,
pariwisata, industri, dan perdagangan
Lebih dari 50.000 - ada
- sudah berkembang
- 3.367.517 kg - ada
- industri pengolahan ikan
- ada - wisata pantai
- ada - sedang
berkembang Pusat
pemerintahan kabupaten
2. PPP Cilautereun
Peruntukan lahan:
perikanan dan pariwisata
35.546 - ada
- sudah berkembang - 2.391.770 kg
- tidak ada - ada
- wisata pantai - tidak ada
bukan 3. PPS
Cilacap Peruntukan lahan:
perikanan, pariwisata, industri,
perdagangan Besar 77.132
- ada - sudah
berkembang -5.955.170 kg
- ada - industri semen, tepung
terigu, pengolahan ikan, pakan ternak, kilang
minyak - ada
- wisata pantai - ada
- sektor perdagangan
maju Pusat
pemerintahan kecamatan
4. PPI Pasir
Peruntukan lahan:
perikanan dan pariwisata
Kurang dari 50.000
- ada - belum
berkembang - 444.297 kg
- tidak ada - ada
- wisata pantai - tidak ada
bukan 5. PPP
Sadeng Peruntukan lahan:
perikanan Kurang dari
50.000 - ada
- belum berkembang
- 232.193 kg - tidak ada
- tidak ada - tidak ada
bukan 6. PPI
Tamperan Peruntukan lahan:
perikanan, industri dan pariwisata
62.282 - ada
- belum berkembang
- 592.954 kg - ada
- industri kapal fiberglass
- ada - wisata pantai
- ada Pusat
pemerintahan kabupaten
7. PPN Prigi
Peruntukan lahan:
perikanan, pariwisata, dan
industri, 61.120
- ada - sudah
berkembang - 17.794.000 kg
- ada - industri tepung
ikan - ada
- wisata pantai - tidak ada
bukan 8. PPP
Pondokdadap Peruntukan lahan:
perikanan sedikit -
ada - sudah berkembang
- 6. 660.702 kg - tidak ada
- tidak ada - tidak ada
bukan
38 3
Lampiran 35 Hasil analisis keterkaitan dengan pasar backward linkages peluang bangkitan pergerakan lokasi PPPPI di masa datang pada pengembangan perikanan lepas pantai
No. PPPPI Peruntukan
lahan Jumlah
penduduk Perkembangan sektor
perikanan Perkembangan
sektor industri Perkembangan
sektor pariwisata
Perkembangan perdagangan
Keberadaan pusat
pemerintahan Tingkat
bangkitan pergerakan
1. PPN Palabuhanratu
banyak besar ada, sudah berkembang
ada ada ada ya tinggi 2. PPP
Cilautereun kecil sedikit
ada, sudah berkembang
tidak ada ada
tidak ada bukan
rendah 3. PPS
Cilacap besar
besar ada,
sudah berkembang
ada ada ada ya tinggi 4. PPI
Pasir kecil sedikit ada,
belum berkembang
tidak ada ada
tidak ada bukan
rendah 5. PPP
Sadeng kecil
kecil ada,
belum berkembang
tidak ada ada
tidak ada bukan
rendah 6. PPI
Tamperan besar
besar ada,
belum berkembang
tidak ada
ada ada ya tinggi 7. PPN
Prigi besar besar
ada, sudah
berkembang tidak ada
ada tidak ada
bukan tinggi
8. PPP Pondokdadap
kecil sedikit ada, sudah
berkembang tidak ada
ada tidak ada
bukan rendah
Kriteria keputusan : 51 - 100 nilai baik = tingkat peluang bangkitan pergerakan tinggi 0 - 50 nilai baik = tingkat peluang bangkitan pergerakan rendah
38 4
Lampiran 36 Penilaian secara keseluruhan analisis subsistem pelabuhan: fungsionalitas dan aksesibilitas pada perikanan lepas pantai
No. PPPPI Keterkaitan
dengan fishing ground
tingkat daya tarik Kelayakan teknis
lokasi pelabuhan Keterkaitan dengan pasar
tingkat aksesibilitas lokasi pelabuhan
Keterkaitan dengan pasar tingkat peluang bangkitan
pergerakan lokasi pelabuhan Penilaian
1. PPN Palabuhanratu
tinggi tinggi
tinggi tinggi
baik 2.
PPP Cilautereun rendah
rendah rendah
rendah tidak baik
3. PPS Cilacap
tinggi tinggi
rendah tinggi
baik 4.
PPI Pasir rendah
rendah rendah
rendah tidak baik
5. PPP Sadeng
rendah rendah
rendah rendah
tidak baik 6.
PPI Tamperan rendah
rendah rendah
tinggi tidak baik
7. PPN Prigi
rendah tinggi
rendah tinggi
tidak baik 8.
PPP Pondokdadap rendah
rendah rendah
rendah tidak baik
Kriteria keputusan : 51 - 100 nilai tinggi = keberadaan pelabuhan perikanan baik untuk mendukung perkembangan perikanan tuna 0 - 50 nilai tinggi = keberadaan pelabuhan perikanan tidak baik untuk mendukung perkembangan perikanan tuna
38 5
386
Lampiran 37 Hasil analisis CPUE beberapa jenis alat tangkap di Selatan Jawa Kabupaten Cilacap
a. Alat tangkap gillnet
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8 2
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
CP U
E to
n t
r ip
b. Alat tangkap trammel net
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
0.14
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Tahun
CP U
E to
n t
r ip
Kabupaten Prigi
c. Alat tangkap purse seine
5 10
15 20
25 30
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
C P
U E
to n
tr ip
387
Lampiran 37 Lanjutan d. Alat tangkap Rawai
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
C P
U E
to n
t r
ip
Kebumen
e. Bawal putih di PPI Pasir dengan alat tangkap jaring insang monofilament
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
0.14 0.16
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 Tahun
C P
U E
to n
t r
ip
f. Layur di PPI Pasir dengan alat tangkap jaring insang monofilament
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 Tahun
C P
U E
to n
tr ip
388
Lampiran 37 Lanjutan Garut
g. Lobster
0.005 0.01
0.015 0.02
0.025 0.03
1999 2000
2001 2002
2003 Tahun
CP U
E to
n t
r ip
Kabupaten Sukabumi
h. Cakalang dengan alat tangkap gillnet
5 10
15 20
25 30
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
Tahun
CP U
E to
n t
r ip
i. Cucut dengan rawai
5 10
15 20
25
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
Tahun
C P
U E
to n
tr ip
389
Lampiran 38 Perhitungan finansial perikanan trammel net
Keadaan unit penangkapan ikan Keterangan
I. Investasi
Kapal dan perlengkapannya umur teknis 10 tahun 77,300,000
Mesin umur teknis 10 tahun 24,125,000
Alat tangkap 2 set umur teknis 2 tahun 12,550,000
Life Jacket umur teknis 5 tahun; 8 x Rp.120.833,00 966,667
Jumlah 114,941,667
II. Penerimaan A
Musim Paceklik : - Udang Jerbung : 30 kgtrip x Rp57.643,00 x 8 trip 13,834,320
- Udang Dogol : 25 kgtrip x Rp27.409,00 x 8 trip 5,481,800
Musim Biasa : - Udang Jerbung : 55 kgtrip x Rp53.378,00 x 12 trip 35,229,480
- Udang Dogol : 40 kgtrip x Rp23.937,00 x 12 trip 11,489,760
Musim Puncak : - Udang Jerbung : 75 kgtrip x Rp57.107,00 x 16 trip 68,528,400
- Udang Dogol : 60 kgtrip x Rp26.497,00 x 16 trip 25,437,120
Jumlah A 160,000,880
Biaya Tetap B
Penyusutan kapal dan perlengkapannya 6,530,000
Penyusutan mesin 1,612,500
Penyusutan Alat tangkap 6,275,000
Penyusutan life jacket 193,333
Perawatan Kapal 1,487,500
Perawatan Alat tangkap 616,667
Perawatan mesin 3,000,000
SIUP 65,000
Pas Biru 150,000
Jumlah B 19,930,000
Perbekalan C
Retribusi 3 x A 4,800,026
Solar 103 litertrip x 36 trip x Rp4.300,00liter 15,944,400
Konsumsi : Beras 0,6 kgABKHari x 288 hari x 8 ABK x Rp3.500,00kg 4,838,400
Rokok 1 bksABKHari x 288 hari x 8 ABK x Rp5.000,00bks 11,520,000
Oli 6 litertrip x 36 trip x Rp15.000,00liter 3,240,000
Es balok 5,67 baloktrip x 36 trip x Rp12.000,00balok 2,449,440
Minyak Tanah 10 litertrip x 36 trip x Rp2.500,00liter 900,000
Jumlah C 43,692,266
Keuntungan Sebelum Bagi Hasil D = A - C 116,308,614
Bagi Hasil ABK E = 45 x D 52,338,876
Bonus Nahkoda F = 4,5 x D 5,233,888
Total Biaya Operasional G = C + E + F 101,265,030
TOTAL BIAYA H = B + G 121,195,031
390 Lampiran 38 Lanjutan
Keuntungan Bersih Pemilik Setelah Bagi Hasil A - H 38,805,849
DF = 15 NPV
130,259,354 Net BC
2.1333 IRR
0.41623
Lampiran 39 Input analisis keterkaitan dengan fishing ground daya tarik PPPPI pada pengembangan perikanan pantai
No. Kriteria Fasilitas
perairan - alur masuk pelabuhan
- kedalaman kolam pelabuhan
Fasilitas darat - fasilitas bongkar muat
- fasilitas penanganan ikan Potensi pemasaran
- keberadaan industri pengolah ikan - keberadaan eksportir
- akses pasar 1.
PPN Palabuhanratu - alur masuk: 294 m
- kedalaman kolam: - 3 m - TPI: 920 m
2
, fasilitas BBM: 320 m
3
, 208 m
2
- fasilitas penanganan ikan ada - industri pengolah ikan ada
- eksportir ada - akses pasar tinggi
2. PPP Cilautereun
- alur masuk dangkal - kedalaman kolam dangkal,
luas kolam: 350 m, 100 m - TPI: 160 m
2
, tangki BBM: 9 m
2
- tidak ada tempat penanganan tuna - industri pengolah ikan ada
- pedagang pengumpul ada, eksportir tidak ada - akses pasar rendah
3. PPS Cilacap
- alur masuk: lebar 40 m - kedalaman kolam pelabuhan: - 3 m
- TPI: 1264 m
2
, 420 m
2
, fasilitas BBM: 8000 l, 7 m
2
- pabrik es, cold storage - industri pengolah ikan banyak
- eksportir cukup banyak - akses jalan tinggi
4. PPI Pasir
- alur masuk pelabuhan tidak berfungsi
- kolam pelabuhan tidak berfungsi - TPI: 230 m
2,
tidak ada fasilitas BBM - tidak ada tempat penanganan tuna
- tidak ada industri pengolah ikan - pedagang pengumpul ada, eksportir tidak ada
- akses pasar rendah 5.
PPI Sadeng - alur masuk lebar: 40 m
- kolam pelabuhan dangkal - TPI tersedia, fasilitas BBM ada
- tersedia pabrik es - industri pengolah ikan tidak ada
- pedagang pengumpul ada, eksportir tidak ada - akses pasar rendah
6. PPI Tamperan
- alur masuk dangkal - kolam pelabuhan dangkal
- TPI: 160 m
2
, fasilitas BBM: tidak ada
- tidak ada tempat penanganan ikan - industri pengolah ikan tidak ada
- pedagang pengumpul ada, eksportir tidak ada - akses pasar tinggi
7. PPN Prigi
- alur masuk lebar - kolam pelabuhan: - 3 m
- TPI: 940 m
2
, 400 m
2
, fasilitas BBM: 50 ton
- Pabrik es di luar pelabuhan - industri pengolah ikan ada
- pedagang pengumpul ada, eksportir ada - akses pasar tinggi
8. PP Pondokdadap
- alur masuk cukup lebar - kolam pelabuhan dangkal
- TPI 720 m
2
, tangki solar 1 unit: 1m
3
- gedung penyimpan es 200 m
2
, tempat penanganan tuna
- industri pengolah ikan ada - pedagang pengumpul ada, eksportir tidak ada
- akses pasar tinggi
3 91
Lampiran 40 Hasil analisis keterkaitan dengan fishing ground daya tarik PPPPI pada pengembangan perikanan pantai
No. Kriteria Fasilitas
perairan - alur masuk pelabuhan
- kedalaman kolam pelabuhan
Fasilitas darat - fasilitas bongkar muat
- fasilitas penanganan ikan Potensi pemasaran
- keberadaan industri pengolah tuna
- keberadaan eksportir - akses pasar
Tingkat daya tarik
1. PPN Palabuhanratu -
memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi tinggi
2. PPP Cilautereun
- memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- memenuhi - tidak memenuhi
sedang 3. PPS
Cilacap -
memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi tinggi
4. PPI Pasir
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- tidak memenuhi rendah
5. PPI Sadeng
- memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - tidak memenuhi
- memenuhi - tidak memenuhi
sedang 6. PPI
Tamperan -
memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- memenuhi sedang
7. PPN Prigi
- memenuhi
- tidak memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
tinggi 8. PP
Pondokdadap -
memenuhi - tidak memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi tinggi
Keputusan : 6 -7 kriteria memenuhi = daya tarik tinggi 3 - 5 kriteria memenuhi = daya tarik sedang
0 - 2 kriteria memenuhi = daya tarik rendah
392
Lampiran 41 Penilaian aspek teknis pelabuhan pada pengembangan perikanan pantai
No. Kriteria Fasilitas
perairan - profil lokasi pelabuhan
- alur masuk pelabuhan - kedalaman kolam pelabuhan
- panjang darmaga
Penilaian Fasilitas darat
- luas lahan - fasilitas bongkar muat
- fasilitas penanganan ikan
Penilaian Kelayakan teknis
1. PPN Palabuhanratu
- teluk yang luas, lokasi pelabuhan terlindung - alur masuk: 294 m
- kedalaman: – 3 m - panjang darmaga : 509 m, 410 m
- baik - memenuhi
- memenuhi - luas lahan: 10,6 ha
- tersedia TPI, fasilitas BBM, fasilitas perbekalan lainnya
- tersedia es - memenuhi
- memenuhi - baik
tinggi 2.
PPP Cilautereun - sungai, lokasi pelabuhan tidak cukup terlindung
- alur masuk pelabuhan sempit dan dangkal - kedalaman kolam pelabuhan dangkal
- panjang darmaga: 400 m - tidak baik
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - cukup
- tersedia TPI, fasilitas BBM, fasilitas perbekalan lainnya
- tersedia es,namun tempat khusus untuk penanganan ikan belum ada
- memenuhi - baik
- baik tinggi
3. PPS Cilacap
- teluk yang luas, lokasi pelabuhan cukup terlindungi oleh P. Nusakambangan
- alur masuk pelabuhan 40 m, namun sering mengalami pendangkalan
- kedalaman kolam: - 3 m - panjang darmaga: 2x171m, 8x78,8 m, 240 m
- baik - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- luas lahan: 33,00 ha - TPI: 1.264 m
2
, 420 m
2
fasilitas BBM: 8.000 l, 7 m
2
- pabrik es banyak, cold storage tersedia - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
tinggi
4. PPI Pasir
- teluk sempit, lokasi pelabuhan tidak cukup terlindung
- alur masuk tidak berfungsi - kedalaman kolam pelabuhan sudah kering
- darmaga tidak berfungsi - tidak baik
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- tidak memenuhi - luas lahan terbatas
- tersedia TPI, fasilitas lain masih terbatas
- tersedia es, namun tempat khusus untuk penanganan ikan belum ada
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
- memenuhi rendah
5. PPI Sadeng
- teluk sempit, lokasi pelabuhan tidak cukup terlindung
- alur masuk pelabuhan sempit - kedalaman kolam dangkal
- panjang darmaga cukup - tidak baik
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi - luas lahan tidak cukup luas
- tersedia TPI, fasilitas BBM, fasilitas perbekalan masih terbatas
- tersedia pabrik es mini - baik
- memenuhi - memenuhi
tinggi
6. PPI Tamperan
- teluk sempit, lokasi pelabuhan tidak cukup terlindung
- alur masuk pelabuhan sempit - kedalaman kolam pelabuhan dangkal
- darmaga tidak berfungsi - tidak baik
- memenuhi - memenuhi
- tidak memenuhi - luas lahan cukup luas
- Ada TPI tetapi tidak berfungsi, fasilitas lain belum ada
- fasilitas penanganan ikan tidak ada - memenuhi
- tidak memenuhi - tidak memenuhi
sedang
3 93
Lampiran 41 Lanjutan
No. Kriteria Fasilitas
perairan - profil lokasi pelabuhan
- alur masuk pelabuhan - kedalaman kolam pelabuhan
- panjang darmaga
Penilaian Fasilitas darat
- luas lahan - fasilitas bongkar muat
- fasilitas penanganan ikan
Penilaian Kelayakan teknis
7. PPN Prigi
- teluk yang luas, lokasi pelabuhan terlindung - alur masuk pelabuhan: lebar
- kedalaman kolam pelabuhan: - 3 m - panjang darmaga: 552 m
2
- baik - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
- luas lahan: 11,5 ha - TPI: 940 m2, 400 m2
Fasilitas BBM: 50 ton - tersedia es, namun tempat khusus untuk
penanganan ikan belum ada - memenuhi
- memenuhi - memenuhi
tinggi
8. PPP Pondokdadap
- perairan terbuka,lokasi pelabuhan terlindungi oleh P. Sempu
- alur masuk lebar - kedalaman kolam pelabuhan dangkal
- darmaga phonton 4 unit - baik
- memenuhi - memenuhi
- tidak memenuhi - luas lahan : 5 ha
- tersedia TPI, fasilitas BBM dan fasilitas perbekalan lainnya
- tersedia es, tempat khusus untuk penanganan ikan ada
- memenuhi - memenuhi
- memenuhi tinggi
Keputusan : 67-100 memenuhi : tingkat kelayakan teknis tinggi 34-66 memenuhi : tingkat kelayakan teknis sedang
0-33 memenuhi : tingkat kelayakan teknis rendah
3 94
Lampiran 42 Input untuk analisis keterkaitan dengan pasar bacward linkages tingkat aksesibilitas lokasi PPPPI pada pengembangan perikanan pantai
No. Kriteria jarak
waktu biaya
Prasarana jalan
Sarana transportasi
Hambatan perjalanan
1. PPN Palabuhanratu
PPN Palabuhanratu- Bandung : 155 km
Jakarta : 145 km PPN Palabuhanratu-
Bandung : 4-5 jam Jakarta : 4-5 jam
PPN Palabuhanratu- Bandung : 4-5 jam
Jakarta : 4-5 jam -Jalan hotmix, lebar
jalan 5-6 m; - Jalan tol
- Kondisi : baik Truk, colt,
mini bus Jalan sempit,
Berkelok-kelok, kemacetan 2.
PPP Cilautereun PPP Cilautereun-
Pamempeuk: 5 km Garut : 84 km
Bandung: 190 km Jakarta:
PPP Cilautereun- Pamempeuk: 15’, Garut:
3-4 jam Bandung: 4-5 jam
Jakarta: 6-7 jam PPP Cilautereun-
Pamempeuk: 15’ Garut : 3-4 jam
Bandung: 4-5 jam Jakarta: 6-7 jam
- Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt, mini bus
Jalan sempit, berkelok-kelok, sebagian ruas jalan rusak
3. PPS Cilacap
PPS Cilacap - Cilacap: 2 km
Semarang: 251 km Jakarta: 350 km
PPS Cilacap- Cilacap: 5 menit
Semarang: 5-6 jam Jakarta: 7-8 jam
PPS Cilacap- Cilacap: 5 menit
Semarang: 3-4 jam Jakarta: 7-8 jam
- Jalan hotmix, lebar jalan 8-9 m;
- Jalan tol - Kondisi: baik
Truk, colt, mini bus, bus,
container, Pada beberapa ruas jalan
kadang terjadi kemacetan 4.
PPI Pasir PPI Kebumen-
Kebumen: 45 km Semarang: 200 km
Jakarta: 400 km PPI Kebumen-
Kebumen: 1-1,5 jam Semarang: 4-5 jam
Jakarta: 8-9 jam PPI Kebumen-
Kebumen: 1-1,5 jam Semarang: 4-5 jam
Jakarta: 8-9 jam - Jalan hotmix, lebar
jalan 5-6 m; sebagian ada yang rusak
- Jalan tol Truk, colt
Jalan sempit, berkelok-kelok, sebagian ruas jalan rusak
5. PPI Sadeng
PPI Sadeng- Wonosari: 46 km
Yogyakarta: 90 km Sadeng-
Wonosari: 1-1,5 jam Yogyakarta: 2-3 jam
Sadeng- Wonosari: 1-1,5 jam
Yogyakarta: 2-3 jam - Jalan hotmix, lebar
jalan 5-6 m; sebagian ada yang rusak
- Jalan tol Truk, colt
Jalan sempit, berkelok-kelok, sebagian ruas jalan rusak
6. PPI Tamperan
PPI Tamperan- Surabaya: 256 km
Surakarta: 117 km Yogyakarta: 114 km
PPI Tamperan- Surabaya: 6-7 jam
Surakarta: 3-4 jam Yogyakarta: 3-4 jam
PPI Tamperan- Surabaya: 6-7 jam
Surakarta: 3-4 jam Yogyakarta: 3-4 jam
Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt, mini bus, bus,
container Jalan sempit, berkelok-kelok,
sebagian ruas jalan rusak
7. PPN Prigi
PPN Prigi-
Watulimo: 4 km Trenggalek: 47 km
Surabaya: 260 km PPN Prigi
Watulimo: 10 menit Trenggalek: 1-2 jam
Surabaya: 6-7 jam PPN Prigi-
Watulimo: 4 km Trenggalek: 47 km
Surabaya: 260 km Jalan hotmix, lebar
jalan 5-6 m; sebagian ada yang rusak
Jalan tol Surabaya:260 km Truk, colt,
mini bus Jalan sempit, berkelok-kelok,
sebagian ruas jalan rusak
8. PPP Pondokdadap
PPP Pondokdadap- Kepanjen: 75 km
Malang: 69 km Surabaya: 157 km
PPI Pondokdadap- Kepanjen: 2-3 jam
Malang: 2-3 jam Surabaya: 5-6 jam
PPI Pondokdadap- Kepanjen: 75 km
Malang: 69 km Surabaya: 157 km
Jalan hotmix, lebar jalan 5-6 m; sebagian
ada yang rusak - Jalan tol
Truk, colt Jalan sempit, berkelok-kelok,
sebagian ruas jalan rusak
3 95
Lampiran 43 Hasil analisis analisis keterkaitan dengan pasar bacward linkages tingkat aksesibilitas lokasi PPPPI pada pengembangan perikanan pantai
No. Kriteria jarak
waktu biaya
Kualitas Prasarana
jalan Sarana
transportasi Hambatan
perjalanan Tingakat
aksesibilitas 1. PPN
Palabuhanratu jauh
lama besar
baik baik
tinggi sedang
2. PPP Cilautereun jauh
lama besar
jelek jelek
tinggi rendah
3. PPS Cilacap
dekat cepat
kecil baik
baik rendah
tinggi 4. PPI
Pasir jauh
lama besar
jelek jelek
tinggi rendah
5. PPI Sadeng
jauh lama
besar baik
jelek tinggi
rendah 6.
PPI Tamperan dekat
cepat kecil
baik baik
tinggi tinggi
7. PPN Prigi
jauh lama
besar baik
jelek tinggi
rendah 8. PP
Pondokdadap jauh lama
besar baik
jelek tinggi
rendah
Pengukuran Zona PPPPI dari dan menuju tujuan pasar primer: PPN Palabuhanratu: lokal Sukabumi
PPP Cilautereun: lokal Garut PPS Cilacap: lokal Cilacap
PPI Pasir: lokal Kebumen PPI Sadeng: lokal Yogyakarta
PPI Tamperan: lokal Pacitan PPN Prigi: lokal Trenggalek
PPP Pondokdadap: lokal Malang
Keputusan : 70 - 100 nilai kebaikan = tingkat aksesibilitas tinggi 30 - 69 nilai kebaikan = tingkat aksesibilitas sedang
0 - 29 nilai kebaikan = tingkat aksesibilitas rendah
3 96
Lampiran 44 Input untuk analisis keterkaitan dengan pasar bacward linkages peluang bangkitan pergerakan lokasi PPPPI pada pengembangan perikanan pantai
No. PPPPI Peruntukan
lahan Jumlah
Penduduk tingkat Kecamatan jiwa
Perkembangan sektor perikanan
- keberadaan - perkembangan
- jumlah produksi Perkembangan
sektor industri - keberadaan
- perkembangan Perkembangan
sektor pariwisata - keberadaan
- perkembangan Perkembangan
sektor perdagangan
- keberadaan - perkembangan
Keberadaan pusat
pemerintahan
1. PPN Palabuhanratu
Peruntukan lahan: perikanan,
pariwisata, industri, dan perdagangan
Lebih dari 50.000 - ada
- sudah berkembang - 3.367.517 kg
- ada - industri
pengolahan ikan - ada
- wisata pantai - ada
- sedang berkembang
Pusat pemerintahan
kabupaten 2. PPP
Cilautereun Peruntukan
lahan: perikanan dan
pariwisata 35.546
- ada - sudah berkembang
- 2.391.770 kg - tidak ada
- ada - wisata pantai
- tidak ada bukan
3. PPS Cilacap Peruntukan
lahan: perikanan,
pariwisata, industri, perdagangan Besar
77.132 - ada
- sudah berkembang -5.955.170 kg
- ada - industri semen, tepung
terigu, pengolahan ikan, pakan ternak, kilang
minyak - ada
- wisata pantai - ada
- sektor perdagangan
maju Pusat
pemerintahan kecamatan
4. PPI Pasir
Peruntukan lahan:
perikanan dan pariwisata
Kurang dari 50.000
- ada - belum berkembang
- 444.297 kg - tidak ada
- ada - wisata pantai
- tidak ada bukan
5. PPP Sadeng Peruntukan
lahan: perikanan
Kurang dari 50.000
- ada - belum berkembang
- 232.193 kg - tidak ada
- tidak ada - tidak ada
bukan 6. PPI
Tamperan Peruntukan lahan:
perikanan, industri dan pariwisata
62.282 - ada
- belum berkembang - 592.954 kg
- ada - industri kapal
fiberglass - ada
- wisata pantai - ada
Pusat pemerintahan
kabupaten 7. PPN
Prigi Peruntukan
lahan: perikanan,
pariwisata, dan industri,
61.120 - ada
- sudah berkembang - 17.794.000 kg
- ada - industri tepung
ikan - ada
- wisata pantai - tidak ada
bukan 8. PPP
Pondokdadap Peruntukan lahan:
perikanan sedikit -
ada - sudah berkembang
-6. 660.702 kg - tidak ada
- tidak ada - tidak ada
bukan
3 97
Lampiran 45 Hasil analisis analisis keterkaitan dengan pasar bacward linkages peluang bangkitan pergerakan lokasi PPPPI pada pengembangan perikanan pantai
No. PPPPI Peruntukan
lahan Jumlah
penduduk Perkembangan sektor
perikanan Perkembangan
sektor industri Perkembangan
sektor pariwisata
Perkembangan perdagangan
Keberadaan pusat
pemerintahan Tingkat
bangkitan pergerakan
1. PPN Palabuhanratu
Banyak Besar
Ada, sudah
berkembang Ada Ada Ada ya tinggi
2. PPP Cilautereun
Kecil Sedikit
Ada, sudah berkembang Tidak ada Ada
Tidak ada Bukan
rendah 3.
PPS Cilacap
Besar Besar
Ada, sudah
berkembang Ada Ada Ada ya tinggi
4. PPI Pasir
Kecil Sedikit
Ada, belum berkembang
Tidak ada Ada
Tidak ada Bukan
rendah 5. PPP
Sadeng Kecil
Kecil Ada,
belum berkembang
Tidak ada Ada
Tidak ada Bukan
rendah 6.
PPI Tamperan Besar
Besar Ada, belum
berkembang Tidak
ada Ada Ada ya tinggi
7. PPN Prigi
Besar Besar Ada, sudah berkembang
Tidak ada Ada
Tidak ada Bukan
tinggi 8. PPP
Pondokdadap kecil
sedikit Ada, sudah berkembang Tidak ada
ada Tidak ada
bukan rendah
Penilaian peluang bangkitan pergerakan
: - Tinggi
: memenuhi 6 - 7 kriteria - Sedang
: memenuhi 3 - 5 kriteria - Rendah
: memenuhi 0 - 2 kriteria
39 8
Lampiran 46 Penilaian secara keseluruhan analisis subsistem pelabuhan: fungsionalitas dan aksesibilitas pada perikanan pantai
No. PPPPI Keterkaitan
dengan fishing ground
tingkat daya tarik Kelayakan teknis
lokasi pelabuhan Keterkaitan dengan pasar
tingkat aksesibilitas lokasi pelabuhan
Keterkaitan dengan pasar tingkat peluang bangkitan
pergerakan lokasi pelabuhan Penilaian
1. PPN Palabuhanratu
tinggi tinggi
sedang tinggi
baik 2.
PPP Cilautereun sedang
tinggi rendah
rendah sedang
3. PPS Cilacap
tinggi tinggi
tinggi tinggi
baik 4.
PPI Pasir rendah
rendah rendah
rendah tidak baik
5. PPP Sadeng
sedang tinggi
rendah rendah
sedang 6.
PPI Tamperan sedang
sedang tinggi
tinggi baik
7. PPN Prigi
tinggi tinggi
rendah tinggi
baik 8.
PPP Pondokdadap tinggi
tinggi rendah
rendah sedang
Kriteria keputusan : 70 - 100 nilai tinggi = keberadaan pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan baik untuk mendukung perkembangan perikanan pantai 30 - 69 nilai tinggi = keberadaan pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan sedang untuk mendukung perkembangan perikanan pantai
0 - 29 nilai tinggi = keberadaan pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan tidak baik untuk mendukung perkembangan perikanan pantai
39 9
400
Lampiran 47 Penjualan solar, air tawar, dan es di PPN Palabuhanratu tahun 1993-2006 dan penjualan solar, air tawar, dan es di PPS Cilacap
tahun 2004 Penjualan solar, air tawar dan es di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2006
solar
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun
BB M
S o
la r
li t
air tawar
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
7000000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun
A ir
lite r
es
50000 100000
150000 200000
250000 300000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun
Es B
al o
k
Es ba
lo k
Air li
te r
401
Lampiran 47 Lanjutan Penjualan solar, es dan air tawar di PPS Cilacap tahun 2004
Penjualan air bulanan pada tahun 2004
100 200
300 400
500 600
700 800
900
8 13
15 16
19 20
20 24
26 33
39 44
Frekuensi kunjungan kapal
Ai r
m 3
Penjualan solar bulanan tahun 2004
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000 800000
900000
8 13
15 16
19 20
20 24
26 33
39 44
Frekuensi kunjungan kapal S
o la
r l it
e
Penjualan es bulanan tahun 2004
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
8 13
15 16
19 20
20 24
26 33
39 44
Frekuensi kunjungan kapal Es
b a
lo
Sol a
r l iter
Air m
3
Es ba
lo k
400
Lampiran 47 Penjualan solar, air tawar, dan es di PPN Palabuhanratu tahun 1993-2006 dan penjualan solar, air tawar, dan es di PPS Cilacap
tahun 2004 Penjualan solar, air tawar dan es di PPN Palabuhanratu periode tahun 1993-2006
solar
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun
BB M
S o
la r
li t
air tawar
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
7000000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun
A ir
lite r
es
50000 100000
150000 200000
250000 300000
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun
Es B
al o
k
Es ba
lo k
Air li
te r
401
Lampiran 47 Lanjutan Penjualan solar, es dan air tawar di PPS Cilacap tahun 2004
Penjualan air bulanan pada tahun 2004
100 200
300 400
500 600
700 800
900
8 13
15 16
19 20
20 24
26 33
39 44
Frekuensi kunjungan kapal
Ai r
m 3
Penjualan solar bulanan tahun 2004
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000 800000
900000
8 13
15 16
19 20
20 24
26 33
39 44
Frekuensi kunjungan kapal S
o la
r l it
e
Penjualan es bulanan tahun 2004
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
8 13
15 16
19 20
20 24
26 33
39 44
Frekuensi kunjungan kapal Es
b a
lo
Sol a
r l iter
Air m
3
Es ba
lo k
Lampiran 48 Analisis SWOT perumusan strategi pengembangan perikanan lepas pantai
Matriks evaluasi faktor internal internal strategic factors analysis summary: IFAS pengembangan perikanan lepas pantai
Faktor-faktor internal kunci
Bobot Rating
Nilai terbobot Kekuatan
1 Ketentuan internasional tentang hak pengelolaan sumberdaya di perairan
ZEE UNCLOS 1982 sudah diratifikasi
2 UU terkait dengan perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di
perairan ZEE Indonesia sudah ada 3 Kegiatan usaha perikanan lepas
pantai telah berkembang di Indonesia 4 Sumberdaya manusiaahli perikanan
telah banyak dihasilkan S1, S2, S3 5 Prasarana dan sarana pelabuhan
perikanan telah dibangun 0,15
0,10 0,10
0,07 0.10
3 3
3 3
3 0,45
0,30 0,30
0,71 0,30
Kelemahan 1 Akses basis penangkapan ke pasar
ekspor masih rendah 2 Biaya operasional usaha perikanan
lepas pantai sangat tinggi 3 Fasilitas pelabuhan perikanan yang
dibangun belum memenuhi standar pelabuhan bertaraf internasional
4 Kelembagaan usaha perikanan lepas pantai masih lemah
5 Kebijakan pemerintah belum banyak mendukung
6 Diplomasi perdagangan luar negeri oleh pemerintah masih kurang
0,08 0,10
0,08 0,07
0,08 0.07
1 1
2 2
2 1
0,08 0,10
0,18 0,14
0,16 0,14
Jumlah 1,00 2,86
Lampiran 48 Lanjutan Mtriks evaluasi faktor eksternal external srategic factors analysis summary:
EFAS pengembangan perikanan lepas pantai Faktor-faktor eksternal kunci
Bobot Rating
Nilai terbobot Peluang
1 Potensi sumberdaya tuna di perairan ZEE Indonesia belum dimanfaatkan
optimal 2 Permintaan pasar ekspor produk tuna
cukup tinggi 3 menghasilkan devisa dari
perdagangan ekspor tuna 4 Aturan internasional berkaitan dengan
pengelolaan ikan secara bertanggungjawab CCRF, IPOA
5 Kerjasama regional dan internasional RMFO
0,12 0,12
0,08 0,08
0.08 4
3 4
3 3
0,48 0,36
0,32 0,28
0,24
Ancaman 1 Hambatan perdagangan ekspor tuna
tinggi, khususnya hambatan teknis technical barrier
2 Diterapkan perdagangan bebas, menjadikan tingkat persaingan usaha
akan semakin tinggi 3 Menurunnya stok sumberdaya tuna di
perairan dunia 4 Ancaman embargo produk tuna
Indonesia 5 Dimanfaatkannya stok sumberdaya
tuna di perairan ZEE Indonesia olah negara lain
6 Koordinasi antar sektor dalam pembangunan perikanan masih lemah
0,10 0,07
0,07 0,08
0,10 0,10
1 2
2 2
1 1
0,01 0,14
0,14 0,16
0,10 0,10
Jumlah 1,00 2,33
Lampiran 49 Analisis SWOT perumusan strategi pengembangan perikanan pantai Matriks evaluasi faktor internal internal strategic factors analysis summary:
IFAS pengembangan perikanan pantai Faktor-faktor eksternal kunci
Bobot Rating
Nilai terbobot Kekuatan
1 Ketentuan internasional tentang hak pengelolaan sumberdaya di perairan
ZEE UNCLOS 1982 sudah diratifikasi
2 UU terkait dengan perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di
perairan Indonesia sudah ada 3 Aturan kewenangan daerah dalam
pengelolaan sumberdaya telah ada 4 Kegiatan usaha perikanan pantai telah
berkembang di Indonesia 5 Sumberdaya manusiaahli perikanan
telah banyak dihasilkan S1, S2, S3 6 Prasarana dan sarana pelabuhan
perikanan telah dibangun 0,09
0,08 0,08
0,09 0,07
0,07 3
3 3
3 3
3 0,27
0,24 0,24
0,27 0,21
0,21
Kelemahan 1 Biaya operasional usaha perikanan
pantai tinggi 2 Usaha perikanan dengan teknologi
yang masih sederhana 3 Sumberdaya nelayan sebagian besar
masih berkualitas rendah 4 Akses permodalan rendah
5 Fasilitas pelabuhan perikanan yang dibangun belum berfungsi secara
optimal 6 SDM pengelola pelabuhan perikanan
masih lemah 7 Kebijakan dan kelembagaan
pemerintah belum banyak mendukung
0,08 0,10
0,08 0,06
0,06 0.07
0,07 1
2 2
2 2
2 2
0,08 0,20
0,16 0,12
0,12 0,14
0,14
Jumlah 1,00 2,40
Lampiran 49 Lanjutan Mtriks evaluasi faktor eksternal external srategic factors analysis summary:
EFAS pengembangan perikanan pantai Faktor-faktor eksternal kunci
Bobot Rating
Nilai terbobot Peluang
1 Potensi sumberdaya ikan di perairan Indonesia Selatan Jawa belum
dimanfaatkan optimal 2 Potensi jumlah penduduk yang besar
sebagai peluang pasar produk perikanan
3 Potensi pasar untuk beberapa jenis ikan komoditi ekspor masih terbuka
4 Menghasilkan pendapatan bagi daerah PAD
5 Peluang kesempatan kerja di bidang perikanan
6 Peluang berkembangnya industri hulu dan hilir
0,10 0,10
0,10 0,08
0.07 0,07
4 3
3 3
3 3
0,40 0,30
0,30 0,24
0,21 0,21
Ancaman 1 Hambatan perdagangan ekspor
produk perikanan tinggi, khususnya hambatan teknis technical barrier
2 Diterapkan perdagangan bebas, menjadikan tingkat persaingan usaha
akan semakin tinggi 3 Ancaman embargo produk ekspor
perikanan Indonesia 4 Substitusi terhadap produk perikanan
untuk konsumsi tinggi 5 Koordinasi antar sektor dalam
pembangunan perikanan masih lemah 6 Perbedaan kepentingan pengelolaan
perikanan antar daerah provinsi atau kabupatenkota
0,09 0,09
0,09 0,07
0,07 0,07
1 2
2 2
2 2
0,09 0,18
0,18 0,14
0,14 0,14
Jumlah 1,00 2,53
Lampiran 48 Lanjutan Matriks SWOT pengembangan perikanan lepas pantai
Kekuatan 1 Ketentuan internasional tentang hak pengelolaan
sumberdaya di perairan ZEE UNCLOS 1982 sudah diratifikasi
2 UU terkait dengan perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan ZEEI sudah
ada 3 Kegiatan usaha perikanan lepas pantai telah
berkembang di Indonesia 4 Sumberdaya manusiaahli perikanan telah
banyak dihasilkan S1, S2, S3 5 Prasarana dan sarana pelabuhan perikanan telah
dibangun Kelemahan
1 Akses basis penangkapan ke pasar ekspor masih rendah
2 Biaya operasional usaha perikanan lepas pantai sangat tinggi
3 Fasilitas pelabuhan perikanan yang dibangun belum memenuhi standar pelabuhan bertaraf internasional
4 Kelembagaan usaha perikanan lepas pantai masih lemah
5 Kebijakan pemerintah belum banyak mendukung 6 Diplomasi perdagangan luar negeri oleh pemerintah
masih kurang
Peluang 1 Potensi sumberdaya tuna di perairan ZEE
Indonesia belum dimanfaatkan optimal 2 Permintaan pasar ekspor produk tuna cukup tinggi
3 Menghasilkan devisa dari perdagangan ekspor tuna 4 Aturan internasional berkaitan dengan pengelolaan
ikan secara bertanggungjawab CCRF, IPOA 5 Kerjasama regional dan internasional RMFO
Strategi SO
1 Peningkatan sistem usaha perikanan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan SDI dan
pemenuhan kebutuhan tuna dunia 2 Meningkatkan kerjasama regional dan
internasional dalam rangka meningkatkan posisi Indonesia dalam perdagangan tuna dunia
Strategi WO
1 Peningkatan sarana dan prasarana produksi berkualitas untuk optimalisasi produksi dan
pemenuhan kebutuhan ekspor 2 Peningkatan peran kebijakan dan kelembagan untuk
mendukung usaha perikanan Ancaman
1 Hambatan perdagangan ekspor tuna tinggi, khususnya hambatan teknis technical barrier
2 Diterapkan perdagangan bebas 3 Menurunnya stok sumberdaya tuna di perairan
dunia 4 Ancaman embargo produk tuna Indonesia
5 Dimanfaatkannya stok sumberdaya tuna di perairan ZEE Indonesia olah negara lain
6 Koordinasi antar sektor dalam pembangunan perikanan masih lemah
Strategi ST
1 Meningkatkan kinerja SDM perikanan Indonesia untuk dapat mngatasi hambatan-hambatan
dalam perdagangan internasional 2 Penegakan hukum dari peraturan perundang-
undangan yang telah dibuat
Strategi WT
1 Penerapan standar kualitas sesuai persyaratan negara importir di kapal dan pelabuhan perikanan
2 Peningkatan koordinasi antar sektor untuk meningkatkan posisi tawar pemerintah dalam
diplomasi luar negeri
4 04
Lampiran 49 Lanjutan Matriks SWOT pengembangan perikanan pantai
Kekuatan 1 Ketentuan internasional tentang hak pengelolaan
sumberdaya di perairan ZEE UNCLOS 1982 sudah diratifikasi
2 UU terkait dengan perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan Indonesia ada
3 Aturan kewenangan daerah dalam pengelolaan sumberdaya telah ada
4 Kegiatan usaha perikanan pantai telah berkembang di Indonesia
5 SDMahli perikanan telah banyak dihasilkan 6 Prasarana dan sarana pelabuhan
perikanan telah dibangun Kelemahan
1 Biaya operasional usaha perikanan pantai tinggi 2 Usaha perikanan dengan teknologi yang masih
sederhana 3 Sumberdaya nelayan sebagian besar masih
berkualitas rendah 4 Akses permodalan rendah
5 Fasilitas pelabuhan perikanan yang dibangun belum berfungsi secara optimal
6 SDM pengelola pelabuhan perikanan masih lemah 7 Kebijakan dan kelembagaan belum mendukung
usaha perikanan Peluang
1 Potensi sumberdaya ikan di perairan Indonesia Selatan Jawa belum dimanfaatkan optimal
2 Potensi jumlah penduduk yang besar sebagai peluang pasar produk perikanan
3 Potensi pasar untuk beberapa jenis ikan komoditi ekspor masih terbuka
4 Menghasilkan pendapatan bagi daerah PAD 5 Peluang kesempatan kerja di bidang perikanan
6 Peluang berkembangnya industri hulu dan hilir
Strategi SO
1 Membangun sistem usaha perikanan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan
pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk
Strategi WO
1 Meningkatkan teknologi penangkapan dan kualitas SDM perikanan dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya ikan dan pemenuhan konsumsi ikan penduduk
2 Meningkatkan fungsionalitas pelabuhan perikanan melalui peningkatan fasilitas dan pelayanan
dalam rangka peningkatan kesempatan kerja, menghasilkan pendapatan bagi daerah dan
berkembangnya industri hulu dan hilir
Ancaman 1 Hambatan perdagangan ekspor tinggi, khususnya
hambatan teknis technical barrier 2 Diterapkan perdagangan bebas, menjadikan
tingkat persaingan usaha akan semakin tinggi 3 Ancaman embargo produk perikanan Indonesia
4 Substitusi terhadap produk perikanan tinggi 5 Koordinasi antar sektor pembangunan lemah
6 Perbedaan kepentingan pengelolaan perikanan antar daerah provinsi atau kabupatenkota
Strategi ST
1 Mulai menanamkan kesadaran kepada seluruh pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan
perikanan akan pentingnya menghasilkan produk perikanan berkualitas tinggi
Strategi WT
1 Mengembangkan diversifikasi produk ikan olahan dalam rangka pengembangan pasar
dalam negeri, menutuk biaya produksi dan meningkatkan akses nelayan terhadap permodalan
2 Peningkatan koordinasi antar sektor antar daerah untuk dapat melakukan pengelolaan sumberdaya
perikanan secara bertanggungjawab, melalui peningkatan peran kelembagaan dan pembuatan
kebijakan perikanan yang tepat
4 07
Lampiran 9 Syarat minimal untuk penilaian sub sub model TEKNIS PELABUHAN
Kebutuhan Fasilitas Perairan Lubis 2002; Murdiyanto 2002 1
Alur Pelayaran
Lebar alur pelayaran diusahakan untuk kapal dapat mudah bernavigasi memasuki kolam pelabuhan, lebar bersih alur pelabuhan di luar kemiringan dasar dan tanggul adalah :
- Untuk kapal sampai dengan 50 GT, berkisar antara 8 ~10 kali lebar kapal terbesar;
- Untuk kapal antara 50-200 GT, berkisar antara 6 ~ 8 kali lebar kapal terbesar;
- Untuk kapal 200 Gt, lebar bersih lebih dari 6 kali kapal terbesar
Jika pintu gerbang terletak pada suatu tikungan, lebar harus ditambah sesuai dengan radius tikungan Kebutuhan alur pelayaran minimal untuk perikanan tuna : ukuran kapal sekitar 150 GT
: 6 ~ 8 x 7,24 m = 43,44~57,92 m
2 Kedalaman kolam pelabuhan
Kedalaman kolam pelabuhan : draft kapal terdalam + beda tinggi pasang surut + 1,3 ~ 2,5 m Kebutuhan kedalaman minimal pelabuhan : 2,90 m + 2 m + 1,3 ~ 2,5 m = 6,20 ~ 7,4 m
3
Panjang darmaga
Panjang darmaga bentuk sejajar garis pantai, dengan posisi berlabuh kapal sejajar sisi darmaga : d = n.L + n-1 15,0 m + 50,0 m ; d = 35 26,42 + 35-1 15,0 m + 50,0 m = 1.485 m
Panjang darmaga berbentuk wharf memanjang : d = n.L + n-1 15 m + 50 m; d = 35 26,42 + 35-1 15,0 m + 50,0 m = 1.485 m
381
Lebar kolam : b = 2B + 30,0 ~ 40,0 m; b = 2 7,24 + 30,0 ~ 40,0 m = 44,24 ~54,24 m Keterangan :
d : panjang darmaga b : lebar kolam
n : jumlah kapal L : panjang kapal
B : lebar kapal
Kebutuhan panjang darmaga minimal untuk perikanan tuna : Asumsi : 1 jumlah unit kapal berdasarkan rencana pengembangan pemanfaatan 20 JTB sumberdaya pelagis besar WPP 9 : 1.030 kapal
2 hanya 3 pelabuhan yang layak yaitu PPS Cilacap, PPN Prigi dan PPN Palabuhanratu, masing-masing dengan kuota yang sama : 343 kapal
3 per bulan ada 10 kapal yang berlabuh di pelabuhan : 35 kapal
Kebutuhan Fasilitas Darat 1 Kebutuhan Luasan Lahan :
minimal 15 ha 2 Kebutuhan Fasilitas Perbekalan
Solar : 343 kapal x 120 KL per kapal per tahun = 4.116 KL per tahun Air tawar : 343 kapal x 80 m3 per kapal per tahun = 27.440 m3 per tahun
Es : 343 kapal x 1.400 balok per kapal per tahun = 480.200 balok per tahun
3 Kebutuhan Fasilitas Penanganan Ikan
Minimal tersedia : - transit sheed - fasilitas pelindung untuk bongkar ikan
4 90
Lampiran 15 Perhitungan untung pengembangan sub model TEKNIS PELABUHAN
Kebutuhan Fasilitas Perairan Lubis 2002; Murdiyanto 2002 1
Alur Pelayaran
Lebar alur pelayaran diusahakan untuk kapal dapat mudah bernavigasi memasuki kolam pelabuhan, lebar bersih alur pelabuhan di luar kemiringan dasar dan tanggul adalah :
- Untuk kapal sampai dengan 50 GT, berkisar antara 8 ~10 kali lebar kapal terbesar;
- Untuk kapal antara 50-200 GT, berkisar antara 6 ~ 8 kali lebar kapal terbesar;
- Untuk kapal 200 Gt, lebar bersih lebih dari 6 kali kapal terbesar
Jika pintu gerbang terletak pada suatu tikungan, lebar harus ditambah sesuai dengan radius tikungan Kebutuhan alur pelayaran minimal untuk perikanan tuna : ukuran kapal sekitar 150 GT
: 6 ~ 8 x 7,24 m = 43,44~57,92 m
2 Kedalaman kolam pelabuhan
Kedalaman kolam pelabuhan : draft kapal terdalam + beda tinggi pasang surut + 1,3 ~ 2,5 m Kebutuhan kedalaman minimal pelabuhan : 2,90 m + 2 m + 1,3 ~ 2,5 m = 6,20 ~ 7,4 m
3
Panjang darmaga
Panjang darmaga bentuk sejajar garis pantai, dengan posisi berlabuh kapal sejajar sisi darmaga : d = n.L + n-1 15,0 m + 50,0 m ; d = 35 26,42 + 35-1 15,0 m + 50,0 m = 1.485 m
Panjang darmaga berbentuk wharf memanjang : d = n.L + n-1 15 m + 50 m; d = 35 26,42 + 35-1 15,0 m + 50,0 m = 1.485 m
Lebar kolam : b = 2B + 30,0 ~ 40,0 m; b = 2 7,24 + 30,0 ~ 40,0 m = 44,24 ~54,24 m
Keterangan : d : panjang darmaga
b : lebar kolam n : jumlah kapal
L : panjang kapal B : lebar kapal
Kebutuhan panjang darmaga minimal untuk perikanan tuna : Asumsi : 1 jumlah unit kapal berdasarkan rencana pengembangan pemanfaatan 20 JTB sumberdaya pelagis besar WPP 9 : 1.030 kapal
2 hanya 3 pelabuhan yang layak yaitu PPS Cilacap, PPN Prigi dan PPN Palabuhanratu, masing-masing dengan kuota yang sama : 343 kapal
3 per bulan ada 10 kapal yang berlabuh di pelabuhan : 35 kapal
Kebutuhan Fasilitas Darat 1 Kebutuhan Luasan Lahan :
minimal 15 ha 2 Kebutuhan Fasilitas Perbekalan
Solar : 343 kapal x 120 KL per kapal per tahun = 4.116 KL per tahun Air tawar : 343 kapal x 80 m3 per kapal per tahun = 27.440 m3 per tahun
Es : 343 kapal x 1.400 balok per kapal per tahun = 480.200 balok per tahun
3 Kebutuhan Fasilitas Penanganan Ikan
Minimal tersedia : - transit sheed - fasilitas pelindung untuk bongkar ikan
Submodel USAHA
Perikanan tuna Unit: longline
Skala usaha: besarindustri Potensi
sumberdaya tuna
JTB: 80 x potensi Aspek
teknis usaha
Ketersediaan input
produksi Proses
produksi optimal
Penanganan: kualitas
ekspor Pemasaran:
ekspor Aspek
finansial Perhitungan: keuntungan usaha
NPV, BC, IRR Model sistem dinamis
input: aspek teknis usaha aspek finansial usaha
output: keuntungan retribusi
kebutuhan ABK kebutuhan input produksi
Submodel LEMBAGA
Kebijakan: Kelembagaan: struktur hukum kinerja politik
mandat hukum sosial budaya penegakan hukum ekonomi
hukum teknologi
KebijakanUU Kelembagaan terpadu: internasional perencanakan
nasional pengorganisasian daerah pengawasan
evaluasi
manajemen manajemen
kebutuhan kebutuhan
mendukung mendukung
memberikan manfaat bagi
Submodel PELABUHAN
Lokasi pelabuhan: keterkaitan dengan fishing ground
aspek teknis pelabuhan keterkaitan dengan pasar
Pelabuhan pendukung usaha perikanan: Pelabuhan berstandar internasional
Dukungan fasilitas dan pelayanan Penerapan GMP dan SSOP
Ketersediaan tuna landing center TLC Penyediaan input produksi
Peningkatan keuntungan usaha Peningkatan kesejahteraan nelayan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja Peningkatan penerimaan devisaPAD
Perkembangan perekonomian dan pembangunan daerah
Manajemen Pengelolaan: Pemerintah Pusat
Kebijakan strategis: SWOT strenght weakness opportunities threats Implementasi model: ISM interpretative structural modelling
Submodel USAHA
Perikanan cakalang, tongkol, udang, lobster, bawal puti, layur, teri
Unit: gillnet multifilament, tonda, purse seine, trammel net, payang, gillnet monofilament
Skala usaha: menengah, kecil Potensi
sumberdaya ikan
JTB: 80 x potensi Aspek teknis usaha
Ketersediaan input
produksi Proses
produksi optimal
Penanganan: peningkatan
kualitas Pemasaran: lokal, nasional, ekspor
Aspek finansial
Perhitungan: keuntungan usaha NPV, BC, IRR
Model sistem dinamis input: aspek teknis usaha
aspek finansial usaha output: keuntungan
retribusi kebutuhan ABK
kebutuhan input produksi
Submodel LEMBAGA
Kebijakan: Kelembagaan: struktur hukum kinerja politik
mandat hukum sosial budaya penegakan hukum ekonomi
hukum teknologi
KebijakanUU Kelembagaan: internasional peningkatan peran
nasional kelembagaan yang ada: daerah kelembagaan dinas
kelembagaan usaha
kelembagaan nelayan
manajemen manajemen
mendukung mendukung
kebutuhan kebutuhan
memberikan manfaat bagi
Manajemen Pengelolaan: Pemerintah Daerah
Kebijakan strategis: SWOT strenght weakness opportunities threats Implementasi model: ISM interpretative structural modelling
Submodel PELABUHAN
Lokasi pelabuhan: keterkaitan dengan fishing ground
aspek teknis pelabuhan keterkaitan dengan pasar
Pelabuhan pendukung usaha perikanan: Pelabuhan perikanan: PPPPI
Dukungan fasilitas dan pelayanan Penyediaan input produksi
Peningkatan keuntungan usaha Peningkatan kesejahteraan nelayan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja Peningkatan penerimaan PADdevisa
Perkembangan perekonomian dan pembangunan daerah
Lampiran 15 Analisis Kebijakan Perikanan PP 252000 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah dengan Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota
No. Urusan Kewenangan Pemerintah Pusat Sub Bidang Kelautan 30 butir
Urusan Kewenangan Pemerintah ProvinsiKabupatenKota 5.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan terpadu sumberdaya laut antar daerah
Pelaksanaan kebijakan pengelolaan terpadu dan pemanfaatan sumberdaya laut antar kabupatenkota dalam wilayah kewenangan provinsi
6. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria perizinan terpadu
pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut dan sumberdaya alam di dalamnya Pelaksanaan bijakan perizinan terpadu pengelolaan dan pemanfaatan wilayah
laut kewenangan provinsi 7.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaan masyarakat pesisir
Pelaksanaan kebijakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat pesisir antar kabupatenkota dalam wilayah kewenangan provinsi
8. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria penyerasian riset,
survei dan eksplorasi sumberdaya hayati dan non hayati, teknologi dan pengembangan jasa kelautan
Pelaksanaan dan koordinasi penyerasian riset kelautan di wilayah kewenangan provinsi dalam rangka pengembangan jasa kelautan
10. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan dan konservasi
Penetapan kebijakan dan pengaturan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah kewenangan provinsi
11. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia SDM
Pelaksanaan kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia SDM
13. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria batas-batas wilayah
maritim Pelaksanaan koordinasi dalam hal pengaturan batas-batas wilayah maritim
15. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pemetaan, potensi
wilayah dan sumberdaya kelautan Pelaksanaan dan koordinasi pemetaan, potensi wilayah dan sumberdaya
kelautan 16.
Pengharmonisan peraturan pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut Pelaksanaan penyerasian dan pengharmonisan pengelolaan wilayah dan
sumberdaya laut 17.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan wilayah laut di luar 12 mil
Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan wilayah laut di dalam kewenangan provin si
18. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan dan lingkungan
Pelaksanaan dan koordinasi pencegahan pencemaran dan kerusakan sumberdaya ikan dan lingkungan
26. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria penyusunan zonasi
dan tata ruang perairan di wilayah laut nasional Pelaksanaan dan koordinasi penyusunan zonasi dan tata ruang dalam wilayah
kewenangan provinsi 28
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian tata ruang laut nasional
Perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian tata ruang laut di wilayah kewenangan provinsi
29. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan kdan
konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan sumberdaya ikan di perairan laut nasional dan ZEE Indonesia
Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan kdan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan sumberdaya ikan kewenangan provinsi
30. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria rehabilitasi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil dan laut nasional
Rehabilitasi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil dan laut di wilayah kewenanganan provinsi
46 5
Lampiran 15 Lanjutan
No. Urusan Kewenangan Pemerintah Pusat
Sub Bidang Perikanan Tangkap 24 butir Urusan Kewenangan Pemerintah ProvinsiKabupatenKota
1. Pengelolaan dan pemanfaatan perikanan di wilayah laut di luar 12 mil
Pengelolaan dan pemanfaatan perikanan di wilayah laut di wilayah kewenanganan provinsi
2. Estimasi stok ikan nasional dan jumlah tangkapan yang diperboolehkan JTB
Koordinasi dan pelaksanaan estimasi stok ikan nasional di wilayah kewenangan provinsi
3. Fasilitasi kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan perikanan antar provinsi
Fasilitasi kerjasama pengelolaan dan pemanfaatan perikanan antar kabupatenkota 5.
Pembuatan dan penyebarluasan peta pola migrasi dan penyebaran ikan di perairan nasional dan ZEE Indonesia termasuk landas kontinen
Dukungan pembuatan dan penyebarluasan peta pola migrasi dan penyebaran ikan di perairan wilayah kewenangann provinsi
6. Pemberian izin penangkapan danatau pengengkutan ikan pada kapal berukuran
di atas 30 GT dan di bawah 30 GT yang menggunakan tenaga kerja asing Pemberian izin penangkapan danatau pengengkutan ikan pada kapal berukuran di
atas 10 GT sampai dengan 30 GT serta tidak menggunakan tenaga kerja asing 7.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria dan pelaksanaan pungutan perikanan kewenangnan pemerintah
Penetapan kebijakan dan pelaksanaan pungutan perikanan kewenangnan provinsi 8.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria usaha perikanan tangkap
Pelaksanaan kebijakan usaha perikanan tangkap dalam kewenangan provinsi 9.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaan nelayan kecil
Penetapan kebijakan pemberdayaan nelayan kecil 10. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria peningkatan
kelembagaan dan ketenagakerjaan perikanan tangkap Pelaksanaan kebijakan peningkatan kelembagaan dan ketenagakerjaan perikanan
tangkap 11.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria sistem permodalan, promosi, dan investasi perikanan tangkap
Pelaksanaan kebijakan sistem permodalan, promosi, dan investasi perikanan tangkap
12. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria penetapan lokasi
pembangunan serta pengelolaan pelabuhan perikanan Pelaksanaan dan koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan serta
pengelolaan pelabuhan perikanan 13. Pembangunan dan pengelolaan pembangunan pelabuhan perikanan pada
wilayah perbatasan dengan negara lain Dukungan pembangunan dan pengelolaan pembangunan pelabuhan perikanan pada
wilayah perbatasan dengan negara lain 14
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria operasional dan penempatan syahbandar di pelabuhan perikanan
- 15.
Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pembangunan kapal perikanan
Pelaksanaan kebijakan pembangunan kapal perikanan 16.
Pelaksanaan pendaftaran kapal perikanan di atas 30 GT Pendaftaran kapal perikanan di atas 10 GT sampai dengan 30 GT
17. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur dan kriteria pembuatan alat penangkapan ikan
Pelaksanaan kebijakan pembuatan alat penangkapan ikan 466
10 KESIMPULAN DAN SARAN
10.1 Kesimpulan 10.1.1 Implikasi Karakteristik Wilayah terhadap Kinerja Perikanan