76
yang berupa dataran rendah. Beberapa puncak gunung terdapat di bagian utara, diantaranya yaitu Gunung Halimun, Gunung Salak, dan Gunung Gede. Beberapa
sungai mengalir dan bermuara di Samudera Hindia, diantaranya yaitu Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso.
PPN Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu. Topografi daerah perairan dangkal dengan kedalaman sekitar 200 m, pada jarak sekitar 300 m dari
garis pantai, diluar itu kedalaman sekitar 600 m. Banyaknya sungai bermuara di Teluk Palabuhanratu menyebabkan potensi sedimentasi besar. Tinggi pasang surut
sekitar 2,1 m, dengan kecepatan arus sedang PT Perencana Jaya 2004.
2 Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Barat, dengan luas wilayah 3.934,47 km
2
atau 393.447 ha. Ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Palabuhanratu. Secara administratif, wilayah Kabupaten Sukabumi
terdiri atas 45 wilayah kecamatan, 335 wilayah desa dan 3 wilayah kelurahan. Jumlah penduduk tahun 2006 sekitar 2.240.901 jiwa, dengan kepadatan
penduduk sekitar 709 jiwa per km
2
BPS Jawa Barat 2007. Pendapatan Asli Daerah PAD tahun 2001 sekitar 15,4 milyar. Mata pencaharian penduduk
Sukabumi sebagian besar dalam bidang pertanian. Palabuhanratu sebagai pusat pemerintahan, diarahkan untuk mengakomodir perkembangan perdagangan, jasa,
perikanan laut serta pariwisata http:id.wikipedia.orgKabupaten_Sukabumi.
4.2.2 Kegiatan Perikanan Kabupaten Sukabumi 1 Unit penangkapan ikan
Kapalperahu di Kabupaten Sukabumi meliputi perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Jumlah kapalperahu selama periode tahun
1994-2006 terlihat berfluktuasi Lampiran 5a. Peningkatan jumlah terbanyak terjadi pada tahun 2000 sebesar 1.441 unit, pada tahun berikutnya jumlah
kapalperahu terus menurun hingga berjumlah 1.323 unit pada tahun 2006. Perahu tanpa motor cenderung menurun, yaitu dari 630 unit tahun 1994, menjadi
10 unit tahun 2003, tidak digunakan lagi tahun 2004. Penurunan jumlah perahu tanpa motor, diimbangi dengan keberadaan perahu motor tempel yang terus
77
meningkat, yaitu dari 527 unit tahun 1994 menjadi 966 unit tahun 2006. Seiring dengan upaya perkembangan kegiatan perikanan, nelayan telah beralih dari
penggunaan perahu tanpa motor menjadi perahu motor tempel. Sekitar 50 dari kapal motor di Sukabumi adalah kapal yang beroperasi di PPN Palabuhanratu.
Kapalperahu yang beroperasi di PPN Palabuhanratu, terdiri atas perahu motor tempel dan kapal motor. Jumlah kapal motor dan motor tempel berfluktuasi
Lampiran 6a. Armada penangkapan periode 1993-2006 didominasi jenis perahu motor tempel, yaitu sekitar 60. Kapal purse seine tidak banyak beroperasi di
PPN Palabuhanratu. Kapal purse seine yang ada kebanyakan adalah kapal andon yang berasal dari Pantai Utara Jawa, berjumlah sekitar 5-7 unit. Kapal longline
mulai mendaratkan ikannya di PPN Palabuhanratu pada tahun 2003 berjumlah 29 unit, seiring dengan peningkatan fasilitas yang ada di PPN Palabuhanratu. Pada
tahun 2006 kapal longline di PPN Palabuhanratu berjumlah 34 unit. Pada periode 1994-2006 jumlah alat tangkap di Kabupaten Sukabumi
berfluktuasi Lampiran 5b. Jumlah alat tangkap menurun, yaitu dari 1.294 unit tahun 1994 menjadi 4.256 unit tahun 2006. Periode selanjutnya, jumlah alat
tangkap meningkat. Alat tangkap dominan adalah jaring insang dan pancing. Jaring angkat meningkat tajam pada tahun 2001, mencapai jumlah 1.500 unit.
Jenis alat tangkap di PPN Palabuhanratu terdiri atas rampus, rawai, bagan, payang, pancing, purse seine, gillnet, trammel net dan longline Lampiran 6b.
Alat tangkap dominan adalah pancing, gillnet, bagan dan payang. Gillnet berjumlah 295 unit pada tahun 1993, menurun menjadi 94 unit pada tahun 2006.
Bagan berjumlah 34 unit pada tahun 1993, meningkat menjadi 263 unit pada tahun 2006. Longline, purse seine, dan trammel net merupakan alat tangkap yang
jarang dioperasikan. Jumlah alat tangkap longline 29 unit tahun 2003, meningkat menjadi 34 unit tahun 2006.
Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu selama tahun 1993- 2006 berfluktuasi Lampiran 6c. Pada tahun 1993 nelayan berjumlah 3.028
orang, menurun menjadi 2.608 orang tahun 1994. Penurunan jumlah nelayan relatif besar terjadi tahun 2000, yaitu menjadi 2.354 orang. Jumlah nelayan
kembali meningkat pada tahun 2003 yaitu berjumlah 3.340 orang, dan terus meningkat menjadi 4.371 orang pada tahun 2006.
78
2 Produksi dan Nilai Produksi
Produksi ikan di Kabupaten Sukabumi terutama dari kelompok ikan pelagis dan ikan demersal. Kelompok pelagis yaitu jenis tuna Thunnus spp., cakalang
Katsuwonus pelamis, tongkol Euthynnus sp. dan Auxis sp., tenggiri Scomberomorus commersoni, kembung Rastrelliger spp. dan tembang
Sardinella fimbriata. Ikan demersal meliputi ikan cucut Charcharinus sp., layur Trichiurus spp., pari Dasyatis sp., dan pepetek Leiognathus sp..
Produksi ikan periode 1994-2006 berfluktuasi Lampiran 5c. Produksi meningkat pada periode 1994-1997, dari 7.318 ton tahun 1994 menjadi 10.498 ton
pada tahun 1997. Tahun 2000, produksi menurun tajam menjadi 4.338 ton. Tahun berikutnya, produksi meningkat kembali hingga menjadi 9.347 ton tahun 2006.
Sebagian besar produksi ikan Kabupaten Sukabumi berasal dari PPN Palabuhanratu, yaitu sekitar 40-50. Produksi ikan di PPN Palabuhanratu selama
periode 1994-2006 berfluktuasi Lampiran 6d. Jumlah produksi relatif tetap yaitu berjumlah 3.425 tahun 1994, dan jumlahnya tidak jauh berbeda pada tahun 2004
yaitu 3.368 ton. Produksi meningkat cukup signifikan tahun 2005 berjumlah 6.600 ton, merupakan produksi tertinggi di PPN Palabuhanratu periode tahun tersebut.
Nilai produksi ikan di Kabupaten Sukabumi periode 1994-2006 cenderung meningkat Lampiran 5d. Pada tahun 1994 berjumlah Rp 8.444.153.000,00
menjadi Rp 78.882.052.000,00 pada tahun 2006, atau meningkat sekitar 70 per tahun. Nilai produksi menurun tajam tahun 2000 dibandingkan tahun 1999, yaitu
Rp 21.437.100,00, sementara tahun 1999 berjumlah Rp 41.122.725,00. Persentase peningkatan nilai produksi lebih besar dibandingkan peningkatan
jumlah produksi, atau dapat dikatakan terjadi peningkatan harga ikan. Searah dengan jumlah produksi, nilai produksi ikan di Kabupaten Sukabumi
sekitar 40-50 berasal dari PPN Palabuhanratu. Nilai produksi ikan di PPN Palabuhanratu periode 1994-2006 cenderung meningkat Lampiran 6e, yaitu dari
Rp 3.617.532.450,00 pada tahun 1994 meningkat menjadi Rp 15.273.292.570,00 pada tahun 2003. Peningkatan nilai produksi cukup tajam terjadi pada periode
2005-2006, yaitu menjadi Rp 32.550.910.000,00 pada tahun 2006. Peningkatan nilai produksi tahun 2006, tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi,
atau dapat dikatakan terjadi peningkatan harga ikan di tahun tersebut.
79
4.3 Kabupaten Garut 4.3.1