19
kapal perikanan, pusat pemasaran dan distribusi, pusat pembinaan, penyuluhan dan pengumpulan data Penjelasan UU 312004 tentang Perikanan.
Kramadibrata 1985 menyatakan, untuk dapat merealisir pembangunan pelabuhan minimal ada 7 data pokok yang dibutuhkan, yaitu: 1 asal, tujuan dan
jenis muatan; 2 klimatologi, meliputi angin, pasang surut dan sifat air laut; 3 topografi, geologi dan struktur tanah; 4 rencana pembiayaan, ukuran keberhasilan
secara ekonomis dilihat dari segi investasi; 5 pendayagunaan modal ditinjau dari segi operasional, terutama dalam penanganan muatan; 6 kaitan pelabuhan dengan
kapal yang menyinggahi dan sarana prasarana angkutan lain, yang mendukung kegiatan pelabuhan dengan daerah pendukungnya; 7 kaitan pelabuhan dengan
pelabuhan lain dalam rangka lalu lintas dan jaringan pendukung perdagangan.
2.3.3 Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan Perikanan
Menurut definisi, politik adalah hal yang berkaitan dengan cara bagaimana masyarakat diperintah oleh lembaganya, penguasanya, dan hukumnya Baggini
2003. Politik akan berkaitan dengan bentuk pemerintahan, ideologi, hukum, kelembagaan, peraturan dan kebijakan. Secara umum orang dapat memahami dan
sadar bahwa politik berpengaruh kuat dalam segenap aspek kehidupan manusia, karena manusia beserta seluruh kegiatannya ada dalam lingkup kekuasaan negara.
Menurut Saad 2003, politik hukum dirumuskan sebagai kebijakan hukum legal policy yang hendak atau telah dilaksanakan secara nasional oleh
pemerintah, yang implementasinya meliputi aspek-aspek: 1 Pembangunan hukum yang berintikan pembuatan hukum dan pembaharuan terhadap bahan-bahan
hukum yang dianggap asing atau tidak sesuai dengan kebutuhan; dan 2 Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada, termasuk penegakan fungsi-fungsi
lembaga dan pembinaan para anggota penegak hukum. Selanjutnya dikatakan, politik hukum perikanan merupakan keseluruhan kebijakan pemerintah mengenai
perikanan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk produk hukum. Berdasarkan hal di atas, terlihat bahwa produk hukum perikanan merupakan
kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah untuk mengatur kegiatan perikanan. Kegiatan perikanan tidak dapat dilepaskan dari
aspek politik, hukum, peraturan, kelembagaan dan orang-orang yang terlibat.
20
Politik mencakup pula aspek kelembagaan, karena hukum atau peraturan dalam implementasinya dilakukan oleh fungsi lembaga atau kelembagaan yang
ada. Politik terkait pula dengan orang-orang yang berada di dalam kelembagaan atau pemerintahan. Siapa orang yang berperan sebagai pengambil keputusan di
bidang perikanan, akan menentukan arah bagi pengembangan kegiatan perikanan. Kelembagaan menurut Purwaka 2003 merupakan suatu perangkat
perundang-undangan yang mengatur tata kelembagaan institutional arrangement dan mekanisme tata kerja kelembagaan institutional framework. Kelembagaan
memiliki kapasitas yaitu kapasitas potensial potential capacity, kapasitas daya dukung carrying capacity dan kapasitas daya tampung atau daya lentur
absorptive capacity. Kinerja dari suatu kelembagaan merupakan fungsi dari tata kelembagaan, mekanisme, dan kapasitas kelembagaan yang dimilikinya.
Kelembagaan dapat diartikan dalam dua pengertian yaitu 1 kelembagaan sebagai institusi, merupakan organisasi berbadan hukum untuk mengelola suatu
kegiatan, dan 2 kelembagaan sebagai pelembagaan nilai atau institutionalized. Kelembagaan sebagai organisasi merupakan kumpulan orang yang tergabung
dalam suatu wadah yang disatukan untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan. Kelembagaan sebagai organisasi mencakup beberapa komponen yaitu 1 orang,
sebagai pelaksana tugas, 2 teknologi, yang digunakan untuk melaksanakan tugas, 3 informasi, sebagai pengetahuan untuk melaksanakan tugas, 4 struktur,
merupakan peraturan dan pembagian tugas, serta 5 tujuan, merupakan alasan dan tujuan dari pelaksanaan tugas organisasi. Kelembagaan sebagai pelembagaan
nilai merupakan nilai-nilai yang dilembagakan yang dihasilkan lembaga, misalnya peraturan perundang-undangan Soepanto 2004.
Selanjutnya dikatakan bahwa, dalam konsep pengelolaan sumberdaya perikanan, kelembagaan merupakan faktor penting yang menggerakkan kinerja
dari pengelolaan. Kelembagaan sebagai aturan main rule of the game mencakup himpunan aturan mengenai tata hubungan diantara orang-orang yang terlibat
dalam pengelolaan. Kelembagaan memberikan ketentuan terhadap anggotanya mengenai hak-haknya, kewajiban dan tanggungjawabnya. Kelembagaan
memberikan suatu kondisi, setiap anggota menerima apa yang telah menjadi ketentuan, merasa aman dan hidup sewajarnya.
21
2.4 Pendekatan Sistem